MENGENAL SELF DEFENSE MECHANISM

Taukah kamu siapa Sigmund Freud ? Pernahkah kamu mendengar namanya ? Sigmund Freud adalah pendiri aliran Psikoanalisis dalam Psikologi yang lebih akrab dikenal dengan Bapak Psikoanalisis. Menurut beliau kehidupan jiwa manusia terdiri dari tiga tingkatan kesadaran yaitu id, ego dan super ego.

Menurut Freud, Id merupakan bagian kepribadian yang paling dasar yaitu dorongan dari dalam individu berupa hasrat atau keinginan secara instan. Ego adalah bagian dari realitas yang menjadi penengah antara Id dan super ego. Sedangkan super ego adalah hati nurani, moral dan norma sosial yang terbentuk sehingga diinternalisasikan.

Dalam aliran psikoanalisis Freud, mekanisme pertahanan ego merupakan strategi psikologis yang dilakukan seseorang, sekelompok orang atau bahkan satu bangsa untuk bertahan dengan kenyataan dan memertahankan citra diri. Individu yang sehat secara mental dapat melakukan mekanisme pertahanan diri selama hidupnya. Namun, apakah mekanisme pertahanan diri yang biasa kita lakukan selalu benar ? atau malah sebaliknya ?

Mekanisme pertahanan diri atau self defence mechanism adalah proses psikologis bawah sadar yang digunakan oleh ego untuk melindungi diri dari kecemasan dan ancaman yang muncul akibat konflik antara id, ego dan super ego seseorang. Mekanisme ini dapat memutar balikkan realitas atau bahkan menekan pikiran yang tidak nyaman agar individu tidak merasa terancam. Mekanisme pertahanan diri yang dibuat seseorang tentu saja dilakukan tanpa Ia sadari namun apa yang Ia proyeksikan merupakan cerminan dari dalam dirinya.

Pada dasarnya strategi-strategi mekanisme pertahanan diri ini tidak mengubah kondiri objektif bahaya namun hanya mengubah cara individu mempersepsikan ancaman emosional dari stressnya. Mekanisme pertahanan diri ini sudah melekat dalam diri individu sejak lahir dengan tujuan untuk melindungi diri dari perasaan cemas, ancaman dan hal-hal yang tidak ingin mereka hadapi.

Singkatnya, mekanisme pertahanan diri ini adalah sebuah keadaan dimana seseorang merasa terancam atau keadaan yang cukup membuat mereka trauma namun mencoba untuk menutupi dan mengganti hal tersebut menjadi suatu hal yang dapat membuat mereka lupa berupa pengalihan.

Terdapat beberapa bentuk dari Self Defence Mechanism, yaitu sebagai berikut.

1.Represi (Repression)

Mekanisme pertahanan diri dimana seseorang menekan perasaan atau ingatan yang tidak menyenangkan ke dalam alam bawah sadar. Misalnya, seorang anak yang mengalami bully mungkin akan menekan ingatannya tentang kejadian itu ke dalam alam bawah sadarnya namun ingatan itu mungkin bisa muncul kembali dalam mimpi ataupun salah ucap yang ia lakukan.

2.Penolakan (Denial)

Mekanisme pertahanan diri ini dimana seseorang menolak untuk menerima atau menyangkal dari kenyataan atau bahkan fakta yang menurutnya tidak mengenakkan. Misalnya, individu yang perokok mengalami gejala penyakit paru-paru lalu dokter memberikan saran untuk berhenti merokok. Namun, ia tetap merokok dan menyangkal bahwa penyakit yang Ia alami bukan karena merokok dan bisa sembuh dengan obat batuk biasa.

3.Reaksi Formasi (Reaction Formation)

Mekanisme pertahanan diri yang obsesif untuk berlebihan, hal ini disebabkan oleh dorongan kecemasan yang ditekan kedalam alam bawah sadar dengan melakukan hal yang bertolak belakang dengan dorongan tersebut. Contohnya seorang yang memiliki perasaan marah dan benci yang sangat kuat terhadap seseorang mungkin dapat berperilaku sangat ramah didepan orang tersebut.

4.Pengalihan (Displacmenet)

Mekanisme pertahanan diri dengan mengalihkan perasaan tidak senang terhadap suatu objek ke objek lain yang lebih memungkinkan sebagai upaca dari egonya untuk melakukan pengalihan. Contohnya, seseorang yang marah kepada temannya mungkin melampiakan kemarahannya tersebut dengan mendiamkan teman yang lainnya.

5.Rasionalisasi (Rationalization)

Mekanisme pertahanan diri dimana seseorang berusaha untuk memuta balikkan fakta yang mengganggu ego dengan berbagai alasan yang dirasa masuk akal. Dengan kata lain, menyelewengkan realitas atau bahkan fakta yang mengancam ego dengan alasan tertentu yang masuk akal sehingga egonya bisa diselemaykan. Rasionalisasi ini bertujuan untuk mencari alasan agar dapat diterima secara sosial untuk dibenarkan dan menyembunyikan hal yang buruk. Rasionalisasi juga dapat muncul ketika seseorang menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura baik dan menganggap hal buruk merupakan hal yang baik dan begipun juga sebaliknya. Contohnya seperti seorang mahasiswa mendapatkan nilai ujian yang buruk dan mengganggap bahwa memang soal ujiannya yang sulit.

6.Proyeksi (Projection)

Mekanisme pertahanan diri yang berupa proyeksi yang terjadi saat seseorang menutupi masalah atau kesalahan dalam dirinya dengan menyalahkan orang lain. Perasaan tidak suka yang berasal dari suatu objek dan dialihkan ke objek lain yang lebih untuk dijadikan sasaran. Mekanisme pertahanan diri ini dilakukan saat seseroang merasa tidak nyaman dengan orang lain. Contohnya saat seseorang merasa marah pada pasangannya yang marah, padahal kemarahan tersebut memang sudah berasal daari dalam dirinya sendiri dikarenakan hal lain.

7.Regresi (Regression)

Mekanisme pertahanan diri yang ketika individu merasa dirinya terancam dan secara tidak sadar, ia bereaksi degan cara yang sama seperti ia waktu kecil. Contohnya, seseorang yang menangis ketika dibentak oleh orang lain, dan menangis merupakan mekanisme pertahanan dirinya yang ia lakukan dari kecil ketika dibentak.

8.Sublimasi (Sublimasi)

Mekanisme pertahanan diri yang terjadi saat individu melakukan suatu tindakan yang ifatnya positif secara sosial dengan tujuan mengalikan atau menggantikan ancaman yang membuatnya merasa tidak nyaman. Contohnya, ketika seseorang mencari kesibukan seperti bermain tinju untuk melampiakan amarahnya.

9.Intelektualisasi (Intellectualization)

Mekanisme pertahanan diri ketika menghadapi masalah maka seseorang dapat mengesampingkan semua emosi yang ia rasakan dan befokus pada hal-hal yang realistis pada kehidupannya. Contohnya ialah ketika seorang pegawai yang ditegur karena melakukan kesalahan pada penginputan data, alih-alih bersedih karena ditegur atasan ia segera mencari solusi dan terus belajar dari kesalahan yang ia lakukan. Seseorang dengan mekanisme pertahanan diri dengan intelektual akan segera mencari solusi dan memperbaiki diri yang berpusat pada dirinya.

10.Kompartementalisasi (Compartmentalization)

Mekanisme pertahanan diri ini ketika cara berpikir seseorang yang memisahkan hal yang bertentangan atau tidak nyaman, sehingga tidak perlu merasa bingung. Contohnya, saat seseorang yang bekerja ditempat yang membuatnya stress berkepanjangan, namun ketika ia berada dirumah dan bersama keluarga ia tidak membawa masalah tersebut sehingga waktu bersama keluarga tidak terganggu oleh pekerjaan.

Jadi, menurutmu apakah Self defense mechanism selalu negatif ?

 

 

Sumber :

https://psikologi.untag-sby.ac.id/web/beritadetail/self-defense-mechanis...

https://pdfs.semanticscholar.org/53e5/1894bec558108a18194320706b031dd808...

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/8621/6/UNIKOM_Metha%20Alifa%20Su...

Penulis: 
Fahri Setiawan S.Kep.,Ners
Sumber: 
Perawat RSJD dr Samsi Jacobalis

Artikel

27/11/2025 | Ns.Melfa Gultom,AMK.S.Kep
27/11/2025 | Eran Doharma Siringo ringo, S.Farm.,Apt.
27/11/2025 | Nopiyana, AM. Kep
25/11/2025 | Siti Fitriyani,S.Kep.,Ns.
25/11/2025 | FELIA,AMK
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori