MARI KENALI KECEMASAN BERLEBIHAN

Merasa cemas ketika sedang menghadapi situasi yang menegangkan adalah hal yang normal. Namun, jika Anda merasakan kecemasan berlebihan tanpa sebab yang jelas, mungkin saja Anda mengalami gangguan kecemasan. Kenali apa saja gejala gangguan kecemasan agar bisa segera ditangani.

Rasa cemas yang normal biasanya akan mereda sendiri ketika faktor pemicu kecemasannya hilang. Misalnya, seseorang yang merasa cemas saat menghadapi ujian akan merasa tenang kembali setelah ujiannya selesai.

Namun, berbeda dengan rasa cemas yang normal, orang yang mengalami kecemasan berlebihan biasanya akan terus merasa cemas tanpa sebab yang jelas. Munculnya rasa cemas berlebihan ini sering kali disebabkan oleh gangguan kecemasan.

Kecemasan berlebihan (gangguan kecemasan umum atau GAD) adalah kondisi mental yang ditandai dengan kekhawatiran yang berlebihan dan sulit dikendalikan, seringkali tanpa alasan jelas. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan berdampak negatif pada kesehatan fisik, termasuk masalah pencernaan, pernapasan, serta risiko penyakit kardiovaskular.

 

Adapun Tipe-Tipe Gangguan Kecemasan dan Gejalanya

Rasa cemas berlebihan bisa disebabkan oleh beberapa jenis gangguan kecemasan, di antaranya:

1. Gangguan kecemasan umum

Generalized anxiety disorder (GAD) atau gangguan kecemasan umum ditandai dengan perasaan cemas, khawatir, atau takut berlebihan, yang berlangsung setidaknya selama 6 bulan.

Orang dengan gangguan kecemasan umum dapat merasa cemas kapan saja, bahkan tanpa ada faktor pemicu stres yang jelas. Selain rasa cemas berlebihan, orang yang menderita gangguan kecemasan umum dapat merasakan gejala lain, seperti:

Susah tidur

Sulit berkonsentrasi

Khawatir berlebihan terhadap hal-hal kecil

Dada berdebar-debar

Keringat dingin

Mudah lelah

Mengalami gangguan pencernaan

2. Gangguan panik

Gangguan panik atau serangan panik adalah gangguan cemas yang ditandai dengan munculnya kecemasan berlebihan atau rasa takut yang sangat intens secara tiba-tiba. Serangan panik ini biasanya terjadi dalam beberapa menit.

Ketika serangan panik muncul, penderita kecemasan berlebihan ini akan merasa tidak berdaya, tidak dapat berpikir dengan tenang, dan merasakan gejala fisik tertentu, seperti nyeri dada, berdebar-debar, sesak napas, pusing, sakit perut, atau merasa seperti akan pingsan.

3. Fobia

Fobia merupakan ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu, misalnya darah, laba-laba, kematian, ketinggian, atau ruangan sempit. Rasa takut yang dialami bahkan bisa sampai membuat penderitanya menghindari objek atau situasi tersebut.

Selain takut saat berhadapan langsung dengan hal yang memicu fobianya, orang yang mengalami fobia juga bisa merasa cemas walau hanya memikirkan tentang hal tersebut.

4. Gangguan kecemasan sosial

Gangguan yang sering juga disebut sebagai fobia sosial ini ditandai oleh rasa cemas yang berlebihan terhadap kondisi sosial sehari-hari, seperti berbicara di depan orang banyak atau menyapa orang lain.

Penderita gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder ini akan menghindari interaksi sosial karena merasa takut dipermalukan, ditolak, atau dinilai rendah oleh orang lain.

5. Gangguan stres pascatrauma

Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma merupakan gangguan kecemasan yang terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa atau kejadian yang menyebabkan trauma psikologis berat, seperti kecelakaan, kekerasan seksual, atau bencana alam.

Penderita PTSD biasanya akan merasakan kecemasan berlebihan dan sering mengingat peristiwa yang dialami, mengalami mimpi buruk yang menyebabkan gangguan tidur, serta muncul rasa takut yang terus-menerus. Gejala ini bisa muncul dalam waktu 3 bulan atau bertahun-tahun setelah kejadian traumatis itu terjadi.

6. Gangguan obsesif kompulsif

Gangguan kecemasan yang juga disebut obsessive-compulsive disorder (OCD) ini membuat penderitanya harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang, misalnya harus mencuci tangan sebanyak 3 kali. Jika hal tersebut tidak dilakukan, ia akan merasa tangannya tetap kotor dan dapat membahayakan dirinya.

Penyebab Munculnya Kecemasan Berlebihan dan Cara Mengatasinya

Penyebab munculnya rasa cemas berlebihan akibat gangguan kecemasan hingga kini belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena gangguan cemas, yaitu:

Faktor genetik

Stres berat yang berkepanjangan, misalnya akibat tekanan batin, masalah keluarga, atau kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi

Riwayat trauma psikologis di masa kecil

Dampak kecemasan berlebihan Fisik, Mental dan Emosional:

1.Masalah pencernaan karena hubungan erat antara otak dan sistem pencernaan.

2.Masalah pernapasan seperti napas pendek atau cepat, serta memperburuk kondisi asma.

3.Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, menyebabkan nyeri dada, dan jantung berdebar.

4.Melemahkan sistem imun tubuh akibat respons stres yang berlebihan.

5.Menurunkan kualitas tidur karena tubuh tetap dalam kondisi "siap".

6.Mengganggu fungsi otak dan sistem saraf pusat.

7.Dapat menyebabkan depresi dan mengganggu hubungan sosial. 

 

Cara mengatasi kecemasan berlebihan

1.Cari bantuan professional: Konsultasi dengan psikolog atau psikiater sangat penting jika kecemasan sudah mengganggu aktivitas.

2.Terapkan gaya hidup sehat:

a.Konsumsi makanan bergizi seimbang, seperti yang kaya akan vitamin B dan asam lemak omega-3, dan batasi gula serta karbohidrat olahan.

b.Pastikan tidur yang cukup dan berkualitas.

c.Olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi stres.

3.Kelola stres:

a.Latih teknik relaksasi seperti pernapasan dalam.

b.Bicarakan perasaan Anda dengan orang yang dipercaya.

c.Kurangi pemicu stres, misalnya dengan "diet" media sosial jika overthinking sering dipicu oleh media sosial. 

 

Kapan harus mencari bantuan professional?

Segera cari bantuan profesional jika rasa cemas yang dialami sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, kehidupan sosial, atau disertai dengan pikiran menyakiti diri sendiri. Diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai dapat membantu mengatasi gangguan kecemasan secara efektif. 

 

Psikoterapi

Saat menjalani psikoterapi, Anda dapat menceritakan dan meluapkan apa yang dirasakan. Selain itu, psikolog atau psikiater akan memberi saran tentang cara memahami dan mengatasi kecemasan berlebihan. Anda juga akan dibimbing untuk mengurangi stres, misalnya dengan relaksasi atau meditasi. Teknik psikoterapi yang dijalani ada bermacam-macam, tergantung apa penyebab kecemasan berlebihan yang Anda rasakan. Namun, teknik psikoterapi yang umum dilakukan adalah terapi perilaku kognitif.

 

Pemberian obat-obatan

Pemberian obat-obatan hanya bertujuan untuk meredakan gejala kecemasan dan harus dilakukan oleh psikiater. Obat yang biasanya diresepkan oleh psikater untuk meredakan gangguan cemas adalah obat-obatan penenang dan antidepresan.

Cara Mengendalikan Kecemasan Berlebihan

Guna mengendalikan atau mengatasi kecemasan berlebihan, penanganan medis oleh psikolog atau psikiater juga harus disertai dengan langkah-langkah berikut ini:

1.Hindari mengonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, atau minuman berenergi karena dapat memperburuk gejala gangguan kecemasan.

2.Lakukan olahraga secara teratur, seperti joging, senam aerobik, dan bersepeda untuk membantu mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati.

3.Istirahat yang cukup selama 7–9 jam setiap malam.

4.Coba untuk curhat atau bercerita kepada orang terdekat mengenai perasaan Anda dan masalah yang Anda hadapi.

5.Hindari mengonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, dan merokok karena bisa memperparah gangguan kecemasan yang dialami.

Kecemasan berlebihan tidak bisa hilang begitu saja tanpa adanya penanganan medis. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater jika rasa cemas yang dialami sudah mengganggu aktivitas sehari-hari atau kehidupan sosial Anda, terlebih jika disertai dengan menyakiti diri bahkan pikiran untuk bunuh diri.

 

REFRENSI :

Anxiety and Depression Associaton of America ADAA. Generalized Anxiety Disorder (GAD).

Anxiety and Depression Associaton of America ADAA. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Brennan, D. WebMD (2022). Anxiety Disorders.

Mind UK (2021). Anxiety and Panic Attacks.

National Institutes of Health (2022). National Institute of Mental Health. Anxiety Disorders.

Williamson, J. B., Jaffee, M. S., & Jorge, R. E. (2021). Posttraumatic Stress Disorder and Anxiety-Related Conditions. Behavioral Neurology and Psychiatry, 27 (6), pp. 1738–1763.

Richards, A., Kanady, J. C., & Neylan, T. C. Sleep disturbance in PTSD and other anxiety-related disorders: an updated review of clinical features, physiological characteristics, and psychological and neurobiological mechanisms. Neuropsychopharmacology, 45 (1), pp. 55–73.

Penulis: 
indah Wulandari, S.Kep
Sumber: 
Perawat RSJD dr Samsi Jacobalis

Artikel

27/11/2025 | Ns.Melfa Gultom,AMK.S.Kep
27/11/2025 | Eran Doharma Siringo ringo, S.Farm.,Apt.
27/11/2025 | Nopiyana, AM. Kep
25/11/2025 | Siti Fitriyani,S.Kep.,Ns.
25/11/2025 | FELIA,AMK
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori