Rokok Elektronik atau rokok elektrik atau lebih dikenal vape sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tembakau konvensional. Banyak pengguna percaya bahwa karena tidak mengandung tar, vape tidak menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Namun, berbagai penelitian terkini menunjukkan bahwa rokok Elektronik tetap berbahaya dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh, terutama jika digunakan dalam jangka panjang.
Rokok Elektronik adalah produk dengan atau tanpa nikotin dan perisa yang digunakan dengan cara menghisap uap hasil pemanasan dari alat pemanas elektronik. Rokok Elektronik disebut juga vape, vape pens, e- hookah atau cigalikes. Aerosol hasil pemanasan dapat mengantarkan zat seperti nikotin atau Tetrahidrokanabinol (Tetrahydrocannabinol/THC)
Apa Saja Kandungan Rokok Elektronik?
Nikotin, Formalin/Pengawet Mayat, Partikel Logam, Akrolein/Bahan parfum, bahan pembuat plastik, Partikel Silika/Penyebab Kanker Paru, Acetalehyde /Pelarut pewarna dan karet sintetis
Kandungan Nikotin pada Rokok Elektronik 1 mini poddi vape sama dengan 20 rokok konvensional. Garam nikotin memungkinkan penghirupan dosis nikotin yang lebih tinggi.
Adakah dampak Rokok Elektronik pada kesehatan paru dan sistem pernapasan.
Penelitian menunjukkan dampak rokok elektronik pada sistem paru dan pernapasan: Iritasi saluran napas, Meningkatkan gejala pernapasan, Meningkatkan risiko bronchitis, Meningkatkan risiko asma, Meningkatkan risiko PPOK, Risiko penyakit bronkiolitis obliterans, Risiko pneumotoraks, Risiko kanker paru, Risiko pneumonitis, Risiko EVALI.
Apa itu EVALI?
EVALI yang meruakan singakatan dari “e-cigarette or vaping use-associated lung injury” adalah kasus Cidera (kerusakan) Paru yang berat berkaitan dengan penggunaan produk rokok elektrik dan vaping, yang pertama kali teridentifikasi selama tahun 2019. Uap yang dihasilkan oleh rokok elektrik mengandung partikel halus seperti halnya asap yang dibakar oleh rokok konvensional yang dikenal sebagai particulate matter (PM). Partikel halus itu bersifat toksik merusak jaringan atau bersifat iritatif. Kerusakan paru berat berkaitan dengan penggunaan produk rokok elektrik dan vaping 2600 kasus dengan 68 kematian dari 2019-2020.
Kesimpulannya, prevalensi pengguna rokok elektronik meningkat, terutama pada remaja dan dewasa muda. Kandungan bahan berbahaya dalam rokok elektronik sama dengan rokok konvensional, meskipun dalam kadar yang sedikit bukan berarti aman untuk digunakan. Penggunaan rokok elektronik secara mendasar mengubah kondisi imunologi dan fisiologis paru dan menyebabkan penyakit. Tidak ada dosis aman untuk terhindar dari dampak kesehatan akibat rokok maupun rokok elektronik. Berhenti merokok, apapun jenisnya menjadi pilihan terbaik untuk menjaga Kesehatan.
Referensi:
1.Materi di webinar kesehatan” Dampak Rokok Elektronik terhadap Kesehatan “ oleh DR. dr. Feni Fitriani Taufik, Sp.P(K) Perhimpunan Dokter Paru Indonesia pada tanggal 11 Desember 2024
2.Materi di webinar kesehatan” Dampak Rokok Elektronik terhadap Kesehatan “ , Bahaya Bahan Tambahan (Perisa, Pewarna dan Aroma) pada rokok elektronik oleh Mochammad Yuwono, Departemen Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi Universitas Airlangga pada tanggal 11 Desember 2024
3.EVALI Belok SH, et al. E-cigarette, or vaping, product use-associated lung injury: a review. Pneumonia. 2020 Oct;12

