Keluarga merupakan sebuah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari orang tua dan anak-anak . Setiap anggota keluarga memiliki perannya masing-masing. Dahulu, peran ayah sering dikaitkan sebagai pencari nafkah utama. Sementara itu, ibu bertanggung jawab atas semua kebutuhan rumah tangga dan mengurus rumah tangga, seperti memasak, membersihkan rumah, dan merawat anak-anak. Meskipun demikian, mereka merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Apabila salah satu peran-peran tersebut tidak dilakukan dengan semestinya, maka hal tersebut dapat disebut dengan disorganisasi keluarga. Disorganisasi keluarga sendiri merupakan sebuah keretakan dalam keluarga sebagai satu kesatuan karena para anggotanya tidak berhasil memenuhi tanggung jawab yang sesuai dengan peran sosial mereka masing - masing. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya disorganisasi keluarga ini, termasuk perceraian orang tua, kematian orang tua, perselisihan keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, masalah ekonomi, dan bahkan kecanduan narkoba. Ketidakstabilan ini berdampak pada semua anggota keluarga, terutama anak-anak. Disorganisasi keluarga dapat memepengaruhi ketidakstabilan emosional anak. Anak-anak mungkin merasa bingung, anxietas, dan tidak aman.
A. Dampak Negatif Terhadap Anak yang Mengalami Disorganisasi
1. Anak akan emiliki citra diri yang buruk serta percaya diri dan harga diri yang rendah
2. Anak mudah marah dan lebih suka menyendiri
3. Rentan mengalami kecanduan alkohol, obat-obatan atau merokok
4. Rentan mengalami gangguan mental
5. Prestasi akademik anak menurun, akibat sulit berkonsentrasi
6. Resiko melakukan tindakan menyakiti diri
7. Rentan terhadap masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan paranoia.
8. Anak kurang disiplin dan tidak bertanggung jawab karena tidak memiliki panutan untuk diteladani saat tumbuh dewasa.
B. Jenis dan Bentuk Disorganisasi Keluarga
1. Putus Perkawinan
Disorganisasi keluarga yang sering dijumpai umumnya disebabkan oleh adanya putus perkawinan atau perceraian. Perkawinan yang pisah ranjang juga termasuk dalam kategori ini. Dampaknya dapat dirasakan oleh anak-anak, baik dari segi mental maupun psikis pada anak tersebut.
2. Kekurangan dalam keluarga
Kekurangan yang dimaksud berkaitan dengan masalah komunikasi dan lainnya. Akibatnya, muncul kesalahpahaman antar anggota keluarga yang dapat memicu terjadinya perselisihan. Kondisi ini disebut sebagai empty shell family.
3. Krisis keluarga
Krisis keluarga terjadi karena salah satu anggota keluarganya meninggalkan rumah tangga. Penyebabnya bisa karena meninggal dunia, dipenjara.
4. Unit keluarga tidak lengkap
Disorganisasi keluarga yang sering dijumpai umumnya disebabkan oleh putus perkawinan atau perceraian. Perkawinan yang pisah ranjang juga termasuk dalam kategori ini. Dampaknya dapat dirasakan oleh anak-anak, baik dari segi mental maupun psikis.
C. Cara Mengatasi Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada perkembangan anak. Oleh karena itu, penanganan yang tepat perlu dilakukan untuk membantu mengatasi masalah yang ada dalam anggota keluarga dan meminimalkan dampaknya terhadap anak. Terapis keluarga dapat membantu memahami dan mengatasi terjadinya konflik serta meningkatkan komunikasi yang efektif antara anggota keluarga. Terapi keluarga juga dapat membantu membangun pola hubungan yang positif dan memberikan dukungan emosional kepada anak. Anak yang terpengaruh oleh disorganisasi keluarga dapat memperoleh manfaat dari konseling individu. Melalui konseling, anak dapat mengungkapkan perasaan dan pengalaman mereka dengan aman dan mendapatkan dukungan yang diperlukan. Konselor dapat membantu anak mengembangkan keterampilan pengaturan emosi, meningkatkan harga diri, dan mengatasi masalah yang muncul akibat disorganisasi keluarga. Menyediakan dukungan sosial yang memadai bagi anak sangat penting dalam penanganan disorganisasi keluarga. Dukungan sosial dapat berasal dari keluarga yang lebih luas, teman sebaya, guru, atau masyarakat sekitar. Program pendidikan keluarga dan dukungan orang tua dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi yang dibutuhkan untukmenciptakan lingkungan yang lebih stabil dan mendukung bagi anak.
Daftar Pustaka
1. https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/disorganisasi-keluarga-pengertia...
2. https://www.alodokter.com/komunitas/topic/apa-dampak-disorganisasi-kelua...
3. https://hellosehat.com/parenting/disorganisasi-keluarga/

