Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan berita bahwa sepanjang Januari-November 2022 sebanyak 619 anak di Kabupaten Bantul terkena TBC (Tuberkulosis) seperti dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Faktor yang menyebabkannya pun belum bisa dideteksi secara pasti. Ada beberapa faktor yang dicurigai yaitu masih banyak penderita TBC yang belum teridentifikasi dan belum diobati.
Anak memang rentan terinfeksi segala macam penyakit, resiko terkena penularan penyakit pun sangat tinggi. Untuk itu sebagai orang tua sebaiknya lebih diwaspadai pergaulan anak-anak dan kontak dengan orang dewasa dengan gejala TBC. TBC pada anak cenderung lebih sulit dideteksi yang mengakibatkan anak bisa saja terlambat ditangani. Ada beberapa ciri-ciri TBC pada anak yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Kontak erat dengan pengidap TBC
2. Sering demam atau demam berkepanjangan lebih dari dua minggu,
3. Suhu tubuh demam terkait TBC biasanya tidak terlalu tinggi
4. Nafsu makan menurun
5. Berat badan turun atau tidak naik dalam waktu dua bulan berturut-turut sehingga pertumbuhan melambat
6. Batuk terus-menerus lebih dari tiga minggu dan tidak sembuh setelah diobati
7. Badan tampak lemas dan tidak aktif
8. Berkeringat di malam hari
Metode pemeriksaan TB Paru pada anak ada beberapa macam yaitu pemeriksaan fisik dan foto Rontgen dada. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, dokter akan melakukan tes kulit tuberkulin atau tes Mantoux. Apabila tes tuberculin positif, kemungkinana besar anak memang terinfeksi sesuai gejala yang ada. Tes tambahan untuk lebih memastikannya yaitu pemeriksaan dahak dan kulltur dahak, agar diketahui apakah virus TB berada di saluran pernapasan anak atau tidak.
Pengobatan TB Paru pada anak
Setelah terpapar bakteri TBC, anak lebih rentan mengembangkan kondisi TBC laten menjadi penyakit TBC aktif. TBC laten adalah kondisi ketika bakteri telah berada dalam tubuh, tapi tidak aktif berkembang biak. Terdapat perbedaan pengobatan pada kasus TB laten dan TB aktif pada anak.
Berikut penjelasannya berdasarkan situs Centers for Disease Control and Prevention.
1. Pengobatan TBC laten pada anak
Anak-anak dengan TBC laten biasanya akan menerima pengobatan dengan isoniazid-rifapentine selama 12 minggu. Obat alternatif yang mungkin dokter berikan untuk mengatasi TB laten pada anak adalah rifampin selama 4 bulan, atau isoniazid selama 9 bulan.
2. Pengobatan penyakit TBC aktif pada anak
Jika TBC laten telah berkembang menjadi penyakit TBC, anak harus menjalani pengobatan selama 6 hingga 9 bulan. Obat TBC yang biasanya dokter berikan tidak berbeda jauh dengan obat-obatan TB laten, seperti isoniazid dan rifampicin.
Penting untuk orangtua ingat bahwa anak harus minum obat sampai habis dan sesuai dengan resep dokter. Jika tidak, anak berisiko mengalami kekambuhan ketika sudah beranjak dewasa, serta berpotensi terkena resistensi obat.
Adapun beberapa pencegahannya antara lain :
- Tutup mulut atau hidung saat batuk atau bersin dengan menggunakan tisu, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
- Tidak sembarangan meludah karena ludah dapat menjadi media penularan kuman.
- Selalu menjaga kebersihan rumah ventilasi udara yang baik dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar dan matahari bisa keluar masuk dengan baik.
- Jangan biarkan anak tidur satu kamar dengan orang lain, dicium, dan digendong sembarangan.
DAFTAR PUSTAKA
Detikedu, "619 Anak di Bantul Kena TBC, Dosen UM Surabaya Jelaskan Bahaya Anak Dicium" 2022
Alodokter.com. Diakses pada 2022. Kenali TBC pada anak dan pengobatan yang tepat
Hellosehat.com. Diakses pada 2022. TBC pada Anak