Akhir-akhir ini sering terdengar berita di media sosial tentang kejadian bahwa suami melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga membunuh istrinya yang dipicu oleh faktor cemburu begitupun sebaliknya. Terlintas difikiran kita bahwa mengapa kejadian tragis tersebut bisa terjadi? Banyak orang yang menganggap bahwa hal tersebut adalah tidak sewajarnya dan tidak sedikit pula masyarakat menganggap bahwa tindakan yg telah dilakukan oleh pelaku tersebut merupakan salah satu bentuk gangguan mental. Dalam istilah medis gangguan mental ini juga disebut dengan waham atau delusi.
Waham atau delusi merupakan salah satu jenis gangguan mental serius. Dalam istilah medis, delusi disebut juga psikosis yang ditandai dengan kesulitan untuk membedakan mana hal yang bersifat kenyataan dan mana yang merupakan imajinasi. Meskipun sudah terbukti bahwa apa yang diyakininya tidak benar, dia tetap berpegang teguh pada pemikirannya dan menganggap bahwa apa yang diyakini tersebut benar serta dapat membuat penderitanya sulit untuk menjalin interaksi sosial dengan orang lain serta menjalani hidup yang produktif. Pada tahap yang lebih serius, waham bisa muncul sebagai gejala dari gangguan mental psikosis. Kondisi ini berbahaya bagi pasien dan orang disekitarnya. Untuk itu sangat penting bagi kita memahami lebih dalam tentang apa itu Waham atau delusi?
Penyebab dan Faktor Risiko Waham
Penyebab terjadinya waham belum diketahui secara pasti tetapi kelainan mental ini diketahui berkaitan dengan beragam faktor pemicu, mulai dari faktor keturunan, biologis, lingkungan serta gangguan psikologis. Terdapat 8 situasi yang memungkinkan perkembangan waham, yaitu peningkatan harapan, mendapat terapi sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial misalnya fenomena pasung, situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya harga diri, situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain, dan situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap sesuatu.
Jenis-jenis waham (delusi)
Waham Kebesaran (grandiose)
Penderita waham cenderung merasa lebih berkuasa, hebat, cerdas, dan memiliki status sosial yang lebih tinggi, serta meyakini bahwa dirinya telah melakukan suatu penemuan penting atau memiliki talenta yang hebat.
Erotomania
Penderita waham meyakini bahwa dirinya sangat dicintai atau dikagumi oleh orang lain, biasanya orang yang terkenal atau memiliki kedudukan penting.
Waham kejar (persecutory)
Penderita waham selalu merasa terancam, karena dia yakin bahwa ada orang lain yang hendak menganiaya dirinya, memata-matai, atau berencana mencelakainya. Orang yang memiliki waham kejar juga cenderung sulit mempercayai orang lain.
Waham cemburu
Penderita waham percaya bahwa pasangannya tidak setia kepada dirinya. Tetapi hal ini tidak didukung dengan fakta apa pun. Terkadang orang yang memiliki gangguan waham ini bisa menjadi sangat mudah cemburu dan obsesif dengan pasangannya.
Waham rujukan
Penderita waham sering mengaitkan suatu kejadian dengan peristiwa tertentu, padahal keduanya tidak berhubungan sama sekali.
Waham aneh (bizarre)
Penderita waham ini membuat penderitanya sering meyakini hal-hal yang aneh dan tidak masuk akal.
Waham campuran
Penderita waham ini mengalami 2 jenis waham atau lebih, misalnya campuran antara waham aneh dan erotomania.
Waham agama
Merupakan keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham somatik
Merupakan keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham nihlistik
Merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Gejala-gejala Waham
Seseorang dikatakan menderita waham apabila dia mengalami gejala waham setidaknya selama 1 bulan dan dapat bertahan dalam beberapa bulan, namun bisa juga lebih lama dengan intensitas yang datang dan pergi. Gejala waham bisa berbeda-beda pada setiap orang, tetapi umumnya berupa perubahan mood dan emosi, misalnya mudah marah, bicara aneh dan tidak nyambung, merasa cemas dan dirinya sedang terancam, meyakini hal-hal yang tidak masuk akal, perubahan perilaku,halusinasi, misalnya penderita waham merasa bahwa dirinya kerap melihat sosok tertentu, padahal sosok tersebut tidak dilihat oleh orang lain.
Cara Penanganan Penderita Waham
Orang yang menderita waham perlu mendapatkan pemeriksaan dan penanganan dari psikiater. Untuk memeriksa kondisi pasien, psikiater bisa melakukan pemeriksaan kejiwaan. Setelah penyebab dan jenis waham yang dialami diketahui, maka psikiater akan memberikan penanganan untuk memperbaiki gejala dan kualitas hidup pasien. Penanganan ini bisa berupa pemberian obat-obatan antipsikotik dan psikoterapi, misalnya terapi perilaku kognitif.
Waham atau delusi merupakan salah satu jenis gangguan mental serius. Dalam istilah medis, delusi disebut juga psikosis yang ditandai dengan kesulitan untuk membedakan mana hal yang bersifat kenyataan dan mana yang merupakan imajinasi. Oleh karena itu, perlu bagi kita mengenal lebih dalam tentang penyebab dan faktor risiko, jenis-jenis waham, gejala waham, dan cara penanganan untuk penderita waham. Orang yang menderita waham perlu mendapatkan pemeriksaan dan penanganan dari psikiater. Penanganan ini bisa berupa pemberian obat-obatan antipsikotik dan psikoterapi, misalnya terapi perilaku kognitif. Selain itu, dukungan dari keluarga terdekat juga sangat berpengaruh atas kesembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Kevin. 2021. Penderita Gangguan Delusi Suka Meyakini Yang Aneh-aneh. Diakses 26 Juni 2022 dari https://www.alodokter.com
Faradiba, Nadia. 2021. Mengenal Waham, Gangguan Mental yang Menyebabkan Delusi. Diakses 25 Juni 2022 dari https://www.kompas.com
Kesehatan Mental. 2021. Waham: Salah Satu Tanda Penyakit Jiwa Skizofrenia. Diakses 26 Juni 2022 dari https://hellosehat.com