Keluarga digolongkan menjadi sebuah system. Karena sebagai suatu sistem, keluarga mempunyai anggota diantaranya ayah, ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal di dalam rumah tangga tersebut. Dalam mencapai tujuan bersama penting anggota keluarga tersebut untuk saling berinteraksi, interelasi, dan interdependensi.
Keluarga sendiri merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga memiliki peran dalam menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Akan menjadi sia-sia keberhasilan keperawatan yang dicapai di rumah sakit jika tidak dilanjutkan dengan perawatan di rumah secara baik oleh anggota keluarga. Secara empiris, kualitas kehidupan keluarga memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap kesehatan.
Pemberian dukungan yang dilakukan oleh keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Dengan adanya pemberian dukungan, munculnya rasa percaya diri akan bertamabah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan semakin meningkat.
Dukungan keluarga dapat diartikan sebagai sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Pandangan anggota keluarga terhadap orang yang mendukung selalu bersifat siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Terdapat peran keluarga di dalam fungsi perawatan kesehatan keluarga yang harus dilaksanakan antara lain adalah:
Peran Sebagai Ayah
Ayah yang merupakan suami dari istri dan ayah bagi anak- anaknya berperan sebagai pencari nafkah, pelindung, pemberi rasa aman dan pendidik bagi keluarga. Ayah juga sebagai kepala keluarga, anggota masyarakat dan lingkungan, serta anggota kelompok sosial.
Peran Sebagai Ibu
Ibu yang merupakan istri dari Ayah dan ibu bagi anak-anaknya memiliki peran untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak- anaknya. Ibu merupakan salah satu anggota masyarakat dan lingkungan, anggota kelompok sosial, serta dapat berperan pula sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
Peran Sebagai Anak
Anak dalam melaksanakan peran psikososialnya di sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik secara fisik, mental, sosial, dan spiritualnya.
Keluarga sendiri memiliki berbagai fungsi, diantara: fungsi reproduksi; fungsi afektif; fungsi sosialisasi dan penempatan sosial; fungsi ekonomi dan fungsi perawatan kesehatan.
Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan yaitu:
- Keluarga mengenali masalah kesehatan yang ada dalam keluarga. Orang tua harus dapat mengenali keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Secara tidak langsung akan menjadi perhatian orang tua atau keluarga bila terjadi perubahan sekecil apapun yang dialami oleh anggota keluarga. Saat menyadari adanya perubahan pada keluarga, perlu dicatat perubahan apa yang terjadi, kapan terjadinya, dan seberapa besar perubahannya.
- Keluarga dapat memutuskan tindakan kesehatan yang tepat dalam menangani masalah kesehatan keluarga. Upaya yang utama dilakukan keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan adanya pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan yang diputuskan diharapkan mampu mengurangi bahkan mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga.
- Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami permasalahan kesehatan. Keluarga yang mengalami masalah kesehatan perlu perhatian dari anggota keluarganya, serta memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah kesehatan yang terjadi tidak tambah parah. Keluarga dapat melakukan perawatan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
- Keluarga dapat memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarganya.
- Keluarga dapat memanfaakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di sekitarnya dalam membantu kesehatan anggota keluarganya.
Bentuk Dukungan Keluarga di Bidang Kesehatan
Terdapat beberapa bentuk dukunga keluarga diantaranya adalah:
1. Dukungan Informasional
Dalam dukungan ini keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi mengenai dunia. Menyampaikan penjelaskan tentang pemberian sugesti, saran, informasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Dukungan ini bermanfaat dalam menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek yang termasuk kedalam dukungan ini antaralain usulan, saran, nasehat, petunjuk dan pemberian informasi.
2. Dukungan Penilaian
Dalam dukungan ini keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik; membimbing dan menengahi pemecahan masalah; sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan perhatian, support, dan penghargaan.
3. Dukungan Instrumental
Dalam dukungan ini keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, dimana kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan dipenuhi oleh anggota keluarga lainya.
4. Dukungan Emosional
Dalam dukungan ini keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. adapun aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, perhatian, mendengarkan dan didengarkan, serta adanya kepercayaan.
Sumber Dukungan Keluarga
Adapun sumber dukungan yang diperoleh keluarga terbagi menjadi dua: Sumber dukungan yang pertama yaitu dari dukungan sosial keluarga internal seperti dari suami kepada istri atau sebaliknya istri kepada suami, orangtua kepada anak atau anak kepada orangtuanya, selain itu dukungan antara saudara sekandung, saudara sepupu, dan lain-lain. Sumber dukungan yang kedua berasal dari dukungan sosial keluarga eksternal antaralain dukungan yang berasal dari keluarga inti lainnya (dalam jaringan kerja sosial keluarga) misalnya, dari keluarga mertua, keluarga kerabat jauh, keluarga rekan kerja, dan sebagainya.
Sumber: Burlian, P. 2016. Patologi Sosial. PT Bumi Aksara. Jakrta.
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta.
Nadirawati. 2018. Buku Ajarar Asuhan Keperawatan Keluarga Teori dan Aplikasi Praktik. Bandung: PT Refika Aditama.
Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.