TUBERCULOSIS

Kuman dan Cara Penularan nya

  1. Tuberculosis

Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC(Mycobacterium tuberculosis).Sebagian besar kuman TBC menyerang paru,tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman berbentuk batang,mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan.Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam(BTA).Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung ,tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang ,mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada yang gelap dan lembap.Dalam jaringan tubuh kuman ini dormant,tertidur lama selama beberapa tahun.

       2, Cara Penularan

Sumber penularan adalah TBC BTA positif.Pada waktu batuk atau bersin,penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet(percikan ludah.Droplet yang mengandung kuman dapat betahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam.Orangdapat terinfeksi kalu droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan,kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya,melalui system peredaran darah,sistem saluran limfe,saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian – bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang di keluarkan dari parunya.Makin tinggi derajat piositif hasil pemeriksaan dahak,makin menular penderita tersebut.Bila hasil pemeriksaan dahak negatip( tidak terlihat  kuman),maka penderita tersebut dianggap tidak menular.Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC di tentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

3.  Resiko penularan.

Resiko penularan setiap tahun ( Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI ) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan variasi antara 1-3 %.Pada daerah ARTI sebesar 1%,berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk ,10 orang akan terinfeksi.Sebagian besar orang yang terinfeksi  tidak akan menjadi penderita TBC,hanya 10 % dari yang terinfeksi yang akan terinfeksi yang akan menjadi penderita TBC.Dari keterangan tersebut diatas,dapat di perkirakan bahwa pada daerah dengan ARTI 1% maka diantara 100.000 penduduk rata – rata terjadi 100(seratus) penderita tuberculosis setiap tahun,dimana 50 penderita adalah BTA positif.Faktor yang  mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TBC adalah  BTA positif.

4..Riwayat terjadinya Tuberculosis.

  • Infeksi Primer

Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC .Droplet  yang terhirup sangat kecil ukurannya,sehingga dapat melewati  sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap di sana. Infeksi  dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak  dengan cara membelah diri di paru,yang mengakibatkan peradangan di dalam paru.Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru, dan disebut sebagai kompleks primer.Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah  4 – 6.minggu.Adanya infeksi  dapat di buktikan dengan terjadinya perubahan reaksi  tuberculin  dari negative menjadi positif.

Kelanjutan setelah infeksi primer tergantungdari banyak nya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC.Meskipun demikian,ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur).kadang – kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman,akibatnya dalam beberapa ,yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit,diperkirakan sekitar 6 bulan.

  • Tuberculosis  Pasca Primer (Post Primary TBC )

Tuberkulosis  pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer ,misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi  HIV atau sstatus gizi yang buruk.Ciri khas dari tuberculosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas  dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

  • Komplikasi Pada Penderita Tuberculosis

Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut:

  • Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah ) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
  • Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial
  • Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan

ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.

  • Pneumotorak (adanya udara didalam rongga pleura)spontan: kolaps spontan karena karena kerusakan jaringan paru.
  • Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
  • Insufisiensi Kardio pulmoner(Cardio Pulmonary Insufficiency)
  • Penderita  yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inapdi rumah sakit.
  • Pengaruh Infeksi HIV.                                                                                                                                                                          

Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler (Celluler immunity),  sehingga jika terjadi infeksi oportunistik, seperti tuberculosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bias mengakibatkan kematian.

Bila jumlah terinfeksi HIV meningkat, dengan demikian penularan TBC di masyarakat akan meningkat pula.

GEJALA – GEJALA TUBERKULOSIS  ( TBC )

  1. Gejala utama

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih.

  1. Gejala tambahan, yang sering di jumpai :
    • Dahak bercampur darah.
    • Batuk darah.
    • Sesak nafas dan rasa nyeri dada.
    • Badan lemah,nafsu makan menurun,berat badan turun,rasa kurang enak badan ( malaise),berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan demam meriang lebih dari sebulan.Gejala – gejala tersebut diatas di jumpai pula pada penyakit paru selain tuberculosis. Oleh sebab itu setiap orang yang dating ke UPK  dengan gejala  tersebut diatas,harus dianggap sebagai seorang “ suspek tuberculosis”  atau tersangka penderita TBC dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.

Klasifikasi Penyakit  dan Tipe penderita

Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita tuberculosis memerlukan suatu  ‘definisi kasus’ yang memberikan batasan baku setiap klasifikasi dan tipe penderita.Ada 4 hal yang perlu di perhatikan dalam menentukan definisi kasus  yaitu :

  •  Organ  tubuh yang  sakit : paru, ekstra paru
  •  Hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung : BTA positif atau BTA negative
  • Riwayat pengobatan sebelumnya : baru atau sudah pernah diobati ;
  • Tingkat keparahan penyakit : ringan atau berat
  1. Tujuan Penentuan Klasifikasi Penyakit  dan Tipe Penderita

             Penentuan klasifikasi penyakit  dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan paduan OAT  yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan dimulai.

         2. Klasifikasi Penyakit

              a. Tuberculosis Paru.

                     Tuberculosis paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru ,tidak termasuk pleura (selaput paru )

                      Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak,TBC paru dibagi dalam:

                      1) Tuberculosis Paru BTA Positif

                            - Sekurang – kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.

                             - 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberculosis aktif.

                       2) Tuberculosis  Paru BTA Negatif

                            Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS  hasilnya BTA negative dan rontgen dada menunjukkan gambaran tuberculosis aktif.TBC paru BTA Negatif Rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya,yaitu bentuk berat dan ringan.Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas                ( misalnya proses “ far advanced “ atau millier ) , dan / atau keadaan umum penderita buruk.

                        3) Tuberculosis Ekstra Paru

                             Tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,misal pleura,selaput otak, selaput jantung ( pericardium ),kelenjar lymfe, tulang, persendian , kulit ,usus ,                                 ginjal ,saluran kencing ,alat  kelamin dan lain –lain. TBC ekstra –paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :

                        4) TBC Ekstra paru  ringan

                              Misalnya : TBC kelenjar limphe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang ( kecuali tulang belakang), sendi , dan kelenjar adrenal.

                         5) TBC ekstra – paru berat

                              Misalnya : meningitis , millier ,perikarditis,peritonitis eksudativa duplex,TBC tulang belakang,TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin.

3.TIPE PENDERITA

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.Ada beberapa tipe penderita yaitu:

  1. Kasus baru

Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan ( 30 dosis harian )

       2. Kambuh ( Relaps )

Adalah penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobtan tuberculosis dan telah dinyatakah berobbatan sembuh ,kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

       3. Pindahan (transfer in)

Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini.penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan / pindah.

       4. Setelah lalai ( Pengobatan setelah default/  drop – out )

Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih,kemudian dating hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

      5. Lain – lain

        a. Gagal

  • Adalah penderita BTA positif  yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satubulan sebelum akhir pengobatan ) atau lebih.
  • Adalah penderita dengan hasil BTA negatif Rontgen positif menjadi BTA positif pada  akhir bulan ke 2 pengobatan.b. Kasus kronis.

            Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2.

            Pengobatan tuberculosis

 Tujuan pengobatan:

  1. Menyembuhkan penderita
  2. Mencegah kematian
  3. Mencegah kekambuhan
  4. Menurunkan tingkat penularan
  • Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.
  • Lama pengobatan selama  6 bulan,dan mendapatkan pengobatan di puskesmas setempat dan RSU pemerintah.

Refrensi : Buku Pedoman Nasional penanggulangan TUBERCULOSIS Departemen Kesehatan RI,Jakarta 2002.

Penulis: 
dr. Risa Rianita
Sumber: 
Humas RSJD Babel

Artikel

24/04/2024 | Efa Zulli Nursekha, AMK
23/04/2024 | Rosmala Dewi,AMK
23/04/2024 | Rosmala Dewi,AMK
19/04/2024 | RISKI MELINDA, AMK
19/04/2024 | Rosmala Dewi,AMK
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori