TREN VAPE (E-CIGARETTE): LEBIH BAIK DARI ROKOK KONVENSIONAL?

Perilaku merokok menjadi salah satu faktor risiko penyakit yang menyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia. Salah satu jenis rokok yang tengah di gandrungi adalah rokok elektronik. Daya Tarik rokok elektronik semakin meningkat dengan adanya rokok elektronik yang memiliki banyak perisa (flavour) di dalam cairan rokok elektronik. Sehingga membuat industri rokok elektronik mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Indonesia, banyak kalangan muda yang mencoba-coba menggunakan rokok jenis ini. Begitu juga di kalangan perokok konvensional, banyak yang mencoba beralih ke rokok elektronik karena dianggap lebih aman dan lebih stylish tanpa mengurangi sensasi merokok seperti rokok konvensional. 

Apa itu rokok elektronik? 

Rokok elektronik (Electronic Nicotine Delivery Systems atau E-Cigarette) atau yang biasa di sebut Vape adalah rokok masa kini yang merupakan inovasi terbaru dari rokok konvensional. Rokok elektronik juga dapat diartikan sebagai komponen perangkat elektronik yang digunakan untuk menghirup aerosol (uap/vapor). Rokok elektronik memiliki 3 struktur utama yaitu:

1. Baterai

Sumber tenaga untuk menghasilkan listrik ke coil (benda yang menghubungkan baterai dengan atomizer)

2. Atomizer 

Bagian dari rokok elektronik yang memiliki fungsi untuk memanaskan liquid agar menjadi uap.

3. Kartrid

Wadah yang menyimpan cairan yang digunakan dalam rokok elektronik. Cairan rokok elektronik ini biasanya mengandung propilen glikol atau gliserin, nikotin dan penambah rasa.

Bagaimana cara kerja rokok elektronik?

Tidak seperti rokok tradisional/konvensional, rokok elektronik pada umumnya dioperasikan dengan baterai menggunakan elemen pemanas untuk memanaskan cairan elektronik dari kartrid (biasanya dapat di isi ulang, melepaskan aerosol berisi bahan kimia.

Ketika rokok elektronik digunakan maka akan terjadi proses penguapan liquid yang ada pada cartomizer (gabungan dari kartrid dan atomizer). Proses tersebut menghasilkan uap atau vapor cloud yang tebal, namun cepat hilang dan aromanya harum dengan aroma yang sesuai dengan liquid yang digunakan.

Apa saja dampak penggunaan rokok elektronik?

Penggunaan rokok elektronik secara mendasar dapat mengubah kondisi imunologi dan fisiologis paru sehingga menyebabkan penyakit. Propilen glikol atau gliserin yang terkandung dalam cairan rokok elektronik akan terurai saat terkena suhu tinggi dan menghasilkan senyawa karbonil berbahaya. Senyawa ini terbukti menyebabkan stress oksidatif dan pelepasan penanda inflamasi yang menyebabkan cedera epitel saluran napas dan gangguan pertukaran gas. Penambahan zat perasa/flavour dapat menyebabkan penurunan frekuensi Gerakan silia yang menyebabkan penurunan pembersihan mukosiliar dan peningkatan kolonisasi. Rokok elektronik juga disinyalir dapat menyebabkan penyakit. Adapun penyakit-penyakit yang dapat timbul dari rokok elektronik, yaitu serangan jantung, kerusakan paru (EVALI), kanker, tekanan darah tinggi dan stroke.

Kesimpulan 

Banyak persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa resiko rokok elektronik lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. Bahkan rokok elektronik di anggap sebagai alternatif yang lebih aman karena tidak mengandung tembakau. WHO menegaskan bahwa  baik rokok konvensional maupun rokok elektronik dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan dan pendekatan yang paling aman adalah dengan tidak menggunakan keduanya. Bahkan rokok elektronik dapat menjadi awal permulaan penormalan dari kebiasaan perilaku merokok.

 

Daftar Pustaka

Hani, Umi. Agus P. Tutus R. 2024. Pandangan Fiqih Pada Penggunaan Rokok Elektrik Menurut 4 Mazhab. Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary

American Lung Association. (20 November 2024). E-Cigarettes. lung.org. https://www.lung.org/quit-smoking/e-cigarettes-vaping/lung-health#:~:tex...

Penyakit Tidak Menular Indonesia (ncd). (2024, 11 Desember). Dampak Konsumsi Rokok Elektronik Bagi Kesehatan [Video]. Youtube. https://www.youtube.com/live/d5puzto_e6w?si=oGDaFoul2zsDFI7M&t=1023

WHO. (19 Januari 2024). Tobacco: E-Cigarettes. Who.int. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/tobacco-e-cigar...

Penulis: 
Shinta Hilda Clara, A.Md.Kep
Sumber: 
Perawat RSJD dr Samsi Jacobalis

Artikel

18/11/2025 | Sulaini, S.Kep.,Ns
17/11/2025 | Sieftia Lianty, S.Kep, Ners
07/11/2025 | Mewa Susnita, S.Kep, Ners
07/11/2025 | Mardiah S.Kep
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori