Penanganan kasus kekerasan yang tepat dan serius sangatlah penting bagi korban yang mengalaminya. Kekerasan seksual merupakan suatu tindak kejahatan yang keji, sangat merugikan, dan mengganggu kenyamanan hidup serta masa depan korban maupun lingkungan terdekat korban.
Ketika seseorang mengalami kekerasan seksual, maka kejadian tersebut dapat menimbulkan trauma yang sangat mendalam terutama pada anak-anak dan remaja. Tingkatan gangguan stres pascatrauma berbeda-beda, tergantung seberapa parah kejadian tersebut memengaruhi kondisi psikologis korban.
Apabila setelah terjadinya peristiwa tersebut, tidak ada dukungan yang diberikan kepada korban atau tidak mendapatkan terapi psikologis yang tepat, maka korban dapat mengalami trauma berkepanjangan yang dikenal dengan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
PTSD merupakan gangguan secara emosi berupa mimpi buruk, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, ketakutan, serta depresi akibat peristiwa traumatis yang dialami dan telah terjadi selama lebih dari tiga puluh hari.
Adapun yang dilakukan jika mengalami pelecehan seksual
- Berbicara terus terang
- Memberi tahu pelaku untuk berhenti
- Mencari kebijakan
- Menuliskannya
- Mendukumentasikan pelaku pelecehan
- Memproses ke pengadilan
Pentingnya dukungan keluarga dalam membantu korban kekerasan seksual, yang berperan penting adalah keluarga, sahabat dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungan korban. Terutama keluarga terdekat, karena memiliki peluang yang banyak untuk dapat mendampingi korban melewati masa trauma.
Bentuk perhatian keluarga dan sahabat kepada korban kekerasan seksual dapat berupa:
- Ketersediaan waktu mereka untuk mendengarkan cerita korban dan berkomunikasi dengan korban.
- Penerimaan terhadap kejadian yang telah menimpa korban.
- Tidak menyalahkan korban atas peristiwa perkosaan yang dialaminya, dan memberikan rasa aman kepada korban.
Terapi psikologis untuk korban supaya tidak merasa tertekan dan dapat hidup normal kembali, ada dua macam terapi pengobatan yang dapat dilakukan oleh penderita PTSD, yakni pendekatan farmakoterapi dan psikoterapi.
Kami akan membahas lebih lanjut mengenai terapi pengobatan menggunakan psikoterapi. Terdapat tiga jenis psikoterapi yang digunakan untuk penanganan PTSD akibat kekerasan seksual maupun sebab lainnya. Terapi psikologis tersebut meliputi:
1. Manajemen Ansietas
Pada manajemen ansietas, terapis akan membantu korban dalam mengatasi gejala PTSD dengan cara:
- Relaksasi. Korban belajar mengontrol ketakutan dan kecemasan serta membantu merelaksasikan otot-otot di tubuh.
- Terapi mengatur pernapasan. Terapis membantu korban untuk melatih bernapas dengan perut secara perlahan-lahan.
- Belajar berpikir positif. Terapis membantu korban belajar untuk menghilangkan pikiran negatif dan mengganti dengan pikiran positif ketika menghadapi hal-hal yang membuat stres.
- Terapis membantu korban belajar bagaimana mengalihkan pikiran ketika sedang memikirkan hal-hal yang membuat stres.
- Terapis membantu korban belajar bagaimana mengekspresikan harapan, pendapat, dan emosi tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain.
2. Terapi Kognitif
Pada terapi kognitif, terapis membantu mengubah pola pikir yang mengganggu emosi serta kegiatan-kegiatan korban. Dengan terapi ini, korban dapat memegang kendali atas pikirannya mengenai kejadian. Bahkan mereka berkesempatan untuk membentuk pikiran yang baik akan dirinya sendiri.
3. Terapi Exposure
Pada terapi psikologis ini, terapis membantu korban dalam menghadapi situasi yang mengingatkan pada trauma dan menimbulkan ketakutan yang tidak realistis dalam kehidupannya.
Adapun solusi lainnya cara mengatasi trauma akibat pelecehan seksual diantaranya;
- Menerima kenyataan
- Bercerita kepada orang lain
- Menulis buku harian
- Berhenti menyalahkan diri sendiri
Terapi ini bertujuan untuk melatih dan mengembalikan cara berpikir korban, cara berperilaku dan bertindak. Biasanya terapi ini melatih korban untuk mengidentifikasi masalah, fokus pada pemecahan masalah, serta berpikir praktis dan positif.ika ada orang terdekat Anda yang mengalami kejadian kekerasan seksual, segera berikan dukungan kepada mereka untuk bisa bangkit dan semangat kembali dalam menjalani kehidupannya.
Apabila memang dukungan orang terdekat belum cukup membantu, Anda dapat menemani untuk konsultasi lebih lanjut dengan psikolog agar dapat dibantu bersama-sama untuk menangani trauma psikis tersebut.
Seperti yang dilansir dari laman Mental Health America, pelecehan dan kekerasan seksual akan memiliki efek, baik dalam jangka pendek maupun panjang terhadap kesehatan korban.
Hampir semua korban pelecehan seksual mengaku memilki perasaan-perasaan negatif yang muncul setelah kejadian tersebut terjadi.
Mulai dari malu, kaget, bingung, hingga rasa bersalah. Jika perasaan-perasaan ini terus muncul, korbannya berpotensi terkena gangguan kesehatan jiwa seperti:
- Depresi
- PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
- Gangguan penggunaan narkoba
- Gangguan makan
- Gangguan kecemasan
Trauma akibat pelecehan seksual memang dihadapi setiap orang dengan cara yang berbeda-beda. Mungkin pada awalnya Anda akan menyangkal dan berusaha menutupi kejadian tersebut karena malu.Top of FormBottom of Form
Seiring dengan berjalannya waktu, trauma tersebut mungkin akan mengganggu kesehatan Anda. Mulai dari sulit tidur, aktivitas terhambat, sampai sulit melakukan hal yang Anda sebenarnya menyenangkan.
Gejala lainnya dari trauma akibat pelecehan seksual adalah sakit kepala, sulit berkonsentrasi, tekanan darah tinggi hingga pelupa.
Mungkin Anda merasa itu biasa saja, namun pada beberapa kasus yang cukup parah, trauma tersebut membuat orang depresi dan menimbulkan pikiran untuk bunuh diri.
Oleh karena itu, mengatasi trauma pelecehan seksual sangat penting untuk mencegah terjadinya situasi terburuk seperti bunuh diri.
Referensi:
https://hellosehat.com/seks/mengalami-pelecehan-seksual/
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2697602/terapi-psikologis-untuk-korban-kekerasan-seksual