TEHNIK MENGONTROL GANGGUAN PERSEPSI SENSORI DENGAN CARA MELAKUKAN AKTIVITAS YANG TERJADWAL

Gangguan Persepsi Sensori berasal dari bahasa latin hallucinatio yang artinya bermakna secara mental mengembara atau menjadi linglung, gangguan persepsi sensori adalah merupakan suatu gejala gangguan jiwa dimana klien merasakan terjadinya stimulus yang sebenarnya tidak terjadi pada klien tersebut, klien mengalami adanya perubahan sensori persepsi : merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, dan  penciuman. Pada gangguan persepsi sensori penglihatan, misalnya, klien melihat bayangan menakutkan, padahal bayangan tersebut tidak ada dan hanya klien yang sedang mengalami gangguan persepsi sensori penglihata  tersebut. Gangguan persepsi sensori merupakan sebuah gangguan yang paling umum dan paling penting.

Peran perawat dalam menentukan intervensi harus tepat dalam membantu mengontrol terjadinya gangguan persepsi sensori halusinasi, seperti halusinasi pendengaran tidak hanya mengajarkan minum obat tetapi juga memberikan terapi nonfarmakologi. Beberapa ketrampilan non farmakologi dapat diberikan kepada klien seperti: latian menghardik, latihan cara benar minum obat, latihan bercakap-cakap, dan latihan aktivitas. Dengan adanya lingkungan yang rendah stimulus sangat dibutuhkan oleh klien untuk menurunkan intensitas halusinasinya dengan memberikan lingkungan yang nyaman dan tidak memicu timbulnya atau memperparah munculnya gangguan persepsi sensori tersebut.

A. Tanda dan gejala gangguan persepsi sensori

1. Gejala dan tanda mayor

a. Subjektif

  1. Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
  2. Merasakan sesuatu melalui indra perabaan, penciuman, pengecapan

b. Objektif

  1. Distorsi sensori
  2. Respons tidak sesuai
  3. Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, ataupun mencium sesuatu

2. Gejala dan tanda minor

c. Subjektif

3. Menyatakan kesaal

d. Objektif

  1. Menyendiri
  2. Melamun
  3. Konsentrasi buruk
  4. Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
  5. Curiga
  6. Melihat ke satu arahMondar mandiri
  7. Bicara sendiri

B. Jenis-Jenis gangguan persepsi sensori

1. Pendengaran

Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang keras sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, sampai percakapan lengkap antara dua orang atau lebih. Dengan adanya gangguan persepsi sensori pendengaran yang didengar klien dimana klien disuruh untuk melakukan hal yang membahayakan baik bagi klien maupun orang disekitar.

2. Penglihatan

Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran

3. Pengecapan

Halusinasi pengecapan  melibatkan indra perasa yang menyebabkan klien merasakan sensasi bahwa sesuatu yang diminum atau dimakan memiliki rasa yang aneh seperti darah, urin atau feses.

4. Perabaan

Dimana klien mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Seperti tersetrum listrik, merasa seolah disentuh atau digelitik orang lain, padahal kenyataanya tidak ada . Klien mungkin merasa bahwa ada serangga yang sedang merayap di kulit atau di organ-organ dalam tubuh, atau merasa seolah ada semburan api yang membakar wajah klien.

5. Cenesthetic

Menolak untuk menyelesaikan tugas yang memerlukan bagian tubuh pasien yang diyakini pasien tidak berfungsi.

6. Kinesthetic

Merasakan pergerakan saat berdiri tanpa gerak

C.Tahapan Melakukan Aktivitas Secara Terjadwal Pada Gangguan Persepsi

  1. Menjelaskan pengertian mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal.
  2. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari teknik mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal
  3. Menjelaskan alat dan bahan melakukan teknik mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal.
  4. Kenali waktu halusinasi
  5. Identifikasi kegiatan atau aktivitas yang dapat dilakukan saat ini
  6. Susun rencana pelaksanaan aktivitas secara berurutan
  7.  Lakukan sesuai rencana semua kegiatan yang telah ditujukan
  8. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan, memberikan penguatan terhadap perilaku pasien yang positif
  9. Memberikan reinforsement kemampuan yang telah ditujukan
  10. Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang tealah dilatih. Upayakan pasien memiliki aktivitas dari bangun tidur sampai tidur malam .

 

 

Daftar Pustaka

Diakses Pada 15 Desember 2022 http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/4993/3/BAB%20II%20Tinjauan%20P...

Diakses Pada 15 Desember 2022 http://eprintslib.ummgl.ac.id/2721/1/15.0601.0026_BAB%20I_BAB%20II_BAB%20III_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA_Elsani%20Rahayuningtyas.pdf

 

 

 

Penulis: 
Dwi Nopri Sakti,S.Kep.,Ns
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori