Agar dapat melakukan pengobataan sendiri dengan benar masyarakat harus mendapatkan informasi yang tepat sehingga dapat menentukan jenis dan jumlah obat yang akan digunakan. Pemberian informasi yang tepat juga melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan obat yang tidak tepat dan tidak benar. Untuk membantu masyarakat dalam memperoleh pengobatan yang tepat dan benar, Apoteker perlu mengedukasi pasien tentang informasi-informasi yang perlu diketahui pasien. Dalam usaha apoteker memberikan informasi tersebut, dilakukan program “Tanya 5 o” yang berguna untuk mempermudah pasien dalam memahami informasi yang diberikan oleh apoteker. Lalu, apa itu Tanya 5 o? Mari kita jabarkan satu per satu. Tanya 5 O terdiri dari 5 pertanyaan tentang obat yang perlu diketahui oleh masyarkat, antara lain adalah:
Obat ini apa nama dan kandungannya?
Masyarakat diharapkan ia dapat memahami obat tersebut termasuk obat generik atau bukan, termasuk golongan obat keras atau obat bebas, dan apa kandungan obat tersebut. Jika obat menggunakan nama dagang, diharapkan masyarakat memahami bahwa beberapa nama dagang yang berbeda dapat memiliki kandungan yang sama. Sehingga masyarakat dapat memahami bahwa khasiat obat ditentukan oleh zat berkhasiat yang dikandungnya, bukan oleh merek dagangnya
- Obat ini apa khasiatnya?
Masyarakat atau pasien diharapkan dapat memahami indikasi atau khasiat dari obat yang dikonsumsi.
- Obat ini berapa dosisnya?
Efek yang dihasilkan oleh suatu obat di dalam tubuh, juga tergantung pada dosis yang digunakan. Obat yang diberikan dengan dosis berlebih dapat melampaui ambang batas keamanan, sedangkan dosis kurang dapat menyebabkan efek terapi tidak tercapai. Masyarakat agar mengonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan.
- Obat ini bagaimana cara menggunakannya?
Ada berbagai bentuk sediaan obat yang digunakan sesuai tujuannya. Masing-masing bentuk sediaan diproduksi menggunakan bahan tambahan tertentu yang memudahkan obat yang dikandung untuk diserap oleh tubuh. Obat dalam digunakan melalui mulut (oral), hendaknya tidak digunakan melalui bagian lain misalnya pada kulit. Sebaliknya, obat luar yang digunakan tidak melalui mulut, harus digunakan sesuai cara penggunaannya. Obat juga hendaknya digunakan pada durasi waktu yang sama dalam satu hari. Misalnya obat harus digunakan 3 kali sehari, seharusnya digunakan setiap 8 jam (24 jam dibagi 3). Hal ini untuk memastikan obat tersedia dalam darah dengan kadar yang merata dalam satu hari. Dengan demikian efek pengobatan diharapkan dapat tercapai sesuai tujuan.
- Obat ini apa efek sampingnya?
Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping tertentu yang seringkali tidak diharapkan. Ada efek samping yang dapat ditolerir, seperti mengantuk, sehingga harus menghindari berkendara jika sedang mengonsumsi obat tersebut, atau mengiritasi lambung, sehingga harus digunakan setelah makan saat lambung berisi makanan. Namun ada juga efek samping yang lebih mengganggu bahkan berbahaya, misalnya alergi dan gangguan fungsi hati atau ginjal. Masyarakat hendaknya waspada terhadap efek samping obat, jika dirasakan ada efek samping, penggunaan obat dihentikan dan segera konsultasi dan melapor pada fasilitas kesehatan terdekat.
Selain lima pertanyaan pada Tanya Lima O ini, masyarakat diharapkan dapat bertanya hal lain yang diperlukan terkait dengan obat yang akan dan sedang dikonsumsi. Pada obat bebas yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, semua informasi tersebut tercantum dengan jelas pada kemasan obat. Sedangkan pada obat keras yang diperoleh dengan resep dokter, masyarakat dapat bertanya pada dokter yang meresepkan atau pada apoteker pada saat menebus resep.
Referensi : https://rsanwarmedika.com