TANTANGAN MASA DEPAN PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA

Skizofrenia adalah kondisi kesehatan mental kompleks yang memengaruhi perasaan, pikiran, perilaku, dan persepsi seseorang tentang realitas. Ketika gejalanya parah, kondisinya bisa mencapai tingkat yang melemahkan dan memengaruhi setiap bidang kehidupan. Hal tersebut membuat skizofrenia menjadi penyakit yang menantang, bagi individu penderita, keluarga sebagai caregiver, pemberi pelayanan kesehatan, dan juga pemerintah.

Pemerintah menjawab tantangan tersebut dengan memfasilitasi pengobatan pasien skizofrenia dengan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Kondisi tersebut ternyata belum menjawab semua pekerjaan rumah yang membayangi kondisi pasien dengan skizofrenia.
tantangan dalam mengelola skizofrenia, yaitu:

  1. Mengobati gejala negatif dan kondisi kognitif yang berkurang akibat serangan skizofrenia
  2. Mencapai dan mempertahankan remisi pasca fase krisis
  3. Penanganan efek samping pengobatanyang serius
  4. Pasien skizofrenia mematuhi pengobatan mereka
  5. Lain-lain

Gejala yang terus-menerus, tingkat penggunaan zat yang lebih tinggi, dan belum merespon pengobatan.

Dr. Stoner mencatat dalam buku Surviving Schizophrenia , di USA, setelah 10 dan 30 tahun, 25% orang yang didiagnosis menderita skizofrenia telah sembuh total. Setelah 10 tahun, 25% jauh lebih baik dan relatif mandiri, 25% membaik tetapi membutuhkan dukungan ekstensif, 15% dirawat di rumah sakit dan tidak membaik, dan 10% meninggal. Setelah 30 tahun, 35% jauh lebih baik dan relatif mandiri, 15% membaik tetapi membutuhkan dukungan ekstensif, 10% dirawat di rumah sakit dan tidak membaik, dan 15% meninggal. Penyebab kematian yang paling umum adalah bunuh diri.

Lebih lanjut, Dr. Stoner mendefinisikan remisi sebagai pasien yang memiliki gejala ringan yang tidak secara signifikan mempengaruhi perilaku mereka dan mengalami perbaikan selama minimal 6 bulan. Pasien lebih mungkin mengalami remisi jika mereka memiliki respons pengobatan dini, usia lebih muda, durasi penyakit lebih pendek, status psikologis yang lebih baik sebelum pengobatan, lebih sedikit gejala negatif dan depresi, dan lebih sedikit efek samping.

Jika pasien dalam remisi untuk jangka panjang, Dr. Stoner mengatakan bahwa mereka telah mengurangi pemanfaatan perawatan kesehatan, mengurangi biaya perawatan kesehatan, meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan fungsi sosial dan/atau kejuruan. Namun, kebanyakan orang tidak memiliki remisi jangka panjang.

Tinjauan sistematis dan meta-analisis yang dikutip Dr. Stoner menemukan bahwa dalam 12 bulan pengobatan, 17% sampai 78% pasien akan mencapai remisi, tetapi sekitar 80% pasien akan kambuh dalam 5 tahun. Definisi kekambuhan bervariasi dalam kelompok, tetapi termasuk gejala yang memburuk dan rawat inap kembali. Kekambuhan dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala psikotik jangka panjang, peningkatan biaya pengobatan, dan kemungkinan penurunan kemanjuran pengobatan.

Studi lain dari 200 pasien dengan skizofrenia menemukan bahwa 57% mengalami setidaknya 1 kekambuhan dalam satu tahun, yang penulis definisikan sebagai gejala yang memburuk atau rawat inap kembali dalam waktu 1 tahun setelah keluar dari rumah sakit. Kekambuhan umum terjadi pada pasien yang tidak menanggapi pengobatan saat pulang, tidak dalam remisi saat pulang, tidak menerima antipsikotik atipikal, perawatan untuk skizofrenia di bawah standar, pasien tetap bergejala dan cacat karena penyedia tidak menggunakan obat perawatan dalam jangka panjang yang memadai, dan pasien skizofrenia tidak dilakukan skrining atau pengobatan yang tepat untuk diabetes, hipertensi, dislipidemia, atau kanker.

Keberlangsungan fase remisi dan pencegahan kekambuhan selama ini hanya mengacu pada pengurangan gejala yang ada pada pasien, tanpa memperhatikan aspek yang lain. Kepuasan pasien merupakan aspek mendasar yang berkaitan dengan keinginan untuk menjadi atau tetap terlibat dalam pengobatan psikososial dan farmakologis, dan berdampak pada hasil gejala pasikotik yang berkurang dan fungsi keterampilan hidup. Namun, masih banyak tantangan yang tersisa. Baik tantangan warisan masa lalu, maupun tantangan yang dihadapi karena perubahan zaman. Untuk itu perlu kesadaran dan kerjasama dari pemberi pelayanan kesehatan, dengan terus meningkatkan pelayanan kesehatan agar berdampak pada kepuasan penerima pelayanan, dalam hal ini pasien dan keluarga pasien. Di sisi lain, kesadaran keluarga dan pasien juga meningkat, agar kemandirian dan proses intervensi dapat berjalan dan memiliki efek kemandirian dan mengurangi ketergantungan. Pemerintah sebagai pelayan masyarakat diharapkan mampu memberikan fasilitas yang diperlukan saat ini dan membaca potensi masalah serta cara mengatasinya.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

  1.  Racher MCarpenter WKane JM.2023. Patient-Clinician Discussion of Current Challenges in Schizophrenia Part 2: Negative Symptoms in Schizophrenia. Journals » Neuropsychiatric Disease and Treatment » Volume 19. Diakses pada hari Senin, 12 Juni 2023 jam 13.00 di https://www.dovepress.com/a-patient-clinician-discussion-of-current-challenges-in-schizophreni-2-peer-reviewed-fulltext-article-NDT
  2. Pedersen,Traci.2022.The Ongoing Challenges of Schizophrenia.Journals: psychcentral, July, 1st 2022 Diakses pada hari Senin, 12 Juni 2023 jam 13.00 di https://psychcentral.com/schizophrenia/the-ongoing-challenges-of-schizop...
Penulis: 
Ns. Monalisa, AMK, S.Kep
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori