STRES PADA LANSIA

Pengertian Stress adalah kejadian eksternal dan situasi lingkungan yang membebani kemampuan adaptasi individu meliputi emosional dan kejiwaan. Batasan lansia merupakan seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Lansia terjadi kemunduran fisik dan psikologis secara bertahap, dimana penurunan kondisi tersebut dapat menimbulkan stres pada sebagian lansia. Masalah psikososial pada lansia dapat berupa stres, ansietas (kecemasan) dan depresi. Masalah tersebut bersumber dari beberapa aspek, diantaranya perubahan aspek fisik, psikologis dan sosial. Gejala yang terlihat pada lansia dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan perasaan tidak berguna. Stress pada lanjut usia tersebut dapat diartikan sebagai kondisi tidak seimbang, tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan, yang terjadi menyeluruh pada tubuh dan dapat mempengaruhi kehidupan, yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan system sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang berkaitan dengan berfikir dan respon dari ancaman dan bahaya pada lanjut usia. Dimana terjadi penurunan kemampuan mempertahan-kan hidup, menyesuaikan diri terhadap lingkungan, fungsi badan dan kejiwaan secara alami dan yang akhirnya mengakibatkan kematian.

 

Tingkat stres lebih banyak di alami oleh perempuan dibandingkan laki-laki di karenakan perempuan lebih cepat stres dan berubah mood (suasana hati) ketimbang laki - laki. Hal ini diperkuat dengan sebuah studi terbaru yang menemukan bahwa kejiwaan perempuan benar-benar dikendalikan oleh hormone Perempuan memang memiliki tingkat depresi, gangguan stres dan masalah kecemasan yang lebih tinggi ketimbang laki- laki. Banyak faktor penyebab terjadinya stress pada lanjut usia, antara lain :

1. Kondisi kesehatan fisik Proses penuaan mengakibatkan perubahan (penurunan) struktur dan fisiologis pada lanjut usia seperti : penglihatan, pendengaran, sistem paru, persendian tulang. Seiring dengan penurunan fungsi fisiologis tersebut, ketahanan tubuh lansia pun semakin menurun sehingga terjangkit berbagai penyakit. Penurunan kemampuan fisik ini dapat menyebabkan lansia menjadi stress, yang dulunya semua pekerjaan bisa dilakukan sendirian, kini terkadang harus dibantu orang lain. Perasaan membebani orang lain inilah yang dapat menyebabkan stress

  1. Kondisi psikologi Kondisi psikologis lansia, misalnya pengalaman, sifat, jenis kepribadian dan cara pandang. dapat berpengaruh dalam menghadapi stress. Cara pandang lansia yang yang positif dalam menghadapi masalah, dapat menyelesaikan masalah tersebut melalui proses mekanisme penyelesaian yang positif pula. Berorientasi pada masalah, selalu mencari jalan tengah, berdasarkan pertimbangan pengalaman yang baik maupun kurang baik.
  2.  Keluarga Lansia sangat membutuhkan peran besar keluarga dalam menjauhkan atau menghindari stress. Kurangnya perhatian pada lansia dipersepsikan sebagai sikap mengabaikan. Acuh tak acuh pada lansia yang disebabkan karna lansia merepotkan, bawel, dan temperamen. Keluarga juga menyatakan bahwa faktor kurang perhatian pada lansia karena kesibukan pekerjaan. Jika terdapat masalah dalam keluarga, hal ini dapat menjadi pemicu stress bagi lansia, misalnya kematian pasangan, konflik dalam keluarga karena perebutan harta warisan, hubungan antara anak dan pasangannya tidak harmonis, keluarga enggan merawat lansia yang sakit sehingga lansia merasa menjadi beban keluarga dan takut ditelantarkan, dan sebagainya.
  3.  Pekerjaan dapat menjadi pemicu stres bagi lansia. Penurunan kondisi fisik dan psikis berpengaruh pada turunnya produktifitas para lansia. Jika pada waktu mudanya ia telah mempersiapkan cukup "bekal" untuk masa tua, maka bisa menikmati masa pensiunnya. Beban kerja yang tidak didukung oleh kondisi fisik dan psikis dapat memicu lansia stress. Apalagi adanya tuntutan untuk pemenuhan nafkah keluarga. Jika lansia memilih bekerja, maka pilihan pekerjaan yang tidak terlalu berat, tidak bertarget, tidak bersaing, dan tidak ada deadline. Misalnya memelihara itik, kambing atau ternak lain, atau merawat kebun bunga, membuat kolam ikan di belakang rumah.

 Gejala Stres pada lansia diantaranya :

  1.   Fisik. Sakit kepala, pusing, pening, tidur tidak teratur : insomnia (susah tidur), bangun terlalu awal, sakit punggung, terutama dibagian bawah, urat tegang terutama pada leher dan bahu, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, selera makan yang berubah, mudah lelah atau kehilangan daya energi, dan bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan kerja dan hidup.
  2.   Emosional Gelisah atau cemas, sedih, depresi, menangis, mood atau suasana hati sering berubah-ubah, mudah panas atau cepat marah, harga diri menurun atau merasa tidak aman, terlalu peka dan mudah tersinggung, gampang menyerah dan sikap bermusuhan, emosional atau kehabisan sumber daya mental (burn out).
  3.   Intelektual Susah berkonsentrasi dan memusatkan pikiran, sulit membuat keputusan, mudah lupa (pikun), daya ingat menurun, melamun secara berlebihan, produktifitas atau prestasi kerja menurun, mutu kerja rendah, bertambah jumlah kekeliruan yang dibuat saat bekerja.
  4.   Interpersonal Kehilangan kepercayaan pada orang lain, mudah menyalahkan, mudah membatalkan janji, suka mencari kesalahan orang lain atau kekerasan verbal, mengambil sikap terlalu membentengi dan mempertahankan diri, mendiamkan atau memusuhi orang lain.     .

Pencegahan dan Penanggulangan Jika lansia mengalami stress, cobalah melakukan beberapa hal di bawah ini, semuanya mudah dan murah dilakukan, tidak perlu pakai obat, tidak perlu ke dokter, tidak perlu biaya dan bisa mandiri dilakukan di rumah, yaitu :

  • Olahraga,  berolahraga teratur merupakan hal yang sangat penting dalam memerangi stres. Berolahraga akan memobilisasi otot tubuh, mempercepat aliran darah dan membuka paru-paru untuk mangambil lebih banyak oksigen. Dampaknya anda akan memperoleh tidur yang lebih nyenyak dan kesehatan yang lebih baik.
  •  Hobi, Lansia banyak melakukan hobi, seperti memancing, mendaki gunung atau apapun yang disenangi. Lansia bisa juga melakukan petualangan yang belum pernah anda alami sebelumnya seperti berwisata ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Melakukan kegiatan ini dapat menghilangkan pikiran yang menyebabkan stress. Mengembangkan keterampilan baru melalui berdagang, selain menambah penghasilan juga rasa senang karena merasa berharga dalam hidup.
  •  Menjaga persahabatan (sosial), menambah teman baru serta tetap menjaga silahturahmi dengan teman lama merupakan bentuk strategi penting. Saling mengunjungi antar teman, bercerita pengalaman, melakukan hobi bersama-sama, dapat meningkat rasa percaya diri dan saling mendukung antara lansia dan teman - temannya.
  • Minum air putih Minum air putih dipercaya dapat meredakan stress. Dengan banyak minum air putih akan membantu memulihkan tubuh kita dari kekurangan cairan, karena kekurangan cairan dapat menimbulkan keletihan.
  •  Lakukan meditasi. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa alat yang sangat ampuh dalam mengatasi stress adalah meditasi. Meditasi sangat membantu membersihkan pikiran kita dan meningkatkan konsentrasi. Telah terbukti bahwa meditasi selama 15 menit sama dengan kita beristirahat selama 1 jam. Meskipun anda hanya melakukan meditasi selama 2 menit, tetap akan cukup membantu. Meditasi akan sangat membantu anda melupakan hal-hal yang dapat menyebabkan stress.
  • Seks, Seks adalah penyembuhan yang sangat baik untuk menghilangkan stress. Banyak dokter mengatakan bahwa seks adalah cara yang luar biasa dalam meredam kemarahan dan stress.
  •  Tidur Jika tubuh kita sedang lelah, tidak mudah bagi kita dalam mengendalikan stress. Tidak cukup tidur akan mempengaruhi keseluruhan hari kita, dan biasanya kita mengalami hari yang buruk karena kurang tidur menyebabkan kita tidak dapat berkonsentrasi dan melihat suatu permasalahan lebih buruk dari yang seharusnya. Tidur yang baik bagi lansia adalah 5 sampai 6 jam sehari.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para lansia untuk menghindarkan dirinya dari stres. Proses penambahan usia merupakan proses alamiah yang tak mungkin bisa dihindari. Namun stres yang banyak dialami para lansia bukan mustahil tak bisa dihindari karena sangat tergantung dari perilaku dan kebiasaan setiap individu. Bagi salah satu anggota keluarga yang telah menapaki masa lansia, melakukan pencegahan stres dengan cara di atas, dapat menurunkan tingkat stres sehingga berdampak pada kualitas hidup sehat yang terjaga.

Kesimpulan singkatnya stress pada lanjut usia adalah kondisi tidak seimbang, terjadi menyeluruh pada tubuh yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan sistem sumber daya biologis, psikologis dan sosial, dimana terjadi penurunan kemampuan mempertahankan hidup yang akhirnya mengkibatkan kematian. Stres dapat menjadi faktor penyebab terjadinya penyakit dan bahkan setelah lansia menderita penyakit tertentu (misalnya, penyakit degeneratif, penyakit terminal) juga mengakibatkan stres. Stres yang dimaksud : stres fisik (berupa komplikasi penyakit), stres psikologis (berupa depresi, harga diri rendah).

 

DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.unsrat.ac.id

https://r2kn.litbang.kemkes.go.id

https://journal2.unusa.ac.id

 

Penulis: 
Ns.Dwi Afilia,AMK.,S.Kep
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori