Gangguan jiwa adalah salah satu bentuk masalah kesehatan yang berfokus pada terganggunya fungsi mental seseorang. Kondisi ini bisa memberikan dampak yang menyebabkan afek dan emosi yang tidak terkontrol. Minimnya pengetahuan masyarakat serta pola pikir negatif masyarakat yang beranggapan bahwa ODGJ dapat membahayakan dan harus diperlakukan dengan kasar adalah salah satu faktor orang dengan gangguan jiwa mendapatkan penolakan dari masyarakat dilingkungannya. Penolakan masyarakat tersebut dapat berupa kekerasan verbal, kekerasan fisik, bahkan pemberian stigma seperti stereotif dan deskriminasi.
Stigma tidak saja dialami oleh ODGJ saja, namun juga dialami oleh anggota keluarganya Stigma yang dialami oleh anggota keluarga memberikan dampak negatif terhadap kesembuhan ODGJ karena menyebabkan sedih, kasihan, malu, kaget, jengkel, merasa terpukul, dan tidak tenang, saling menyalahkan, yang akhirnya akan memengaruhi kualitas pengobatan yang diberikan kepada ODGJ. Dimana keluarga ini merupakan dukungan sosial yang penting bagi ODGJ karena ODGJ tidak bisa dab tidak mampu untuk melakukan koping terhadap gangguan yang sedang dialami, sehingga penanganan terhadap gangguannya, praktis dilakukan seluruhnya oleh anggota keluarga.
A. Jenis - Jenis Stigma
1. Stigma Masyarakat (Public Stigma)
Didalam stigma masyarakat atau public stigma mempunyai tiga komponen diantaranya adalah :
- Stereotype mrupakan bentuk keyakinan dalam kelompok sosial dimana isinya merupakan penolakan perbedaan individu atau kelompok yang memiliki karakteristik uni dan berbeda
- Prejudice / prasangka merupakan sikap yang mengarah pada hal negatif dan memiliki unsur kepercayaan atau reaksi negatif hal ini ditandai dengan marah dan takut.
- Discrimination / mengucilkan biasanya ini berupa perlakuan yang tidak adil yang diberikan masyarakat terhadap sesuatu yang menurutnya berbeda, dapat berupa deskriminasi terhadap ras, suku bangsa, agama, atau keanggotaan kelas sosial
2. Stigma Diri (Self Stigma)
Self-stigma mempunyai komponen yang hamper sama dengan public stigma. Namun ada beberapa perbedaan dalam isi disetiap komponennya. Stereotip terjadi apabila memberikan hal negatif terhadap gangguan jiwa, dan mengakibatkan individu yang dituju mengalami harga diri rendah
B. Faktor yang mempengarui seseorang menghadapi stigma
- Pemahaman masyarakat yang positif atau negatif terhadap suatu penyakit
- Dukungan keluarga dan masyarakat
- Sejauh mana stigma mempengaruhi kehidupan dan rutinitas sehari-hari
- Kepribadian dan kemampuan koping
C. Dampak atau konsekuensi dari stigma
- Stigma dapat membuat orang menyangkal gejala yang klien rasakan
- Stigma mengakibatkan keterlambatan dalam pemberian terapi
- Stigma membuat klien menghindari terapi yang efektif atau tidak menjalani pengobatan secara rutin
- Stigma membuat masyarakat mengisolasi individu dan keluarga pasien gangguan jiwa
- Stigma dapat menurunkan harga diri dan potensi perawatan diri pada pasien gangguan jiwa
- Stigma dapat menghambat pasien gangguan jiwa mengakses perawatan kesehatanyang berkualitas
- Stigma memberi pengaruh secara negatif terhadap perilaku petugas kesehatan
- Stigma dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat keparahan penyakit
- Stigma memberikan batasan respons masyarakat terhadap gangguan jiwa.
- Stigma Membuat Pengidap Gangguan Kesehatan Mental Sulit Sembuh
D.Bagaimana Cara Menghadapi Stigma Terhadap Gangguan Kesehatan Mental
1.Dapatkan pengobatan.
2.Jangan mengisolasi diri sendiri
3.Bergabunglah dengan kelompok pendukung
4.Bicaralah melawan stigma.
Daftar Pustaka
Herdiyanto Yohanes Kartika dkk “ STIGMA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI BALI” https://media.neliti.com/media/publications/231145-stigma-terhadap-orang-dengan-gangguan-ji-50a996b1.pdf.13 Mei 2022.Jurnal
Sujana Nadiya.FA. 2020. STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA. FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA. http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/167/4180170... Bandung
Diakses Pada 03 November 2022. https://www.halodoc.com/artikel/efek-stigma-terhadap-pengidap-gangguan-k...