Pernikahan adalah komitmen yang terjalin antara laki-laki dan perempuan dalam hubungan yang sah sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Diperlukan seni tersendiri untuk mengarungi bahtera hidup berumah tangga sehingga tercipta suasana yang nyaman dan bahagia. Perbedaan karakter antara keduanya dapat mengakibatkan konflik jika tidak disikapi dengan cara yang efektif. Sebagian orang merasa bahwa pernikahan yang dijalani terasa hampa dan kurang bermakna. Terkadang masing-masing pihak sudah merasa memberikan perhatian, hanya saja dirasa kurang sesuai oleh pasangannya. Perlu mengenal bahasa kasih yang dimiliki sehingga perhatian yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pasangan.
Bicara tentang bahasa kasih, Gary Chapman menjelaskan tentang konsep ini yaitu suatu cara mengutarakan rasa cinta yang dapat dimengerti dan diterima oleh orang lain. Diibaratkan dengan charger laptop yang sesuai maka akan membantu pengisian baterai sehingga dapat bekerja kembali dan sebaliknya jika dipaksa dengan charger yang tidak sesuai maka akan menyebabkan kerusakan baik pada handphone maupun charger. Bahasa kasih memberikan energi tersendiri bagi individu untuk kembali bersemangat dalam menjalankan beragam peran yang dimiliki. Setidaknya ada lima jenis bahasa kasih yang ada yaitu kata-kata afirmasi, sentuhan fisik, hadiah, waktu yang berkualitas dan memberikan pelayanan. Untuk lebih jelasnya mari kita bedah satu persatu dari masing-masing bahasa kasih tersebut.
Bahasa kasih yang pertama yaitu kata-kata afirmasi, pribadi dengan tipe ini menyukai ketika diberikan apresiasi atau kata-kata pujian atas usaha yang telah dilakukan, sebaliknya ia mudah terluka ketika mendapatkan celaan atau tidak dihargai atas hasil kerjanya. Kata-kata afirmasi dapat disampaikan secara langsung atau dapat pula melalui pesan singkat. Adapun contoh kata afirmasi secara langsung yaitu “ heem, masakannya enak ya”,” waaah rumahnya sudah bersih”, “kamu memang hebat bisa menyelesaikan persoalan yang sulit ini”. Tipe pribadi yang memiliki bahasa kasih ini menyukai ketika mendapatkan perhatian pada jam-jam sibuk melalui pesan singkat meskipun hanya sekedar menanyakan kegiatan yang sedang dilakukan. Memberikan perhatian secara tiba-tiba pada waktu-waktu yang tidak diduga menguatkan persepsi bahwa ia merasa dicintai oleh pasangannya.
Bahasa kasih yang kedua adalah sentuhan fisik, yang dimaksud dengan sentuhan fisik adalah menunjukkan rasa cinta melalui sentuhan seperti memeluk, menggandeng tangan, atau mencium kening. Pribadi dengan tipe bahasa kasih berupa sentuhan relatif tidak sungkan untuk memberikan kepada pasangan meskipun dimuka umum, seperti menggandeng tangan ketika menyebrang jalan atau mencium kening istri dihadapan anak-anak ketika akan berangkat bekerja. Pengabaian perhatian secara fisik seperti enggan menggandeng dapat menjadi luka tersendiri bagi pribadi dengan tipe ini, hal tersebut dapat mengembangkan persepsinya bahwa pasangan tidak memiliki rasa cinta padanya karena merasa malu menggandeng tangannya ketika dimuka umum.
Adapun bahasa kasih yang ketiga yaitu hadiah, pribadi tipe ini sangat menghargai pemberian orang lain, mengingat tangal-tanggal penting dan mengekspresikan rasa sayangnya melalui hadiah. Hadiah yang dimaksud tidak selalu berhubungan dengan barang-barang mahal, semangkok bakso atau sepiring siomay yang dibawakan untuknya selepas pulang bekerja sudah cukup menjadikannya berbunga-bunga karena merasa dicintai oleh pasangan. Ketika pasangan memberikan hadiah berupa barang, ia akan menjaga barang tersebut dengan sebaik-baiknya dan hanya dipakai pada momen khusus. Perlu diperhatikan utuk pribadi dengan tipe hadiah, agar ia tidak mudah kecewa dan merasa tidak dicintai yaitu dengan mengingat tanggal-tanggal penting dan berkesan, seperti tanggal pernikahan atau tanggal spesial lainnya. Sebaliknya, ketika pasangan dengan tipe hadiah memberikan kejutan berupa hadiah maka perilaku menolak adalah hal yang tidak disarankan, hal tersebut dapat melukai perasaan dan merasa bahwa pasangannya tidak menyukai pemberiannya.
Tipe bahasa kasih yang keempat adalah memberikan pelayanan, pribadi dengan bahasa kasih pelayanan mengharapkan pasangannya menunjukkan rasa cintanya dengan cara membantu menyelesaikan persoalan atau kebutuhannya. Semisal, seorang suami yang lebih menyukai makan di rumah dengan menyantap masakan istrinya meskipun sederhana, atau meminta istri yang menyiapkan pakaian yang akan dikenakan untuk berangkat bekerja meskipun ia memiliki asisten rumah tangga. Sebaliknya, setelah ia mendapatkan pelayanan dari pasangan maka ia juga cenderung akan menunjukkan bahasa kasihnya dalam bentuk memberikan pelayanan kepada pasangannya, sebagai contoh suami dengan bahasa kasih pelayanan akan menunjukkan rasa cintanya kepada istrinya dengan cara meringankan tugas-tugas rumah tangga atau membantu berbelanja kebutuhan.
Bahasa kasih kelima yaitu waktu berkualitas. Bahasa kasih tipe ini mementingkan waktu khusus untuk sekedar bercerita dan bertukar pikiran dengan pasangan. Salah satu ciri pribadi dengan tipe ini adalah menyukai kegiatan bersama dengan pasangan, pada saat akhir pekan atau libur nasional yang terpikirkan adalah menyusun agenda bersama pasangan dan keluarga untuk bepergian atau sekedar menjalankan hobi bersama. Yang terpenting bukanlah tujuan yang ingin dituju ketika bepergian ataupun kegiatan hobi yang dilakukan, namun saling bercerita dan mendiskusikan sesuatu adalah hal yang ingin dicapai dalam melakukan perjalanan. Bagaimanakah ketika kedua sedang menjalani masa-masa sibuk? Pribadi dengan tipe ini tetap berharap untuk memiliki waktu bersama meskipun memiliki kesibukan masing-masing, beberapa pasangan mengatasinya dengan menyediakan tempat duduk untuk suami di dapur sehingga ketika istri memasak suami dapat menemani sambil berbincang-bincang. Adapun untuk pasangan yang long distance marrige (LDM) dengan tipe waktu berkualitas dapat melakukan video call sembari menyelesaikan aktivitas di pagi hari.
Bahasa kasih adalah hal penting untuk bisa dipahami oleh masing-masing pasangan, saling membicarakan bahasa kasih yang dimiliki dan tidak menduga-duga dapat membantu menciptakan suasan yang hangat dan penuh dukungan. Ekspresi rasa sayang dan cinta setiap pribadi berbeda-beda, dimungkinkan adanya pasangan yang memiliki bahasa kasih serupa. Bagi pasangan yang memiliki bahasa kasih yang berbeda diperlukan dialog untuk saling menyampaikan bahasa kasih yang dimiliki, jika diperlukan sampai dengan mencoba mempraktekkan teknik yang tepat sehingga pasangan merasa nyaman. Sebagai contoh, mempraktekkan memeluk yang nyaman untuk pasangan. Semoga dengan memahami bahasa kasih pasangan dapat menciptakan suasana yang nyaman dan romantis dalam keluarga.
Referensi:
Ni Putu Kris Pradnya Swari, Edwin Adrianta Surijah, & Supriyadi. 2020. Tiga Faktor Bahasa Cinta Berdasarkan Sumber Bukti Empirik Pada Individu Yang Telah Menikah Di Bali, Indonesia. Jurnal Psikologi Ilmiah: Intuisi 12 (3) (2020)