Praktik keperawatan merupakan bentuk pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan yang bertunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirimya. Dizaman modern dan berkembang saat ini, banyak sekali terjadi perubahan – perubahan baik ilmu pengetahuan, tehnologi maupun pola pikir masyarakat. Keinginan masyarakat terhadap kualitas dan profesionalisme pemberian pelayanan kesehatan semakin meningkat, khususnya di bidang keperawatan sebagai salah satu sumber daya manusia dimana profesi perawat dituntut untuk memberikan pelayanan keperawatan secara profesioanal sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki.
Berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Asuhan Keperawatan adalah suatu bentuk rangkaian interaksi antara perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan, kemandirian klien dalam merawat dan menegakan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan adalah sebuah penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga, dan komunitas pada masalah kesehatan pada resiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan.
Menegakan sebuah diagnosis keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan masih menjadi sebuah masalah di dalam dokumentasi keperawatan. Supaya bisa menghasilkan dokumentasi keperawatan yang baik, perlu didukung dengan adanya instrument dokumentasi yang mendukung. Seorang perawat mempunyai peran dan fungsi tugas untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada klien, dalam pelaksanaannya, terdapat pedoman penting yang harus dikuasai. Suatu bentuk pedoman yang biasa disebut dengan istilah 3S diantaranya adalah (SDKI , SIKI dan SLKI) harus bisa dilakukan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Penggunaan pedoman buku SDKI, SIKI, dan SLKI yang biasa disingkat 3S tersebut sudah didapatkan baik dalam seminar yang diselenggrakan oleh PPNI maupun pada saat perawat masih dalam masa pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis akan membahas terkait tentanng SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ) adalah merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga atau komunitas pada masalah kesehatan. Diagnosis keperawatan adalah bagian vital dalam menentukan sebuah asuhan keperawatan yang sesuai guna membantu proses penyembuhan klien.
A. Jenis – Jenis Diagnosis keperawatan
1. Diagnosis Aktual
Merupakan diagnosis yang menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupanya yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan, Tanda / gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien
2. Diagnosis Risiko
Merupakan diagnosis yang menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupanya yang memnyebabkan klien beresiko mengalami masalah kesehatan, tidak ditemukan tanda / gejala mayor dan minor pada klien , tetapi klien memiliki faktor resiko mengalami masalah dalam kesehatan.
3. Diagnosis Promosi Kesehatan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatanya ke tingkat yang lebih baik atau optimal
B. Komponen Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu masalah (problem ) atau lebel diagnosis dan indikator diagnosis
1. Masalah ( Problem )
Masalah merupakan lebel diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupanya.
2. Indikator Diagnosis
- Penyebab ( Etiology )
- Tanda ( Sign ) dan Gejala ( Symptom )
- Factor Risiko
C. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indoensia )
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang ditanagani oleh perawat .Alasan perumusan diagnosis keperawatan adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pada klien dan melibatkan keluarga serta untuk menentukan arah atau rencana asuhan keperawatan selanjutnya . Dalam menyusun sebuah diagnose keperawatan seharusnya perlu diperhatikan urutan dan diseuaiakn dengan kebutuhan yang berlandaskan hirarki Maslow (kecuali untuk kasus kegawat daruratan menggunakan prioritas berdasarkan “yang mengancam jiwa”). Dalam menegakkan sebuah diagnosis keperawatan dan meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan, dalam menegakan diagnose untuk dilihat isi dalam SDKI yaitu : Tanda & Gejala Faktor Risiko. Dalam penulisan sebuah diagnosis perlu diperhatikan juga dengan jenis diagnosis keperawatan, ada dua metode perumusan diagnosis yaitu :
- Penulisan 3 bagian yaitu metode penulisan ini terdiri atas masalah , penyebab dan tanda gejala, metode ini hanya digunakan pada diagnosis actual, sebagai contoh : bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalannafas dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih,mwngi,dyspnea,gelisah.
- Penulisan 2 bagian yaitu dilakukan pada diagnosis resiko dan diagnosis promosi kesehatan, sebagai contohnya : risiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M. E. (2013). Manual Diagnosis Keperawatan Rencana, Intervensi, & Dokumentasi Asuhan Keperawatan. (P. E. Karyuni, E. A. Mardella, E. Wahyuningsih, & M. Mulyaningrum, Eds.) (Edisi 3). Jakarta: EGC.
PPNI ( 2016 ).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia & Definis dan indicator diagnostik: Definisi dan Indikator Diagnostik ,Edisi1 .Jakarta:DPP PPNI