Penderita gangguan jiwa berbeda dengan penderita gangguan fisik. Pada gangguan fisik mereka memiliki kesadaran diri atau daya tilik diri yang baik. Sedangkan penderita gangguan jiwa hampir sebagian besar mereka memiliki daya tilik diri yang buruk dengan menganggap bahwa rangsangan yang dialaminya tanpa ada sumber yang nyata sebagai sesuatu yang perlu direspon. Contohnya seorang penderita diabetes melitus ketika terdiagnosa mereka menyadari bahwa diabetes melitus merupakan penyakit yang dideritanya sehingga akan merasa memerlukan tindakan bagaimana caranya mengontrol glukosa darahnya agar seimbang. Berbeda dengan penderita gangguan jiwa yang hampir sebagian besar mereka memiliki daya tilik diri yang buruk dengan menganggap bahwa rangsangan yang dialaminya tanpa ada sumber nyata sebagai suatu yang perlu direspon. Ini menunjukan bahwa daya tilik diri penderita gangguan jiwa yang buruk dapat menambah kesulitan dalam perawatan rumah sakit maupun ketika berada dirumah.
Penderita gangguan jiwa memerlukan dukungan dari semua elemen lingkungan disekitar penderita. Berikut adalah hal yang dapat dilakukan dalam memberikan perawatan bagi penderita gangguan jiwa, antara lain :
a. Terapi individu
Suatu hubungan yang terstruktur antara perawat dan klien untuk merubah perilaku klien dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahap sistematis sehingga dalam hubungan ini diharapkan terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang diterapkan dari awal hubungan.
b. Terapi lingkungan
Suatu pengobatan yang dilakukan dengan cara merubah atau menata lingkungan supaya tercipta perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif.
c. Terapi kognitif
Proses terapi ini dengan membantu menemukan stresor yang menjadi penyebab gangguan jiwa, selanjutnya mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan keyakinan yang tidak akuran menjadi akurat.
d. Terapi keluarga
Terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga dimana setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi terapis. Terapi ini bertujuan agar setiap anggota keluarga mampu melaksanakan fungsinya dalam merawat klien dengan gangguan jiwa.
e. Terapi aktifitas kelompok
Suatu psikoterapi yang diberikan kepada kelompok pasien dilakukan dengan cara berdikusi atar sesama pasien dan dipimpin oleh petugas jiwa yang terlatih
Kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intlektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain. Dengan kata lain sehat jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang. Oleh karena itu pola aktivitas pada gangguan jiwa perlu terjadwal sehngga aktivitas keseharian menjadi suatu perilaku yang menetap seperti : waktu tidur yang cukup, menghindari melamun, berolahraga teratur, melakukan kegiatan yang meningkatkan distraksi terhadap bentuk rangsangan halusinasi maupun faktor pencetus, berinteraksi sosial dan mengikuti aktivitas bersama oranglain, serta menghindari kebiasaan seperti merokok, minum kopi, atau mengkonsumsi obat terlarang. Pola aktivitas perlu terjadwal sehingga aktivitas keseharian menjadi perilaku yang menetap. Sedangkan perawatan yang dilakukan di Rumah Sakit jiwa akan mengajarkan secara perlahan pada penderita agar mengetahui bahwa hal yang selama ini dirasakan adalah sebuah gangguan. Diharapkan ketika penderita mengetahui hal tersebut merupakan sebuah gangguan, secara perlahan daya tilik diri penderita membaik yaitu adanya kesadaran bahwa dirinya menderita gangguan jiwa, sehingga penderita akan menyadari bahwa pentingnya minum obat dan mengontrol perilaku jika halusinasi atau pikiran yang terdistorsi muncul. Dengan kata lain perubahan daya tilik diri pada pasien yang baik akan membantu keberhasilan pengobatan dari gangguan jiwa yang diderita pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Khairani, W. 2020. Daya Tilik Diri, Harga Diri dan Stigma Diri. Diakses 10 Juni 2022 dari https://www.rsmbogor.co.id
Nugroho, Adi. 2021. Perawatan Halusinasi, Dukungan Keluarga Dan Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi. Diakses 10 juni 2022 dari htpp://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac
Wahyudi, Ari. 2018. Hubungan Dukungan Keluarga dan Tilik Diri Pasien Skizofrenia Terhadap Tingkat Kesembuhan dan Lama Rawat. Diakses 12 juni 2022 dari https://ojs.abdinusantara.ac.id/