Rokok elektrik mulai dikenal dan beredar luas di Indonesia kira - kira 5 tahun yang lalu. Rokok elektrik atau dikenal dengan Electronic Nicotine Delivery System ( ENDS ) merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah zat-zat kimia menjadi bentuk uap dan mengalirkannya ke paru-paru dengan menggunakan tenaga listrik. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa rokok elektrik lebih aman dibanding dengan rokok tembakau pada umumnya. oleh karena itu makin banyak masyarakat yang biasa mengkonsumsi rokok tembakau beralih dan mencoba rokok elektrik.
BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan sendiri telah melakukan studi terkait rokok elektrik pada 2015 dan 2017. Studi menghasilkan rekomendasi rokok elektrik menimbulkan dampak negatif lebih besar dibandingkan potensi manfaat bagi kesehatan masyarakat. Kandungan e-liquid dan uap rokok elektrik dapat berakibat negatif untuk kesehatan.
Rokok elektik adalah perangkat bertenaga baterai yang dapat ,mengantrakan nikotin dan perasa dalam bentuk aerosol.
Lalu amankah untuk anak-anak ? didalam rokok elektrik terdapat cairan bebahaya yang terdiri dari campuran air, perasa, nikotin, propilen glikon, atau gliserin nabati. Senyawa organik yang mudah menguap menyebabkan perokok pasif semakin beresiko terkena kangker sehingga sangat beresiko terhadap anak-anak yang menghirup uap dari rokok elektrik dan juga perasa seperti diacetyl yaitu bahan kimia yang terkait penyakit paru.
Rokok termasuk zat adiktif karena terdapat adiksi (ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol dan Zat Adiktif)(
Rokok elektrik menjadi pilhan bagi anak muda dan orang dewasa karena dapat menjadi gaya hidup baru yang gaul dan trendi. Tidak hanya itu rokok elektrik pun yang dijual online maupun ditoko vape djiual bebas tanpa verfikiasi anak dan remaja menjadi terpapar iklan produk rokok secara massif begitu juga batasan usia dengan promosi yang di platform media sosial tanpa batas dan bebas.
Munculnya rokok elektronik menjadi beban ganda bagi Indonesia, karena bukan Solusi untuk menurunkan prevalensi merokok.
Meskipun dinilai lebih sedikit berbahaya daripada merokok tembakau konvensional, penggunaan rokok elektrik tetap memiliki potensi risiko dan bahaya kesehatan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa bahaya penggunaan rokok elektrik yang perlu diperhatikan:
1. Dampak pada paru-paru. Cairan yang digunakan dalam rokok elektrik sering mengandung nikotin, propilen glikol, dan berbagai bahan kimia lain yang dapat mengiritasi paru-paru. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan peradangan, gangguan fungsi paru-paru, dan kondisi serius seperti bronkitis kronis atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
2. Ketergantungan dan nikotin: Banyak rokok elektrik mengandung nikotin, yang menyebabkan ketergantungan. Penggunaan rutin nikotin dapat menyebabkan toleransi, dimana pengguna membutuhkan jumlah nikotin yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama. Ini dapat menyebabkan kecanduan yang lebih dalam dan sulit berhenti.
3. Risiko pada remaja: Rokok elektrik sering kali menarik bagi remaja karena berbagai rasa yang menarik dan desain yang stylish. Namun, penggunaan rokok elektrik pada remaja dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, kerusakan fungsi paru-paru, dan meningkatkan risiko mereka untuk kecanduan nikotin.
4. Bahan kimia berbahaya: Studi telah menemukan bahwa beberapa cairan rokok elektrik mengandung bahan kimia berbahaya, seperti senyawa organik volatil, logam berat, dan partikel ultrafine. Paparan terus-menerus terhadap bahan kimia ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
5. Ledakan dan kebakaran: Rokok elektrik yang menggunakan baterai memiliki risiko potensial ledakan dan kebakaran jika baterai mengalami kerusakan atau digunakan secara tidak tepat.
6. Pengaruh terhadap kesehatan mental: Penggunaan rokok elektrik, terutama pada tingkat tinggi, telah dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
7. Pengenalan rokok pada non-perokok: Adanya berbagai rasa yang menarik pada rokok elektrik dapat mempengaruhi orang yang tidak merokok untuk mencoba rokok elektrik, dan pada akhirnya, meningkatkan risiko mereka untuk mulai merokok tembakau.
Lalu bagaimana peran orang tua dalam mencegah penggunaan rokok?
Yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui berbagai bentuk dan jenis rokok elektronik, Dimana dan bagaimana mendapatkannya, serta risiko penggunaanya untuk anak.
Komunikasikan dengan anak tentang risiko penggunaan rokok elektrik dikalangan anak muda, hindari kritik dan terlalu mengajari.
Jadilah role model dengan memberikan contoh positif dengan menjadi orang tua bebas rokok. Jika orang tua merokok, maka beri contoh dengan berehenti merokok.
Daftar Pustaka
Diakses 28 April 2025 https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2716
Diakses 28 April 2025 https://www.google.com/search?q=rokok+elektrik+dan+nafza&rlz=

