PENTINGNYA HANDOVER PASIEN

Salah satu mutu pelayan di rumah sakit dapat ditunjukkan dengan pelaksanaan handover yang dilakukan oleh perawat. Handover mempunyai peran sebanyak 80% dari masalah penyebab medical error, handover yang tidak efektif dapat mengakibatkan banyak permasalahan yang berhubungan dengan pasien seperti kesalahan dan pelanggaran dalam keselamatan perawatan pasien, termasuk kesalahan pengobatan, salah operasi, dan kematian pasien. Masalah tersebut menjadi perhatian penting dan dapat dimonitor melalui kegiatan handover.Informasi yang ditransfer terkait dengan keadaan klinis  pasien, kebutuhan,keadaan personal, sosial yang bertujuan untuk menyampaikan informasi serta memastikan efektifitas dan keamanan dalam perawatan pasien. Penting dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan handover agar dapat meminimalisir kejadian yang dapat merugikan pasien (Trinesa, Arif, & Murni, 2020).

Perawat dalam hal ini adalah salah satu sumber daya manusia yang mendominasi di sebuah rumah sakit dan sangat berpengaruh dalam pelayanan kesehatan dengan berbagai peran dan tugasnya yang tujuan akhirnya adalah melayani pasien dengan sebaik-baiknya. Perawat memiliki tugas memberikan asuhan langsung pada pasien, sehingga perlu mengetahui pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien secara holistik.

Handover pasien adalah bentuk komunikasi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien. Handover adalah salah satu kegiatan yang digunakan dalam melakukan pelayanan kepada pasien. Di dalam handover terdapat kegiatan yang memuat informasi penting tentang perkembangan pasien sehingga perlu fokus utama pada kegiatan handover ini. Handover dilaksanakan saat pertukaran shift, perawat dinas pagi melaporkan ke perawat berikutnya, dan seterusnya dari shift satu ke shift lainnya mengenai asuhan keperawatan yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan terhadap pasien (Lase, 2020).

Handover atau timbang terima, atau sering disebut operan merupakan suatu teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif, yang sudah lengkap dan belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus benar-benar akurat dan berkesinambungan sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2017).

Handover (serah terima pasien) adalah proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama untuk memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke pengasuh yang lain, termasuk dokter jaga, dokter tetap ruang rawat, asisten dokter, praktisi perawat, perawat terdaftar, dan perawat praktisi berlisensi. Prinsip serah terima pasien, meliputi; kepemimpinan, pemahaman, peserta, waktu, tempat, dan proses serah terima pasien. Jenis serah terima pasien yang berhubungan dengan keperawatan, meliputi: serah terima pasien antar shift, serah terima pasien antar unit keperawatan, serah terima pasien antara unit perawatan dengan unit pemeriksaan diagnostik, serah terima pasien antar fasilitas kesehatan, dan serah terima obat-obatan (Kamil, 2012).

Handover dilakukan oleh perawat dengan sebaik mungkin agar informasi tentang pasien dapat tersampaikan dengan baik pula. Handover dapat dilakukan denganbeberapa metode, salah satunya adalah metode SBAR. SBAR adalah kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yang terdiri dari Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien. Komunikasi antara perawat yang berjaga pagi dengan jaga siang dan malam harus ada komunikasi efektif, yang berarti harus disampaikan jumlah pasien lengkap dengan penyakit diderita. Sebagai contoh pasien dengan kondisi gawat dengan menginformasikan detail kondisi pasien yang harus diserahterimakan, harus tercatat dengan baik serta harus dipastikan di indikator hospital wide-nya (Azharuddin, 2019).

Handover dengan metode SBAR memberikan informasi dan metode yang lebih baik daripada metode yang lama. Kelebihannya yaitu pada handover dengan metode SBAR karena membantu dalam komunikasi antar perawat, baik individu dengan tim. Komponen SBAR yaitu S (Situation): merupakan suatu gambaran yang terjadi pada saat itu. B (Background): merupakan sesuatu yang melatarbelakangi situasi yang terjadi. A (Assessment): merupakan suatu pengkajian terhadap suatu masalah. R (Recommendation): merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yang benar yang seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut. Komponen tersebut sangat jelas sehinggamempermudah perawat dalam melakukan handover yang tujuannya untuk meningkatkan komunikasi antar perawat (Tuasikal, 2015).

Di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Bellitung Dinas Kesehatan UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Samsi Jacobalis. Handover sudah dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional, sasaran keselamatan pasien. Diantaranya ;

  • Handover pasien antar ruangan
  • Handover antar shift
  • Handover pasien ke unit radiologi
  • Handover pasien ke unit elektromedik
  • Handover (serah terima) antar unit layanan laboratorium

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Trinesa, D., Arif, Y., & Murni, D. (2020). Faktor–Faktor yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Handover Perawat. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah …, 5(3), 448–457. Retrieved from http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/5283

 

Lase, A. (2020). Pengaruh Handover terhadap Mutu Pelayanan diruang rawat inap Rumah sakit Grha Kedoya Jakarta Barat. Ilmu Keperawatan, Universitas Esa Unggul, 1–2. Retrieved from https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_pt/Q0E1OTI5MkYtRUJCRi00QTk4LT k5M0ItNjEyQTFEQTYwQTgy

 

Kamil, H. (2012). HANDOVER DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN - Handover In Nursing Care.

 

Azharuddin. (2019). Rumah Sakit Terakreditasi Harus Meningkat Mutu Pelayanan. Retrieved 27 May 2019, from https://rsudza.acehprov.go.id/tabloid/2019/05/27/rumah-sakit-terakreditasiharus-meningkat-mutu-pelayanan/

 

Tuasikal, H. (2015). Systematic Review Efektifitas Metode Handover Dalam Meningkatkan Komunikasi Perawat. Akademi Keperawatan RUMKIT TK III Dr. J.A.Latumeten.

 

Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta:         Salemba Medika

 

Penulis: 
ENSER ROVIDO, S.Kep., Ners.
Sumber: 
Perawat RSJD dr. Samsi Jacobalis Provinsi Kep. Bangka Belitung

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori