PENGARUH TERAPI KOMUNITAS TERHADAP PERUBAHAN PRILAKU PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Penggunaan narkoba bukan hanya kalangan mampu dan mapan saja, melainkan sudah menyentuh segala golongan. Penyebaran pengguna NAPZA mengancam berbagai keluarga sebagai benteng terakhir pada anggotanya untuk mencegahnya. Penyalahgunaan narkoba saat ini merupakan masalah yang serius baik lokal maupun nasional.

Oleh karena itu, dibutuhkan lah tempat yang memang disediakan khusus untuk mereka sebagai residen/mantan pemakai narkoba untuk dilakukan detoksifikasi sebagai proses pembuangan racun-racun zat adiktif yang sudah masuk kedalam tubuh pemakai. Adapun sekarang ini ada beberapa tempat yang sudah menyediakan fasilitas untuk mereka yang butuh rehabilitasi dari penggunaan narkoba. Di tempat rehabillitasi dikenal dengan istilah Terapi Komuniti/Komunitas.

Menurut Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza Departemen Sosial ( 2003:24) Terapi komunitas adalah gaya pengobatan yang melibatkan keseluruhan pribadi dalam proses pemulihan dan tantangan individu untuk memiliki kehidupan yang penuh positif dengan hubungan yang mendukung sehat dan bekerja dengan memuaskan. Jadi dapat disimpulkan maksud dari terapi ini adalah dengan lingkungan yang bebas dari narkoba, dimana para pengguna yang mengalami ketergantungan akan narkoba hidup secara bersama-sama terorganisasi dan terstruktur yang memiliki tujuan yang sama yaitu berubah dan membuktikan ke masyarakat luar bahwa sudah bersih dari narkoba, mereka saling batu dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.

Ada 4 struktur dalam Terapi Komunitas, sebagai berikut :

  1. Perubahan Prilaku ( Behavior Modification )

Dalam hal ini pembentukan prilaku yang positif dihasilkan melalui cara atau tehnik khusus. Residen mempelajari tehnik-tehnik yang ada dengan menggunakan tools of the house secara benar.

  1. Penanganan aspek psikologis dan emosi ( Psychologycal and Emotional )

Pengendalian emosi dan psikologi dilakukan melalui kelompok static/ tetap. Teguran oleh rekan sebaya apabila emsi tidak terkendal. Dengan pengendalian emosi dan psikologis ini diharapkan residen mengalami perubahan persepsi, pemahaman diri, pengembangan harga diri dan Latihan pengendalian emosi.

  1. Penangan aspek intelektual dan spiritual ( Intelectual and Spiritual )

Pengembangan pemikiran dan kerohanian residen menggunakan cara memberikan seminar tentang Pendidikan bahaya narkotika, bahaya HIV/AIDS, memberikan contoh, rekreasi dan penerapan nilai-nilai agama. Dengan pengembangan pemikiran tersebut diharapkan residen mengalami perubahan pola piker.

  1. Peningkatan ketrampilan hidup dan vokasional ( Survival and Vocational )

Keterampilan kerja dan ketrampilan bersosialisasi serta bertahan hidup memiliki konsep pembelajran dalam lingkungan sosial yang berlandaskan kepada ketrampilan diri residen. Pengembangan ini memudahkan proses untuk diterima Kembali oleh keluarga, masyarakat dan lingkungan umum.

Begitu juga dalam terapi Komunitas ada 5 pilar program, antara lain :

  1. Konsep Lingkungan Keluarga Pengganti
  2. Tekanan Teman Sebaya
  3. Sesi-sesi Terapeutik
  4. Sesi-sesi Keagamaan dan Spiritual
  5. Menjadi Panutan ( Role Modelling )

Yang dibutuhkan didalam terapi komunitas, antara lain :

  1. Sebuah rasa komunitas
  2. Tim atau staff Terapi komunitas
  3. Bekerja sebagai terapi dan Pendidikan
  4. Kelompok sebaya pertemuan, pelatihan kesadaran, dan pelatihan pertumbuhan emosi

Beberapa faktor yang membuat perilaku korban penyalahguna narkoba menjadi lebih baik setelah mereka menjalani masa rehabilitasi berbasis komunitas. Model terapi berbasis komunitas yang diterapkan pada layanan rehabilitasi berbasis komunitas yaitu dengan model intervensi perilaku: konseling individu/adiksi, konseling kelompok, konseling keluarga, intervensi sikap: Moorning meeting/house meeteng (social capital), Reguler meeting (motivasi), layanan spritual, intervensi tindakan : olahraga & rekreasional, family meeting, intervensi lingkungan : reintegrasi keluarga & lingkungan, rekonstruksi sosial. Penggunaan matode terapi komunitas akan maksimal apabila didukung oleh perilaku pengguna yang sadar bahwa apa yang telah perbuat adalah sesuatu yang keliru, tidak ada stigma yang melekat pada korban baik itu di lingkungan keluarga maupaun masyarakat serta peran pemerintah dan stake holder sangat diharapakan untuk mendukung program rehabilitasi berbasis masyarakat.

 

Referensi :

 Arikunto, S. 2010. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhammad Azwar, Lilis Widiastuty,2020. Pengaruh Terapi Komunitas Terhadap Perubahan Perilaku Penyalahguna Narkoba di Layanan Rehabilitasi Yayasan Mitra Husada Kota Makassar

Taufik, Makaro. Therapeutic Community Sebagai Metode Pembinaan. Yogyakarta : Bima Nusantara, 2007

Diakses pada tanggal 25 Agustus 2022 pukul 13.00 di https://dokumen.tips/documents/terapi-komunitas.html?page=1

Penulis: 
Pamela K.Dewi., S.Kep
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori