Gangguan jiwa merupakan pola perilaku yang ditunjukkan pada individu yang menyebabkan distress, menurunkan kualitas kehidupan dan disfungsi. Hal tersebut mencerminkan disfungsi psikologis, bukan sebagai akibat dari penyimpangan sosial maupun konflik dengan masyarakat, sehingga dapat disimpulkan bahwa gangguan jiwa merupakan suatu gangguan pada pikiran, perasaan (emosi), dan perilaku, sehingga mengakibatkan ketidakmampuan dalam beraktivitas dan berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat. Gangguan jiwa berat yang banyak dialami oleh masyarakat di Indonesia adalah depresi dan schizophrenia. Gangguan jiwa biasanya disertai dengan gangguan pada sistem syaraf, sehingga membutuhkan terapi psikofarmakologi, yaitu terapi obat khusus untuk penderita gangguan jiwa dan mental.
A. Cara Tepat Menangani Orang Dengan Gangguan Kejiwaan
1, Melakukan bina hubungan saling percaya terhadap dengan tenang dan jelas.
2. Beri penjelasan kepada anggota keluarga yang sakit tujuan kamu ada disitu.
3.Bersikap sopan dan tidak mengancam, jujur dan terus terang.
4.Dengarkan apa yang ingin mereka katakan dengan cara yang tidak menghakimi.
5,Hindari konfrontasi.
6.Tanyakan kepada mereka apa kendala yang sedang mereka hadapi, sehingga berada di situasi dan tempat yang kurang tepat.
7.Jangan mencoba kontak fisik, kecuali jika pengidap menyerang atau membahayakan orang sekitar atau sedang upaya bunuh diri.
B, Peran Keluarga Pada Pasien dengan Gangguan Jiwa
1. Keluarga perlu memperlakukan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dengan sikap yang bisa mendukung tumbuhnya harapan dan optimisme.
2.Peran keluarga diharapkan dalam pemberian obat, pengawasan minum obat dan meminimalkan ekspresi keluarga.
3. Peran keluarga mengontrol expresi emosi keluarga, seperti mengkritik, bermusuhan dapat mengakibatkan tekanan pada klien, sehingga hindari sikap tersebut.
4. Peran keluarga juga sebagai upaya untuk pencegahan kekambuhan, bentuk perhatian ini diberikan guna untuk mewujudkan cara meningkatkan fungsi efektif yang dilakukan dengan memotivasi, menjadi pendengar yang baik, membuat senang, serta memberi tanggung jawab kepada anggota keluarga yang sedang sakit.
C,Cara Mencegah Kekambuhan Pasien ODGJ di Rumah
1. Kembangkan alat baru untuk membantu pasien mengelola stres.
Stres adalah pemicu umum untuk hampir semua gangguan kesehatan mental. Semakin banyak stres yang pasien alami dalam hidup pasien, semakin besar kemungkinan pasien akan tergoda untuk menggunakan pola pikir dan perilaku lama. Jelajahi teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, tai chi, atau rutinitas olahraga yang sehat dan wajar. Cobalah untuk menentukan metode yang paling pasien sukai dan praktikkan secara teratur.
2. Hindari kebiasaan dan pola lama
Setelah pasien menyelesaikan perawatannya, maka pasien perlu melakukan upaya sadar untuk menjauh dari beberapa masalah, situasi, atau pemicu yang membuat pasien berisiko untuk kambuh kembali, dengan merubah pola kebiasaan yang lama dengan baru bisa membantu untuk proses penyembuhan pasien secara cepat.
3. Ketahuilah bahwa ini juga akan berlalu
Jika pasien mengalami kekambuhan, cobalah untuk belajar darinya. Penting untuk diingat bahwa episode kambuh sering kali merupakan bagian pemulihan yang normal dan alami. Jika pasien bisa mendapatkan keuntungan dari pengalaman ini, pasien bisa menjadi lebih kuat dan lebih tangguh.
4. Pemulihan bukanlah Tujuan, ini adalah Perjalanan
Jika seseorang yang pasien sedang berjuang untuk pulih dari gangguan kesehatan mental yang serius, dengan adanya program modifikasi perilaku pribadi kami mengajarkan pasien dan dan keluarga dalam keterampilan mengatasi praktis yang mereka butuhkan untuk pemulihan jangka panjang.
D, Bentuk Dukungan Keluarga terhadap pasien ODGJ
1.Sering berkomunikasi tentang hobi, hal-hal yang disukai, atau pengalaman-pengalaman yang menyenangkan pasien
2.Mendengarkan keluh kesah pasien
3.Mampu menyimpan rahasia/hal-hal yang diceritakan pasien
4.Bersikap empati/memahami perasaan dan pikiran pasien
5 Berdiskusi dengan pasien untuk memberikan solusi yang tepat dan logis
6.Memberikan apresiasi atas usaha pasien dalam penyembuhannya (pujian, pelukan, hadiah)
7 Tidak melabel atau menilai pasien dengan kata-kata yang kurang positif
8.Menunjukkan ekspresi emosi yang positif (mengucapkan kata-kata positif, penghargaan, kebanggaan, dan penerimaan pada kondisi pasien)
9.Memberikan nasehat apabila diperlukan dengan bahasa yang netral/tidak memihak
10.Membiarkan pasien meluapkan kesedihan dengan cara yang tepat, misalnya menangis atau bercerita, kemudian menanggapinya dengan tepat
11.Mengajak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya atau berkunjung ke keluarga besarnya
12.Memberikan bantuan dalam beberapa aktivitas pasien, misalnya mengingatkan jadwa meminum obat, memberitahu cara-cara melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, minat, serta bakat pasien
13.Memberikan aktivitas/kegiatan yang positif dan mampu dilakukan pasien, misalnya membuat kerajinan tangan, berolahraga, membantu pekerjaan rumah, dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Diakses Pada Tanggal 06 Juli 2024 Pukul 10.00.https://www.halodoc.com/artikel/cara-tepat-merawat-orang-dengan-gangguan...
Diakses Pada Tanggal 07 Juli 2024 Pukul 12.00.https://rsud.bontangkota.go.id/?p=1763
Diakses Pada Tanggal 07 Juli 2024 Pukul 12.30.https://repository.um-surabaya.ac.id/5845/1/PAK_MUNDAKIR_%2851%29_pdf.pdf