PENCEGAHAN STRES PASCA TRAUMA / PTSD N

Setiap orang memiliki pengalaman yang mengecewakan atau menyakitkan. Akan tetapi, ada kalanya pengalaman bisa dijadikan sebagai hal menjengkelkan dan juga bisa dijadikan bahaya bagi orang tersebut. Ada perbedaan antara peristiwa yang membuat stres sementara dan yang traumatis. Pengalaman tersebut sering kali menimbulkan reaksi fisik dan emosional yang dapat berlangsung selama jangka waktu yang berkepanjangan setelah kejadian tersebut. Dampak dari trauma dapat memengaruhi hubungan, pekerjaan, kesehatan, dan pandangan hidup seseorang secara keseluruhan.

Seseorang yang  mengalami peristiwa secara berbeda. Setelah mengalami peristiwa traumatis, bisa memberikan efek atau dampak pada dirinya akan merasa takut dan bereaksi dalam respons ketakutan yang dipicu oleh system di otak. Orang yang mengalami traumatis biasanya mereka akan lebih merasa lebih sring gelisah  daripada sebelumnya, bahkan merekapun mungkin mendapati diri mereka menghindari tempat atau orang tertentu yang mungkin mengingatkan mereka pada trauma tersebut. Seseorang yang  sudah pernah mengalami trauma mungkin juga akan terganggu pola tidurnya bahkan sulit untuk berkonestrasi ketika sedang mendapati pekerjaan atau mengerjakan tugas – tugas kantor. Untuk sebagian besar, respons dan gejala rasa takut menghilang setelah waktu yang singkat. Bagi seseorang yang terus menerus  mengalami manifestasi klinis  ini dapat mempengaruhi fungsi hidup mereka sehari-hari dapat didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma atau sering disebut dengan istilah  (PTSD).

1. Faktor Pemicu PTSD

  1. Orang tersebut mempunyai pengalaman yang membuat dirinya menjadi ketakutan dikarenakan tingkat keparahan trauma yang telah dialami dalam hidup.
  2. Mewarisi risiko kesehatan mental, riwayat gangguan kecemasan dan depresi dalam keluarga.
  3. Ciri-ciri kepribadian seperti kecenderungan temperamental.
  4. Cara otak mengatur bahan kimia dan hormon yang dilepaskan tubuh sebagai respons terhadap stres.

2. Faktor risiko PTSD

  1. Orang tersebut kurang mendapat dukungan dari teman dan keluarga
  2. Menderita kecanduan alkohol atau penyalahgunaan NAPZA
  3. Menderita gangguan mental lain, misalnya gangguan kecemasan
  4. Memiliki keluarga dengan riwayat gangguan mental, seperti depresi
  5. Pernah mengalami pengalaman traumatis sebelumnya, misalnya sering (bullying) pada waktu kecil
  6. Memiliki profesi tertentu, misalnya tentara atau relawan medis di daerah perang
  7. Mengalami trauma yang intens.
  8. Memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan atau depresi..

3. Gejala PTSD

1. Ingatan pada peristiwa traumatis

Klien yang mengalami PTSD sering kali teringat pada peristiwa yang membuatnya trauma. Bahkan, klien sering merasa dan teringat dengan mudah dengan pengalaman masa lalunya yang menakutkan, hal tersebut bisa hadir dalam mimpi, sehingga penderita tertekan secara emosional.

2. Kecenderungan untuk mengelak

Klien yang mengalami PTSD enggan memikirkan atau membicarakan peristiwa yang membuatnya trauma. Oleh karena itu, klien akan lebih sering menghindar dari tempat, aktivitas, dan seseorang yang terkait dengan pengalaman traumatis tersebut.

3. Pemikiran dan perasaan negative

Klien yang mengalami PTSD cenderung menyalahkan dirinya atau orang lain. Selain itu, orang tersebut juga kehilangan minat  dan bakat yang dimiliki. Klien  juga lebih senang menyendiri dan sulit menjalin komunikasi dengan orang lain.

4. Perubahan perilaku dan emosi

Klien yang mengalami PTSD sering kali mudah takut atau marah meskipun tidak dipicu oleh ingatan pada peristiwa traumatis. Perubahan perilaku ini  bisa membahayakan dirinya atau orang lain.

Pengobatan PTSD

1. Psikoterapi

  1. Terapi kognitif. Terapi ini digunakan untuk menggali dimana klien dapat mengenali cara berpikir (pola kognitif) yang membuatnya selalu teringat dalam ingatan masa lalu.
  2. Terapi paparan. Terapi perilaku ini membantu klien untuk dapat menghadapi situasi dan ingatan yang menakutkan dengan aman.
  3. Desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata. Pada jenis terapi ini menggabungkan pemaparan dengan gerakan bola mata untuk memproses ingatan traumatis dan mengubah cara bereaksi.

2. Obat-obatan

  1. Antidepresan. Jenis obat dapat memberikan dampak pada  gejala depresi, kecemasan, masalah tidur, dan konsentrasi.
  2. Obat anti kecemasan. Obat ini dapat mengurangi kecemasan  dan masalah terkait. Obat hanya digunakan dalam waktu singkat.
  3. Prazosin. Obat ini dapat mengurangi terjadinya mimpi buruk pada klien.

3. Komplikasi PTSD

  1. Depresi dan kecemasan.
  2. Ketergantungan obat-obatan dan alkohol.
  3. Gangguan makan.
  4. Pikiran dan tindakan bunuh diri.
  5. Depresi
  6. Gangguan kecemasan
  7. Penyalahgunaan NAPZA

Daftar Pustaka

Diakses Pada https://mentalhealthtx.org/id/kondisi-umum/trauma-and-post-traumatic-stress-disorder-ptsd/

Diakses pada 25 November 2022https://www.halodoc.com/kesehatan/ptsd

Diakses Pada 25 November 2022 https://www.alodokter.com/ptsd

Penulis: 
Ns.Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori