Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang tertekan, kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energy, perasaan bersalah atau rendah diri. Gangguan tidur atau nafsu makan dan konsentrasi yang buruk. Saat ini, diperkirakan 350 juta orang terkena depresi di seluruh duniadan diperkirakan menjadi penyebab terpenting kedua dari beban penyakit global pada tahun 2020. Terdapat hubungan antara kejadian-kejadian yang menjadi stressor (baik stressor mayor atau minor terapi kronis) dengan onset depresi, meskipun dengan stressor yang sama dapat menyebabkan depresi pada satu orang dan tidak pada orang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh diastasis yaitu adanya predisposisi baik biologis, psikologis, atau genetic tertentu yang menyebabkan orang tersebut rentan mengalami depresi.
Borderline Personality Disorder (BPD) mengacu pada sindrom kejiwaan yang ditandai dengan disregulasi emosi, impulsive,perilaku mengambil risiko, mudah tersinggung, perasaan hampa, melukai diri sendiri dan takut ditinggalkan, serta hubungan interpersonal yang tidak stabil. BPD tidak hanya umum di populasi psikiatri tetapi juga lebih umum di masyarakat umum daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan dengan demikian merupakan masalah kesehatan masyarakatyang penting.
Gangguan kepribadian borderline (BPD) ditandai dengan masalah yang signifikan dengan hubungan interpersonal, identitas, pengaruh regulasi dan impulsive. Perilaku menyakiti diri sendiri, upaya bunuh diri, gangguan makan atau gangguan penggunaan zat yang sering menambah gambaran klinis. Kehadiran BPD membuat pengobatan gangguan efektif dan gangguan stress pasca trauma lebih sulit dan memperburuk prognosis. BPD memiliki prevalensi tinggi, sekitar 2% dari populasi umum, meskipun banyak dari pasien tersebut tidak menerima pengobatan karena kurangnya deteksi atau wawasan penyakit yang rendah yang mengurangi permintaan pengobatan. Studi tindak lanjut jangka panjang memungkinkan kita untuk menjadi relative optimis, karena seiring waktu, kebanyakan pasien tidak lagi memnuhi kriteria diagnostic, mungkin karena pengurangan impulsive terkait usia. Namun banyak yang terus mengalami keterbatasan terkait pekerjaan dan hubungan sepanjang hidup.
Psikoterapi psikodinamik adalah sebuah terapi yang mengarahkan pasien untuk bicara terbuka. Pasien akan dibimbing untuk membicarakan pikiran dan perasaannya. Pasien bebas untuk mengutarakan apa saja yang ada dipikirannya. Terdapat banyak penelitian yang meneliti tentang efektivitas terapi psikoterapi psikodinamik yang diterapkan pada pasien depresi. Psikoterapi psikodinamik seringkali diberikan pada pasien depresi yang juga memiliki komorbid gangguan kepribadian seperti gangguan keprobadian borderline. Psikoterapi psikodinamik dapat diindikasikan secara khusus jika depresi disertai dengan gangguan kepribadian atau trauma masa kanak-kanak, dan temuan dibatasi untuk tidak lanjut jangka panjang.
Terapi yang dilakukan berfokus pada usaha stabilisasi emosi dan perasaan pasien dengan tujuan agar pasien dapat berhadapan dengan pencetusnya. Pasien diberikan terapi psikofarmaka berupa Fluoxetine 1x20mg dan Clobazam 1x10mg dan control setiap minggu untuk mendapatkan psikoterapi psikodinamik. Pada awal sesi psikoterapi, pasien banyak mengeluarkan emosi negative. Pasien terus menganggap hal-hal yang terjadi dalam hidupnya akan berakhir dengan pengabaikan. Psikoterapi dilanjutkan dan yang menjadi focus utama adalah membentuk secure base. Terapis berusaha untuk memberikan supportif untuk mengatasi emosi negative dari pasien dengan harapan saat emosi negative teratasi, mentalisasi pasien akan lebih kuat. Seiring dengan terus berjalannya Psikoterapi Psikodinamik, pasien lebih dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Daftar Pustaka