Kebutuhan akan pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, dimulai dari kebutuhan pelayanan kesehatan dasar maupun khusus. Pelayanan kesehatan dasar dapat dipenuhi kebutuhannya melalui pelayanan poliklinik, puskesmas, dan rumah sakit umum. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna serta menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Dalam menjalankan pelayanan sebuah rumah sakit memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit, dimana SDM ini merupakan sebuah aset rumah sakit yang paling mahal dibanding dengan asetaset lain karena, SDM merupakan penggerak utama organisasi rumah sakit tersebut. Sehingga SDM yang ada harus dikelola secara optimal, continue dan diberi ekstra perhatian serta memenuhi hak-haknya.
SDM akan menjadi patner sebuah rumah sakit dalam mencapai tujuan organisasi. Tenaga keperawatan merupakan salah satu komponen SDM rumah sakit, sekaligus merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang berperan dalam menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terusmenerus. Selain itu tenaga keperawatan menyumbang SDM terbanyak disetiap rumah sakit, hal ini menjelaskan juga bahwa profesi perawat memegang peranan yang sangat besar dan penting dalam bidang pelayanan kesehatan.
Sementara kebutuhan akan pelayanan kesehatan khusus dipenuhi melalui rumah sakit khusus. Salah satunya rumah sakit jiwa, mereka yang mengalami masalah kesehatan jiwa akan mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit jiwa. Rumah sakit gangguan mental atau yang sering dikenal sebagai Rumah sakit jiwa adalah Rumah sakit yang khusus untuk perawatan gangguan mental.
Pelayanan kesehatan jiwa mengambil peranan penting agar masyarakat bisa menjalani kehidupannya secara produktif dalam rangka meningkatkan daya saing, serta meningkatkan kesejahteraannya. Pelayanan keperawatan di rumah sakit jiwa dilakukan oleh perawat kesehatan jiwa. Perawat kesehatan jiwa merupakan bagian dari perawat umum, namun dalam melaksanakan tugasnya khusus menangani pasien dengan gangguan jiwa dan umumnya bekerja di rumah sakit jiwa.
Dalam memberikan pelayanan perawat akan mendapati tuntutan dari penerima layanan dan harapan dari tempat bekerja. Tuntutan yang dilakukan oleh pasien terhadap perawat, diantaranya perawat diharapkan dapat menjadi figure yang dibutuhkan, memiliki rasa simpati kepada pasien, menjaga perhatiannya, fokus dalam melayani, dan bersifat hangat dengan pasien. Sebagai sebuah tempat kerja rumah sakit juga mengharapkan tenaga kerja perawat yang mampu, terampil, bekerja dengan giat, berkeinginan untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi serta mampu menghadapi berbagai masalah dan mampu memecahkan masalah tersebut secara cerdas, dengan baik dan benar.
Tuntutan pasien dan harapan dari rumah sakit akan memberikan dampak positi dan negatif terhadap kinerja perawat. Dampak yang ditimbulkan dipengaruhi dari tanggapan atau penerimaan perawat dalam menyikapi tuntutan dan harapan rumah sakit. Bila tuntutan dan harapan rumah sakit di tanggapin perawat negatif maka akan menimbulkan hasil yang negatif pula, begitu juga dengan sebaliknya. Maka diharapkan perawat dapat menerima tuntutan dan harapan rumah sakit dengan sikap yang positif.
Sikap positif perawat dapat ditumbuhkan melalui dirinya dan sekitarnya, termasuk temapt kerjanya. Keadaan, suasana dan hubungan kerja yang harmonis dapat berpengaruh pada kenyamanan dalam bekerja. Salah satu cara yang dapat menumbuhkan sikap positif perawat melalui pemberian motivasi, baik yang dibeikan dari diri sendiri, pasien, keluarga, masyarakat, rumah sakit, maupun pemerintah. Dengan pemberian motivasi diharapkan mampu memberikan dukungan, kekuatan, dan semangat, serta dapat menumbuhkan sikap positif perawat terhadap tuntutan dan harapan rumah sakit. Motivasi sendiri dapat di artikan sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang yang akan mengarahkan tindakan seseorang dengan tujuan mencapai suatu hasil yang diinginkannya.
Pada dasarnya faktor-faktor motivasi dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (karakteristik pribadi) dalam motivasi meliputi kebutuhan, keinginan dan harapan yang terdapat di dalam pribadi. Faktor eksternal (karakteristik tempat kerja) terdiri dari lingkungan kerja, gaji, kondisi kerja, dan kebijaksanaan tempat kerja, dan hubungan kerja seperti penghargaan, kenaikan pangkat, dan tanggung jawab
Karena kehidupan manusia sehari-hari tidak luput dari gangguan yang dihadapi oleh setiap orang, keluarga/masyarakat maka motivasi menjadi hal yang penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi juga yang menjadi dasar utama bagi seseorang memasuki berbagai organisasi dalam rangka usaha orang yang bersangkutan memuaskan berbagai kebutuhannya, baik yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan berbagai kebutuhan lainnya yang semakin kompleks.
Salah satu dampak positif dari sebuah motivasi yang terlihat dari perawat rumah sakit jiwa yang mulai mengalami penurunan energi dan semangat dalam bekerja, mengalami peningkatkan energy dan semangat kerja lagi. Dapat diketahui bahwa penurunan semangat kerja pada perawat rumah sakit jiwa dapat mengakibatkan kinerja perawat yang kurang optimal sehingga memungkinkan terabaikannya prosedur kerja yang seharusnya dilakukan oleh perawat. Hal ini dibuktikan juga dengan adanya kasus pasien rumah sakit jiwa yang melarikan diri atau menghilang akibat kelalaian perawat yang berjaga saat jam kerja berlangsung. Apabila terjadi kasus pasien yang melarikan diri atau menghilang, maka pihak manajemen akan memberikan sanksi kepada perawat yang berjaga pertama kali dengan harus mempresentasikan kronologis kejadian didepan semua pihak yang meliputi manajemen rumah sakit jiwa, kepala bidang, kepala seksi keperawatan, dan perawat lainnya
Begitu banyaknya tanggung jawab dan tuntutan yang harus dijalani oleh perawat rumah sakit jiwa menunjukkan perawat rumah sakit jiwa rentan sekali mengalami penurunan motivasi dalam pekerjaannya. Keadaan tersebut akan mempengaruhi konsentrasi bekerja, kapasitas bekerja, semangat kerja, dan gangguan psikologis pada perawat tersebut. Pemberian motivasi kerja bagi perawat yang mengalami penurun juga harus diperbaiki, harus disesuaikan dengan karakteristik perawat agar pemberiannya efektif dan efisien.
Pemberian motivasi pada perawat rumah sakit jiwa diharapkan tidak hanya sekali melainkan setiap waktu dan secara terus menerus, termasuk motivasi dari diri sendiri. Dalam mencapai tujuannya kedua motivasi tidak dapat dipisahkan karena keduanya sangat berkaitan erat, motivasi diri akan lemah bila tidak didukung dari motivasi luar, begitu juga sebaliknya motivasi yang dating dari luar akan sia-sia bila tidak ada motivasi dari dalam diri.
Sumber: Cahyani, dkk. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Jiwa. FKM UNDIP.