Narkoba di Indonesia sudah banyak sekalij enisnya. Salah satunya adalah Methadone, yang biasanya digunakan oleh tim medis untuk meredakan nyeri berat. Methadone termasuk dalam obat pereda nyeri( analgesic opioid).
A. Apaitu METADON
Metadon adalah opiate ( narkotik) sintetis yang kuat seperti heroin ( putaw) ataumorfin, tetapi tidak menimbulkan efek sedatif yang kuat. Metadon bukan penyembuh untuk ketergantungan opiat, selama memakai metadone, penggunanya tetap tergantung pada opiate secara fisik.Obat ini bekerja dengan cara mengubah respon system saraf dan otak dalam merespon rasa sakit dan nyeri. Metadone biasanya di sediakan pada Program Terapi Rumatan Metadone( PTRM) yaitu program yang mengalihkan pengguna heroin pada obat lain yang lebih aman untuk klien.
PTRM mempunyai 2 tujuanpilihan :
- Membantu pengguna berhenti menggunakan heroin diganti dengan metadone dengan dosis yang dikurangi setahap demi setahap.
- Untuk mengurangi dampak buruk akibat penggunaan heroin dengan suntikan.
B. Cara metadondigunakan
Metadone tidak boleh digunakan sembarangan. Bagi pemakai/klien metadon biasanya diberikan dalam bentuk cairan( larutan sirop) yang diminum dibawah pengawasan PTRM setiap hari ( bagiklien PTRM ). Setiap klien mendapatkan dosis yang berbeda akibat perbedaan metabolisme, berat badan, dan toleransi terhadap opiate. Pada awalnya, klien harus diamati setiap hari dan reaksi terhadap dosis yang dinilai. Jika klien menunjukkan tanda atau gejala putus zat, maka takaran harus ditingkatkan.
Berikut adalah dosis metadone :
- Untuk meredakan rasa nyeri, dosisnya adalah 2,5-10 mg, diberikan setiap 6-8 jam
- Untuk mengatasi ketergantungan terhadap NAPZA atau Narkoba, dosis awal adalah 10-40 mg, 1 x sehari. Jika diperlukan, dokter dapat memberikan tambahan dosis 5- 10 mg hingga maksimal 30 mg.
C. Interaksi Metadone dengan obat lain
Penggunaan metadone sirop dengan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan efek interaksi seperti :
- Meningkatkan resiko terjadinya gangguan pernapasan yang berat, hipotensiberatatausindromserotonin jika digunakan bersamaan dengan obat golongan MAOI seperti isocarboxazid atau selegiline.
- Peningkatanresikoterjadinyaaritmiajikadigunakan Bersama tacrolimus, Siponimod,clozapine,haloperidol,levofloxacin, lithium, ondansentron, procainamide,pimozideatau norfloxacin.
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan pernapasanberat, koma, bahkan kematian jika digunakan bersama fentanyl, ketamine, atau hydrocodone.
- Peningkatan kadar methadone di dalam darah jika digunakan dengan itraconazole atau ketoconazole.
D. Efek samping dan bahaya Metadone
Efek samping yang bisa terjadi setelah menggunaka nmetadone kantuk,pusing, mual, muntah,sering berkeringat, mulut kering, konstipasi, libido, gigi busukd an insomnia.
Mual muntah : 10-15 % mengalami efek samping ini, yang biasanya hilang setelah beberapa hari.
Konstipasi :seperti opiate lain, gizi dan olahraga dapat membantu.
Keringat :dapat muncul sebagai efek samping atau karena takaran metadone tidak sesuai.
Libido :penurunan pada gairah seksual.
Kelelahan :dapat dikurangi dengan mengurangi takaran.
Gigi busuk :dapat disebabkan oleh sirop dan mulut kering
Apabila efek samping tersebut tidak kunjung reda atau justru semakin memburuk, segera temui dokter bila terjadi reaksi alergi atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan metadone, seperti :
- Sulit bernapas
- Halusinasi
- Pusing dan inginpingsan
- Kejang
- Suara serak
- Sulit menelan
- Kantuk yang berat
- Menstruasi yang tidakteratur
Referensi :
https://spiritia.or.id/informasi/detail/103diakses pada 27 April 2024 pukul 07.15
https://www.alodokter.com/methadonediakses pada 27 April 2024 pukul 08.00