Remaja yang mengalami masalah banyak yang mencari jawabannya sendiri dengan cara yang salah. Salah satunya dengan mengakhiri hidup mereka sendiri dengan bunuh diri. Stephen Arterburn memberikan beberapa fakta mengenai bunuh diri: Bunuh diri remaja, penyebab kematian utama nomor tiga di kalangan mereka, telah menjadi tiga kali lipat dalam tiga puluh tahun terakhir. Sebagian besar remaja berpikir tentang bunuh diri. Sebesar 73 persen, khususnya, pernah terpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri. Sebanyak 27 persen ternyata pernah mencobanya. Lebih banyak wanita dibandingkan pria yang bunuh diri. Namun, lebih banyak pria yang menemui ajal karena bunuh diri. Remaja berkecenderungan bunuh diri setidaknya pernah mengalami: kehilangan salah satu orang tua sebelum usia 12 tahun, pelecehan secara fisik maupun seksual, atmosfi Usia remaja adalah fase transisi dari seorang anak menjadi Dewasa, dan ‘terjebak’ dalam fase ini tidaklah mudah. Dalam Fase ini remaja acap kali berprilaku aneh, bertindak impulsif, semau gue dan hal ini dianggap sebagai sifat pemberontak sehingga anak semakin bingung dengan perubahan hormon yg mereka terima. Di masa ini pula remaja mulai mengerti akan identitas seksual dan perubahan-perubahan hormon yang berlaku di tubuh mereka. Sehingga terkadang mereka mencari jati diri dengan cara yang benar menurut mereka sedangkan di masa ini pula mereka harus menghadapi tekanan-tekanan yang mengharuskan mereka untuk bisa menyesuaikan diri secara sosial, berprestasi secara akademik, dan bertindak secara bertanggung jawab. Beberapa remaja tidak mampu untuk menghadapi hal ini dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Kaum remaja tidak jarang dihadapkan dengan berbagai masalah yang menantang. Hal ini dapat memicu tindak kekerasan terhadap diri sendiri, termasuk upaya bunuh diri. Meski tindakan tersebut dilakukan secara diam-diam, namun ada tanda-tanda upaya bunuh diri remaja yang dapat dikenali.
World Health Organization (WHO) mencatat setiap 40 detik, ada satu korban meninggal yang disebabkan oleh tindakan bunuh diri, termasuk dari kalangan remaja. Ada banyak faktor yang bisa memicu tindakan tersebut, umumnya dimulai dari masalah dalam kehidupan yang menyebabkan gangguan psikologis seperti depresi, bahkan penyalahgunaan obat-obatan. Masalah keluarga, beban pendidikan, hingga perundungan di dunia maya (cyberbullying) turut meningkatkan risiko bunuh diri di kalangan remaja.
Metode percobaan bunuh diri dan kejadian bunuh diri yang benar - benar terjadi dapat berupa berbagai cara. Namun metode yang paling umum pada anak dan remaja adalah penggunaan senjata api, di mana dua per tiganya pelakunya adalah laki – laki. Metode kedua yang paling umum pada kejadian bunuh diri dengan pelaku laki – laki di mana seperempat dari kasus yang ada adalah gantung diri. Sedangkan pada perempuan, seperempat dari kasus yang ada, melakukan bunuh diri dengan cara menggunakan zat racun.
Faktor psikososial sangatlah memainkan peran yang besar dalam menjadi penyebab dari kejadian bunuh diri yang ada. Walaupun gangguan depresi meningkatkan risiko terjadinya bunuh diri seekitar 20 persen, namun penyebab yang umum terjadi adalah rasa hilang harapan untuk hidup, penyalahgunaan zat terlarang secara berulang, dan riwayat perilaku agresif. Selain itu faktor keluarga juga berperan, misalkan karena perlakuan yang tidak baik, termasuk kekerasan fisik dan seksual, serta penelantaran keluarga terhadap seseorang.
Perlu diketahui ciri-ciri dari seorang anak atau pun remaja yang dapat berisiko melakukan percobaan bunuh diri. Penting untuk menanyakan tentang adanya ide bunuh diri dari anak dan remaja yang berisiko seperti yang mengalami depresi. Ide bunuh diri yang dapat muncul adalah seperti ingin menyakiti dirinya atau dirinya ingin loncat dan menabrakkan diri ke mobil. Harus diwaspadai juga untuk anak dan remaja yang telah melakukan percobaan bunuh diri, dapat mencoba lagi di masa mendatang. Oleh karena itu, menjadi tantangan bagi Anda para orang tua dan kerabat dari anak – anak yang berisiko melakukan bunuh diri untuk mengenali tanda dan gejala awal. Jika Anda menemukan gejala dan tanda yang menjurus ke arah percobaan bunuh diri, Anda perlu membawa anak tersebut ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan seperti obat dan konsultasi psikoterapi.
A. Tanda-Tanda Remaja yang Ingin Melakukan Percobaan Bunuh Diri
Seorang remaja yang ingin melakukan tindakan bunuh diri biasanya akan menunjukkan gerak-gerik yang tak biasa atau beberapa tanda, seperti:
- Membicarakan dan memikirkan kematian.
- Menggambar atau menulis tentang kematian.
- Memberikan barang-barang pribadi kepada orang lain.
- Menutup diri dari anggota keluarga dan kerabat terdekat.
- Mengalami perubahan emosi secara cepat.
- Melakukan tindakan-tindakan yang sangat berbahaya yang dapat berujung pada kematian, misalnya menyetir ugal-ugalan atau mengonsumsi obat secara berlebihan.
- Mengalami perubahan kepribadian secara drastis, misalnya menjadi sangat gelisah.
- Mengalami perubahan pada pola makan atau gangguan tidur.
- Merasa kehilangan minat pada hal yang disukai atau melanjutkan kegiatan sekolah.
- Menurunnya kepercayaan diri sendiri, mulai dari merasa malu, membenci diri sendiri, tidak bernilai, bersalah yang berlebihan dan meyakini bahwa semua orang akan lebih baik tanpa dirinya.
- Merasa tidak ada harapan untuk masa depan karena kondisi yang dialami tidak akan pernah menjadi lebih baik.
Perlu diketahui, tanda-tanda bunuh diri di atas tidak selalu tampak pada tiap remaja. Dalam beberapa kasus, remaja tidak memperlihatkan tanda-tanda tersebut dan cenderung menyembunyikannya percobaan bunuh dirinya. Oleh sebab itu, menjadi tugas keluarga dan kerabat terdekat untuk selalu memerhatikan gerak-gerik remaja yang kemungkinan menjadi tanda dari tindakan percobaan bunuh diri.
B. Mencegah Bunuh Diri pada Remaja
Jika Anda mendapati remaja yang bertindak seakan-akan sedang merencanakan untuk bunuh diri, maka lakukan hal berikut untuk mencegahnya bunuh diri:
- Berikan perhatian, Dengarkan semua yang dia ingin sampaikan dan selalu pantau tindakannya. Jangan mengabaikan ancaman bunuh dirinya dan justru melabeli sebagai individu yang suka bersikap berlebihan. Cobalah berdiskusi dengannya untuk mengetahui masalah sedang ia hadapi dan dukung mereka untuk menyelesaikannya.
- Dukung ia untuk melakukan hal positif, Berikan dukungan pada remaja untuk mulai melakukan hal-hal positif, seperti kembali menikmati hobi, berolahraga di luar lapangan, atau sekadar bersosialisasi dengan teman-temannya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mengurangi gejala depresi pada remaja.
- Lakukan langkah perawatan, Bantu remaja untuk menjalani perawatan dengan psikolog atau psikiater. Yakini bahwa langkah ini akan membantunya untuk menjadi lebih baik. Selain itu, bantulah dia untuk mengikuti apa yang dianjurkan.
- Bertanya dan tawarkan bantuan ,Menanyakan tentang adanya keinginan untuk bunuh diri pada remaja yang ingin melakukannya adalah hal yang tepat. Meski tampak sulit, hal ini justru dapat mencegah terjadinya bunuh diri pada remaja. Tanyakan juga masalah yang sedang di alami dan tawarkan bantu yang bisa Anda berikan.
- Singkirkan Benda Berbahaya, Jauhkan semua benda berbahaya yang bisa digunakan untuk melakukan bunuh diri, seperti racun hama, obat-obatan, benda tajam, senjata api, dari jangkauan dirinya.
Berbagai masalah dan kondisi yang terjadi selama masa remaja, sebenarnya bisa dikelola dengan baik, terutama dengan dukungan keluarga dan orang terdekat. Kenali tanda-tanda remaja mengalami stres atau berusaha bunuh diri, lakukan cara-cara di atas untuk berusaha mencegah tindakan berbahaya tersebut.
C. Faktor – Faktor penyebab Remaja bunuh diri
- Pengalaman buruk yang memicu trauma, Trauma yang terjadi pada masa kecil bisa dalam bentuk kekerasan seksual, kekerasan dalam bentuk fisik atau verbal sehingga hal ini membentuk suatu pikiran buruk kalau hidup ini begitu tidak adil di alam bawah sadar anak.
- Hubungan buruk dengan orangtua dan keluarga, Dimasa ini remaja amat butuh dukungan dari orangtua dan keluarga karna orangtua adalah pondasi si anak dalam menghadapi perubahan-perubahan yg harus mereka hadapi jika hubungan ini sudah buruk otomatis akan sulit bagi si anak untuk meminta dukungan.
- Bullying
Bullying adalah salah satu faktor tertinggi yg menyebabkan anak bunuh diri, akibat bullying itu bermacam-macam, menimbulkan rasa minder, kecemasan, malu hingga depresi berat. - Permasalahan yang tak kunjung usai, Permasalahan yang harus anak hadapi disaat itu bukan tanggung jawab yg harus dibebankan kepada anak, ketidak harmonisan orangtua, faktor finansial yang menganggu.
- Merasa tidak berharga, Di saat anak merasa kalau dirinya tidak berharga, maka timbulkan pikiran kalau si anak tidak berguna untuk melanjutkan hidup karena anak merasa kalau dia tidak diterima di lingkungan atau kelompok tertentu.
- Kewajiban untuk menjadi yang terbaik di sekolah, Saat ini nilai baik di sekolah menjadi yang terbaik, masuk universitas favorit adalah suatu kewajiban padahal setiap anak istimewa dengan caranya masing-masing tanpa harus menjadi yang terbaik disekolah.
Daftar Pustaka
Mengenali Tanda-Tanda Bunuh Diri pada Remaja - Alodokter
6 Faktor Penyebab Bunuh Diri Pada Remaja | Kata Bunda
Pencegahan Bunuh Diri Pada Anak-Anak dan Remaja | BookingDokter - Health Reservation Everywhere