Gagal ginjal akut adalah kondisi klinis dimana ginjal mengalami kerusakan dan penurunan fungsi secara tiba-tiba.
Akhir-akhir ini masyarakat kita dihebohkan dengan fenomena gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak dari rentang usia 0 tahun – 18 tahun. Hal ini cukup mengkhawatirkan bagi para orang tua karena banyaknya ditemukan kasus anak yang meninggal dunia diduga akibat gagal ginjal akut.
Sampai tanggal 6 November 2022 tak ada penambahan kasus baru maupun meninggal, sehingga masih tercatat 324 kasus GGAPA (Gangguan Ginjal Progresif Atipikal), yang terdiri 28 kasus dalam perawatan, 194 meninggal, dan sembuh 104 kasus.
Ginjal merupakan bagian dari saluran kemih yang fungsi utamanya adalah menyaring kotoran yang di buang melalui urine. Kondisi ginjal yang rusak dapat dilihat dengan adanya peningkatan konsentrasi kreatinin serum, perubahan warna urine juga merupakan salah satu tanda gangguan ginjal dimana apabila warna urine sangat keruhberarti tanda kekurangan cairan. Pada keadaan gangguan ginjal maka warna urine bisa menjadi warna lebih gelap seperti cokelat, merah atau ungu.
Penyebab gagal ginjal akut terbagi menjadi tiga faktor antara lain:
- Faktor prerenal yaitu faktor yang menyebabkan perburukan fungsi ginjal sebelum organ ginjal dan penyebab yang paling umum adalah syok hipovolemik, suatu kondisi kekurangan cairan yang menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang.
- Faktor renal yaitu gagal ginjal terjadi akibat kerusakan yang terjadi kerusakan yang terjadi pada ginjal dan beberapa gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal secara langsung adalah toksin, methanol dan infeksi.
- Faktor post renal yaitu suatu keadaan dimana ginjal dapat membentuk urine dengan cukup baik, namun alirannya dalam saluran kemih terhambat, hal ini dapat dijumpai pada tumor daerah perut bawah yang menyebabkan urine terbendung dan menyebabkan kerusakan ginjal.
Ada beberapa faktor pemicu yang bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal pada anak antara lain:
- Kebutuhan cairan tubuh anak tidak tercukupi dalam kurun waktu panjang.
- Telah mengalami penyakit ginjal tertentu, seperti radang ginjal akut, glomerulonefritis, dan sejenisnya.
- Riwayat penyakit bawaan dari orang tua kandung, seperti hipertensi dan diabetes.
- Mengalami keracunan zat tertentu.
- Efek samping dari obat-obatan tertentu.
- Kondisi yang menyebabkan aliran darah pada tubuh anak terganggu, seperti serangan jantung, operasi, perdarahan, dan lain sebagainya.
- Menderita sindrom hemolitik uremik (pembuluh darah kecil pada ginjal meradang dan rusak).
Beberapa gejala gagal ginjal akut pada anak.
1. Muntah-muntah dan tidak nafsu makan. Anak yang fungsi ginjalnya menurun drastis bisa mengalami muntah-muntah parah dan tidak nafsu makan. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan kadar ureum di dalam darah.
2. Pucat. Anak yang terkena gagal ginjal akut biasanya terlihat pucat. Kondisi ini disebabkan oleh rusaknya ginjal, sehingga menurunkan produksi sel darah merah secara signifikan. Akibatnya, anak mengalami anemia berat yang ditandai wajah pucat.
3. Badan lemas dan kelelahan. Orang tua perlu waspada jika anak sering merasa lemas dan badannya sering kelelahan, padahal aktivitas minim dan sudah cukup istirahat. Penderita gagal ginjal akut bisa merasa kelelahan, karena penumpukan ureum di dalam darah.
4. Benjolan di perut. Ciri-ciri gagal ginjal akut pada anak lainnya adalah muncul benjolan di perut atau kandung kemih. Benjolan ini terasa ketika diraba.
5. Gangguan tumbuh kembang. Gagal ginjal akut bisa menyebabkan tumbuh kembang anak terganggu. Anak bisa mengalami keterlambatan puncak tumbuh kembangnya, sampai telat pubertas. Hal ini dipengaruhi menurunnya nafsu makan anak selama ginjal tidak berfungsi.
6. Urine tidak keluar atau kencing berlebihan. Dikutip dari Children’s Hospital of Philadelpihia, urine tidak keluar atau kencing berlebihan juga merupakan ciri-ciri ginjal akut pada anak. Di beberapa kasus, urine bahkan berwarna merah.
7. Beberapa bagian tubuh bengkak. Ketika ginjal tidak berfungsi secara optimal, cairan akan menumpuk di beberapa bagian tubuh, sehingga menyebabkan pembengkakan di wajah dan bagian tubuh lainnya.
Pada kasus gagal ginjal yang terjadi akhir-akhir ini, pemerintah telah memberikan informasi penting, sebagaimana pada release yang di sampaikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tanggal 7 Nopember 2022, bahwa kasus gagal ginjal akut pada anak (GGAPA) disebabkan oleh keracunan(intoksikasi) etilen glikol dan dietilen glikol (EG/DEG) yang terdapat dalam campuran beberapa obat syrup. Hal ini berdasarkan bukti pemeriksaan dan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan sebagian besar ditemukan EG/DEG pada biopsi ginjal pasien.
Hasil pemeriksaan, penelitian darah pasien dan urin, didapatkan suatu zat yang menjadikan penyebab keracunan atau intoksikasi pada ginjal anak. Yang dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsi ginjal, dan ditemukan gangguan ginjal akibat EG dan DEG . Dari penemuan tersebut, para peneliti mempunyai dugaan kuat, gangguan ginjal akut pada anak dikarenakan intoksikasi EG dan DEG.
Langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari gangguan ginjal pada anak
1. Berikan anak rutin beraktivitas fisik secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi sel imunitas atau kekebalan. Tidak perlu berolahraga berat, cukup mengajak anak untuk bersepeda bersama, berenang, atau sekadar bermain petak umpet di luar rumah, dan aktivitas fisik lain yang disukai anak, sehingga suasananya semakin menyenangkan.
2. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh anak, karena air sangat penting untuk mempertahankan fungsi ginjal. Cairan tubuh yang beredar lancar akan membantu membuang sisa metabolisme di dalam tubuh anak melalui air kemih. Pastikan anak terpenuhi kebutuhan cairannya, dengan minum berulang atau makanan berkuah seperti kaldu daging, sebagai cairan tambahan yang padat nutrisi.
3. Membatasi asupan gula, karena konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko mengalami diabetes dan membebani fungsi ginjal anak. Oleh sebab itu, batasi anak mengkonsumsi minuman manis, seperti soda dan minuman kemasan, camilan manis, dan saus yang cenderung manis. Sebagai alternatif, dapat diberikan buah yang mengandung gula alami dan kaya nutrisi.
4. Batasi asupan garam, karena kandungan garam tinggi dapat membuat tubuh anak menahan lebih banyak air, meningkatkan tekanan darah dan membebani ginjal. Cukup tambahkan sedikit garam pada masakan rumah dan hindari makanan atau camilan yang tinggi garam untuk anak.
5. Pertahankan berat badan anak tetap ideal dengan mencegah penumpukan lemak, karena masukan kalori berlebih. Obesitas dan kelebihan berat badan anak akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular yang mematikan, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
6. Lakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter langganan, terlebih jika anak sedang mengeluhkan gejala klinis di atas. Dokter tentu saja akan memeriksa kondisi anak secara keseluruhan. Harap segera menemui dokter jika anak mengalami gejala klinis yang tidak biasa, seperti merasa lelah, sulit tidur, sulit berkonsentrasi, nafsu makan buruk, kesulitan buang air kecil dan pembengkakan kaki.
Sebagai upaya pencegahan GGA pada anak karena dampak buruk obat, orangtua harus lebih cermat dalam memberikan obat pada anak, dengan membaca aturan penggunaan yang tertera di label atau sesuai petunjuk dan anjuran dokter. Selain itu, penggunaan obat sirup harus sesuai rekomendasi dokter, terkait masih adanya pembatasan edar obat sirup yang sedang diteliti oleh BPOM.
Referensi:
https://www.rsabhk.co.id/siaran-kesehatan/anak-anak-juga-bisa-kena-gagal-ginjal
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gagal-ginjal-pada-anak
https://pyfahealth.com/blog/penyebab-dan-gejala-gagal-ginjal-akut-pada-anak
https://news.detik.com/kolom/d-6383030/menghadapi-gagal-ginjal-akut-pada-anak