MENGENAL PENGABAIAN EMOSIONAL PADA ANAK

Pengabaian emosional pada anak merupakan suatu kondisi dimana orangtua gagal dalam memenuhi kebutuhan emosional anak selama di tahun-tahun awal. Pada penganiayaan atau kekerasan lain berfokus pada “perilaku” orangtua sedangkan pengabaian emosional ini berfokus pada “kegagalan/kelalaian” orangtua untuk berperilaku. Di pengabaian emosional ini tampak dari terbatas/jarangnya orangtua berinteraksi dengan anak, tidak responsif, gagal dalam memperhatikan, tidak hadir saat dibutuhkan, atau tidak menanggapi dengan tepat perasaan anak.

Umumnya pengabaian emosional pada anak ini dapat disertai dengan kekerasan lain sehingga anak membentuk perilaku yang maldaptif dan orangtua kemudian menolak memberi penanganan terhadap masalah emosi yang dialami anak. Adapun tindakan pengabaian emosional ini menjadi salah satu bentuk kekerasan yang paling sering dilakukan orangtua terhadap anak. Beberapa orang tua mungkin lalai memperhatikan atau menanggapi kebutuhan emosional anak dan yang lain mungkin dengan sengaja mengabaikan emosi anak mereka. Orang tua bisa saja mencoba memberi yang terbaik dan sangat menyayangi anaknya, tetapi mungkin saja masih mengabaikan kebutuhan emosional yang diperlukan anak.

Pada kekerasan fisik yang dialami anak dapat meninggalkan bekas luka fisik, tetapi bagaimana luka karena pengabaian emosional? Tindakan pengabaian emosional ini dapat merusak anak dengan luka psikis yang kompleks dimana anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kesulitan mengetahui dan mempercayai emosinya sebagai orang dewasa termasuk emosi orang lain nantinya.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengabaian emosional yang dialami anak mempunyai dampak negatif yang cukup besar bagi kesehatan mentalnya dan rentang efek psikologis yang terjadi cukup besar dibanding semua tipe maltreatmen yang terjadi dimasa kanak-kanak. Adapun beberapa gejala dari pengabaian emosional yang tampak pada anak antara lain: kesulitan berpikir, kurang percaya diri, konsep diri yang rendah, menarik diri, kesepian, emosi yang naik turun, kesulitan mengenal dan mengontrol emosi, kesulitan untuk membentuk dan membangun hubungan dengan orang lain, munculnya perilaku yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan usia, mengalami kecemasan, atau bahkan depresi.

Hal ini dikarenakan efek dari pengabaian emosional yang dialami anak sejak dini juga berpengaruh terhadap bagian perkembangan otak anak termasuk bagian yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran emosi yaitu amygdala. Sebagai akibatnya, anak yang dibesarkan dengan pengabaian emosional dari orangtua cenderung memiliki masalah kesehatan mental yang buruk serta bertahan lama. Dan ketika anak menganggap bahwa dirinya telah diabaikan orangtuanya secara emosional maka resiko masalah kesehatan mental anak cenderung dua kali lebih besar berkembang menjadi gangguan psikiatri di usia 15 tahun seperti mengalami depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan panik, dan PTSD. Sedangkan di sekolah, anak akan tampak memiliki performa akademik yang buruk, melakukan penyalahgunaan narkoba, dan beresiko melakukan perilaku/tindakan bunuh diri.

Adapun beberapa contoh perilaku mengabaikan yang mungkin sering dilakukan orangtua seperti: memberi perlakuan yang tidak sengaja berbeda pada tiap anak, apatis atau masa bodoh, menyalahkan anak, menyangkal atau tidak menganggap kehadiran anak, mengatakan bahwa anak “ nakal “ atau “ tidak berguna”, bersikap seolah-olah anak merupakan beban (e.g: “gara-gara kamu, ibu/bapak jadi susah”), menggunakan anak untuk memuaskan kebutuhan emosi orangtua, ataupun mengabaikan perasaan yang disampaikan anak (e.g: “itu bukan seperti yang kamu rasakan”, “tidak perlu semarah itu”, “berhenti bersikap berlebihan/dramatis”).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki luka pengabaian emosional berkemungkinan untuk “mewariskan” luka tersebut ke generasi selanjutnya (transgenerasional). Dengan kata lain orangtua yang mengalami kekurangan pengasuhan dan diabaikan secara emosi dari orangtua mereka semasa kecilnya cenderung mengadopsi gaya pengasuhan yang sama saat membesarkan anak mereka sendiri. Pengabaian tersebut kembali menimbulkan dampak yang sama pada anaknya sehingga orangtua perlu untuk segera menyadari trauma atau luka yang mereka miliki sehingga pengasuhan yang sama tidak kembali diteruskan pada generasi selanjutnya.

Oleh karena itu, penting untuk diperhatikan bagi orangtua dalam pengasuhan anak bahwa ketika kebutuhan emosional anak tidak terpenuhi selama pengasuhan dimasa kecilnya, maka anak tidak memiliki aspek-aspek penting yang diperlukan untuk menjalani kehidupan dewasanya nanti dan tanpa disadari anak bisa tumbuh dengan fondasi yang rapuh dan tidak stabil dalam membangun kehidupannya.

Referensi :

DePanfilis D. (2006). Child neglect: A guide for prevention, assessment, and intervention.
 

Andrea B. (2020). 9 Signs of Childhood Emotional Neglect, and 3 Ways to Heal; The absence of emotional support in childhood can be damaging and long-lasting. Retrieved from: https://www.psychologytoday.com/us/blog/mindful-anger/202001/9-signs-chi...

 

Chen C, et al. (2020). Emotional abuse and adolescent’s social anxiety: The roles of self-esteem and loneliness. Retrieved from: https://www.researchgate.net/publication/337768194_Emotional_Abuse_and_A...’_Social_Anxiety_the_Roles_of_Self-Esteem_and_Loneliness

 

Glickman EA, et al. (2021). Childhood emotional neglect and adolescent depression: Assessing the protective role of peer social support in a longitudinal birth cohort. Retrieved from: frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyt.2021.681176/full

 

Kumari V. (2020). Emotional abuse and neglect: Time to focus on prevention and mental health consequences. Retrieved from: ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7589986/

 

Webb, J. (2021). About Emotional Neglect. Retrieved from: https://drjonicewebb.com/about-emotional-neglect/

 

 

Penulis: 
Astry Evana
Sumber: 
Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori