MENGENAL JENIS APD LENGKAP BAGI TENAGA KESEHATAN DIMASA PANDEMI

Di tengah pandemi covid-19, penggunaan alat pelindung diri (APD) sangatlah diperlukan. Hal ini penting mengingat APD dapat mencegah penularan covid-19. Terutama bagi para tenaga kesehatan yang setiap harinya harus berhadapan langsung dengan para pasien yang terinfeksi covid-19. “Pada situasi pandemi covid-19 ini APD sangat diperlukan. Kebutuhan APD sangat tinggi sementara ketersediaan APD sangat terbatas.  Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Setidaknya terdapat dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Wabah penyakit coronavirus (COVID-19) ditetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia dan virusnya sekarang sudah menyebar ke berbagai sistem dan teritori. Memang masih banyak yang belum diketahui tentang virus penyebab COVID-19, tetapi kita tahu bahwa virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan percikan dari saluran napas orang yang terinfeksi (yang keluar melalui batuk dan bersin). Orang juga dapat terinfeksi karena menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus ini lalu menyentuh wajahnya (misanya., mata, hidung, mulut). Meskipun COVID-19 terus menyebar, masyarakat harus mengambil tindakan untuk mencegah penularan lebih jauh, mengurangi dampak wabah ini dan mendukung langkah-langkah untuk mengendalikan penyakit ini . Wabah mendadak penyakit virus coronavirus 2019 dan penyebarannya yang cepat ke banyak sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia telah menyebabkan kekurangan alat pelindung diri (APD) yang tidak dapat diselesaikan dengan mengurangi penggunaannya atau dengan meningkatkan produksi (WHO, 2020). Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan risiko penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas kesehatan yang sering terpapar dengan agen infeksi. Penularan infeksi dapat melalui beberapa cara diantaranya melalui udara, darah dan cairan tubuh. Pekerjaan dibidang medis berisiko terhadap kecelakaan yang mengakibatkan keterpaparan penyakit yang dapat mengganggu kesehatan kerja.

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Panjaitan, 2019). Sebuah laporan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China menunjukkan persentase tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19 hanya 3,8% dari semua kasus COVID-19. Sebelumnya, tenaga kesehatan yang terinfeksi mencapai 29%, dan ini menurun drastis setelahnya. Penurunan tingkat infeksi kemungkinan merupakan cerminan dari tindakan penggunaan APD yang dilakukan untuk melindungi dengan tepat petugas kesehatan

Bambang menjelaskan bahwa penggunaan APD yang tepat guna bakal mampu mencegah transmisi SARS-CoV-2. Yaitu virus yang dapat menyebabkan covid-19. “Selain itu, penggunaan APD yang tepat guna juga diharapkan dapat membantu tetap terjaganya ketersediaan APD selama pandemi,” ujar Bambang. “Penggunaan APD yang tepat guna juga akan mampu bertindak sebagai penghalang antara bahan infeksius seperti virus dan bakteri pada mulut, hidung, atau selaput lendir di mata. APD juga berfungsi sebagai pengalang untuk penularan kontaminan seperti darah, cairan tubuh, atau sekresi pernapasan,”. 
Ada beberapa jenis APD yang selama ini ada di pasaran seperti masker (masker N95, masker bedah, masker kain), pelindung wajah, pelindung mata, gaun celemek (apron), sarung tangan, pelindung kepala dan sepatu pelindung.TAK terbantahkan bila Alat Pelindung Diri (APD) sangat dibutuhkan oleh tenaga medis selama pandemi COVID-19. APD menjadi salah satu alat penting untuk menjaga petugas kesehatan (dokter, perawat, dan lain-lain) yang saat ini berhubungan langsung dengan pasein COVID-19.

Pemilihan APD untuk mencegah infeksi virus Corona tidak bisa dilakukan sembarangan. APD yang ideal untuk mencegah dan melindungi tubuh dari paparan virus Corona memiliki kriteria tertentu, yakni:

  1. Mampu melindungi tubuh dari percikan dahak yang mengandung virus Corona
  2. Tidak mudah rusak
  3. Ringan dan tidak membatasi gerak atau menimbulkan rasa tidak nyaman
  4. Mudah dibersihkan

Berikut ini adalah beberapa jenis APD yang umumnya digunakan para tenaga medis dalam menangani ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan), pasien suspect (terduga positif), maupun sudah terbukti positif COVID-19:

1. Jenis Alat Pelindung Diri

Pakaian pelindung, sarung tangan, masker, hoodie, respirator, kacamata pelindung (goggles), pelindung wajah, dan sepatu boots merupakan alat pelindung diri yang direkomendasikan saat menangani pasien tersangka kasus infeksi sangat menular. Pemilihan jenis alat pelindung diri sebaiknya disesuaikan dengan tipe paparan (aerosol, percikan darah atau cairan tubuh, bersentuhan dengan pasien atau jaringan tubuh), jenis prosedur atau aktivitas yang dikerjakan, serta ukuran yang sesuai dengan pengguna.

2. Baju Pelindung

Menurut tinjauan Cochrane yang dipublikasikan pada Juli 2019, penggunaan jubah (gown) memberikan perlindungan terhadap kontaminasi lebih baik dibandingkan apron. Studi ini juga menyebutkan bahwa material baju pelindung yang lebih breathable tidak meningkatkan risiko kontaminasi dibandingkan material yang lebih tahan air. Jenis material ini bahkan bisa meningkatkan kenyamanan pengguna. Namun, perlu dicatat bahwa kesimpulan ini ditarik dari studi dengan kualitas bukti yang rendah. Prinsip baju pelindung yang lain adalah sekali pakai, serta ukurannya sesuai dengan pengguna sehingga tidak menghambat pergerakan.

3. Pelindung Mata

Alat pelindung diri untuk bagian mata bisa menggunakan goggles atau face shield. Atribut alat pelindung diri tersebut berguna untuk melindungi mata dari  kontaminasi patogen berupa droplet, percikan darah, atau cairan tubuh pasien. Face shield dapat dikenakan di luar goggles untuk melindungi bagian wajah seluruhnya. Face shield dan goggles biasanya dapat dipakai ulang, namun harus dibersihkan dengan cara direndam menggunakan larutan klorin yang diencerkan 1:49 kemudian dibilas dengan air bersih.

4,. Masker

Ada 2 jenis masker yang umumnya digunakan sebagai APD dalam penanganan pasien COVID-19 atau orang yang dicurigai terinfeksi virus Corona, yaitu masker bedah dan masker N95. Masker bedah merupakan masker penutup wajah yang terdiri dari 3 lapisan bahan yang digunakan sekali pakai. Masker ini dinilai efektif untuk mencegah masuknya virus Corona melalui mulut atau hidung, ketika ada percikan ludah penderita COVID-19 saat ia batuk, bersin, atau bicara. Masker yang lebih efektif untuk mencegah virus Corona adalah masker N95. Masker ini terbuat dari bahan polyurethane dan polypropylene yang mampu menyaring hampir 95% partikel berukuran kecil. Masker N95 memiliki bentuk yang dapat menutup area mulut dan hidung dengan lebih rapat, bila ukurannya sesuai. Namun, perlu Anda ketahui bahwa masker N95 hanya diperuntukkan bagi tenaga medis yang sedang menangani pasien dengan penyakit menular tertentu, termasuk pasien COVID-19. Untuk mengurangi risiko penularan dan mencegah penularan kepada orang lain, pemerintah menyarankan masyarakat yang bukan tenaga medis untuk menggunakan masker kain. Namun, apapun jenis maskernya, pastikan Anda memakainya dengan cara yang benar.

4. Sarung Tangan dan Sepatu Boot

Sarung tangan mencegah kontak kulit tangan dengan darah, cairan tubuh, droplet, jaringan tubuh, dan benda-benda yang terkontaminasi patogen. Sarung tangan sebaiknya digunakan sekali pakai. Panjang sarung tangan sebaiknya melewati pergelangan tangan dan ukurannya sesuai sehingga bagian lengan baju pelindung dapat dimasukkan ke dalamnya. Hasil tinjauan Cochrane menemukan bahwa penggunaan sarung tangan ganda (double gloving) menurunkan kontaminasi dibandingkan penggunaan tunggal. Untuk bagian kaki, alat pelindung diri yang digunakan berupa sepatu boot dari bahan karet atau bahan tahan air lainnya yang bisa ditambah dengan penggunaan boot cover di bagian luarnya.

Daftar Pustaka

Pentingnya Alat Pelindung Diri (APD) dalam Pencegahan COVID-19 - MerahPutih

Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19 - Alomedika

 

Penulis: 
Dwi Nopri Sakti.,S.kep,Ners
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori