Pengertian Hardiness Pada tahu 1979 ilmuan Kobasa mengembangkan suatu konsep kepribadian yang didasarkan pada daya tahan seseorang terhadap masalah yang dialaminya, jenis kepribadian ini disebut dengan kepribadian hardiness. Menurutnya kepribadian hardiness adalah suatu susunan karakteristik kepribadian yang membuat individu menjadi lebih kuat, tahan, dan stabil dalam menghadapi stress dan mengurangi efek negatif yang dihadapi. Berdasarkan penglihatan Kobasa kepribadian hardiness sebagai kecenderungan untuk mempersepsikan atau memandang peristiwa-peristiwa hidup yang potensial mendatangkan stress sebagai sesuatu yang tidak terlalu mengancam. Maddi (2013) mengungkapkan bahwa “Hardiness emerged as a pattern of attitude and strategies that together facilitate turning stressful circumtances from potential disarters into growth opportunities (Ketegaran muncul sebagai pola sikap dan strategi yang bersama-sama memfasilitasi mengubah keadaan stress dari potensi bencana kedalam pertumbuhan peluang)”. Maddi berpendapat bahwa ketegaran merupakan pola sikap yang berguna untuk mengubah keadaan stress menjadi sebuah peluang tumbuh. Individu dengan kepribadian hardiness tinggi memiliki serangkaian sikap yang membuat tahan terhadap stres, senang membuat suatu keputusan dan melaksanakannya karena memandang hidup ini sebagai sesuatu yang harus dimanfaatkan dan diisi agar mempunyai makna, dan individu dengan kepribadian hardiness sangat antusias menyongsong masa depan karena perubahan-perubahan dalam kehidupan dianggap sebagai suatu tantangan dan sangat berguna untuk perkembangan hidupnya. Sedang orang yang memiliki ketabahan (hardiness) tinggi mempunyai rasa ingin tahu dan cenderung untuk menemukan pengalaman yang menyenangkan dan bermakna dari setiap peristiwa yang dialaminya, selain itu mempunyai juga keyakinan bahwa seseorang mampu mengubah keadaan dan melihat perubahan sebagai sesuatu yang biasa dan merupakan sarana untuk perkembangan dirinya. Kebiasaan orang yang memiliki hardiness mempunyai rasa optimis dengan menjadikan perubahan sebagai suatu yang dialami, bermakna, dan menyenangkan walaupun dalam kondisi yang penuh tekanan, mempunyai tindakan yang meyakinkan dengan menjadikan setiap perubahan sebagai rencana kehidupan dengan belajar dari apa yang terjadi dengan mengambil pelajaran berharga bagi masa depanya. Sebaliknya orang yang tidak memiliki ketabahan (hardiness) menemukan diri mereka dan lingkunganya sebagai suatu yang membosankan, tidak bermakna, dan penuh ancaman. Merasa tidak berdaya dalam menghadapi berbagai macam tekanan, karena merasa tidak memiliki penyangga dalam menghadapi tekanan. Hardiness dapat juga dihubungkan kepada individu yang memunculkan kemampuan untuk mengelola seluruh bagian dari hidup mereka secara baik dan mempunyai kecenderungan untuk mencari hasil yang berharga dari lingkunganya dan orientasi ini akan membangun percaya diri dan mereduksi hambatan sebagai tantangan untuk berubah. Pentingnya memiliki rasa percaya diri dan nilai keyakinan dalam diri (self belief) menjadi sesuatu yang kompleks dalam kostruks hardiness. Dimensi Hardiness Beberapa dimensi Hardiness diantaranya: 1. Control Keyakinan yang ada pada individu bahwa dapat mempengaruhi apa saja yang terjadi dalam hidupnya. 2. Commitmen Senantiasa berusaha melibatkan diri dalam aktivitas yang dihadapi dan meyakini bahwa hidup itu memiliki makna dan tujuan 3. Challenge Meyakini bahwa hal hal yang sulit dilakukan atau diwujudkan adalah sesuatu yang umum terjadi dalam kehidupan namun pada akhirnya akan datang kesempatan untuk melakukan dan mewujudkan hal tersebut selagi tetap berusaha. Ciri–ciri Hardiness Ciri-Ciri Orang Yang Memiliki Ketabahan (Hardiness) Yaitu: 1. Menjadikan Sakit dan Senang Bagian Hidup Orang yang memilki hardiness senantiasa menganggap sakit dan senang maupun semua kejadian yang baik dan tidak baik menjadi bagian dari hidup dan mereka mampu melewatinya semuanya bahkan mampu untuk menikmatinya. Yang menjadi fokus utamanya adalah menjadi berguna dalam setiap keadaan. 2. Keseimbangan Orang yang memiliki hardiness akan mempunyai keseimbangan dalam emosional, spritual, fisik, hubungan antar interpersonal, dan profesionalisme dalam hidup. Mereka tidak terbiasa terperangkap dalam situasi yang tidak baik, selain itu mereka memilki solusi-solusi yang kreatif untuk keluar dari situasi tersebut 3. Leader Ship Orang dengan hardiness mampu bertahan dalam keadaan tertekan atau terkendali, memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas yang mereka miliki, aktif, mampu mengendalaikan dan memilki harapan-harapan. 4. Perspektif (Pandangan) Orang dengan hardiness memilki pandangan hidup yang tidak hanya berdasarkan “aku”nya atau hanya berdasarkan pemikirannya sendiri, tidak narsistik, tidak egosentris dan tidak sombong, namun mereka memiliki pandangan yang lebih luas dalam melihat sesuatu. 5. Self–Knowlage Orang dengan hardiness memilki pengetahuan diri dan kesadaran diri yang tinggi, mengetahui kelebihan dan kekurangannya, tidak berusaha membandingkan diri dengan orang lain, mereka menerima diri mereka apa adanya serta merasa nyaman dengan hal itu. 6. Tanggung jawab Orang dengan hardiness mampu menerima tanggung jawab, mampu untuk “menikmati” keadaan yang sedang mereka alami ataupun akibat negatif dari keadaan yang mereka alami. Faktor Yang Mempengaruhi Hardiness Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hardiness, antara lain: 1. Kurangnya kemampuan untuk membuat rencana yang realistis, dengan kemampuan individu dalam merencanakan hal yang realistis, maka saat individu menemui suatu masalah maka individu akan tahu apa hal terbaik yang dapat individu lakukan dalam keadaan tersebut. 2. Tidak memiliki rasa percaya diri dan positif citra diri, individu akan lebih santai dan optimis jika individu memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan citra diri yang positif maka individu akan terhindar dari stress. 3. Tidak mampu mengembangkan ketrampilan komunikasi, dan kapasitas untuk mengelola perasaan yang kuat dan impuls. Dapat disimpulkan bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi hardiness antara lain faktor dari dalam diri individu itu sendiri seperti kemampuan individu untuk membuat rencana yang realistis, memiliki rasa percaya diri dan positif citra diri, ketrampilan individu berkomunikasi. Cara Meningkatkan Hadiness Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menuju kepribadian hardiness antara lain: 1. Menetapkan Misi Hidup Beberapa penetapan misi hidup: membangun misi kehidupan, membulatkan tekad, membangun visi, transformasi visi, menciptakan wawasandan, komitmen total. 2. Membangun Karakter Dilakukan dengan beberapa langkah strategis: relaksasi, membangun kesadaran diri, membangun kekuatan afirmasi, mengasah prinsip (pelatihan penjernihan emosi), membangkitkan dan menyeimbangkan energi batiniah, dan mengembangkan pengalaman positif. 3. Pengendalian Diri (Self Controlling) Kemampuan mengelola kondisi kemauan, kebutuhan, drive (dorongan), impuls (desakan), dan sumberdaya diri sendiri. Aspek yang berkaitan dengan kemampuan pengendalian diri: Kendali Diri (Self Control), Sifat Dapat Dipercaya (Trustworthiness), Kehati-Hatian (Conscientiousness), Dan Inovasi (Innovation) Manfaat Hardiness Beberapa fungsi yang dimiliki oleh hardiness: 1. Membantu individu dalam proses adaptasi dan lebih memiliki toleransi terhadap stress. 2. Mengurangi akibat buruk dari stress kemungkinan terjadinya burnout dan penialian negative terhadap suatu kejadian yang mengancam dan meningkatkan pengharapan untuk melakukan coping yang berhasil. 3. Membuat individu tidak mudah jatuh sakit 4. Membantu individu mengambil keputusan yang baik dalam keadaan stress. Individu yang memiliki hardiness memiliki kontrol pribadi, komitmen, dan siap dalam menghadapi tantangan, artinya perubahan–perubahan yang terjadi di dalam diri maupun diluar dirinya dilihat sebagai suatu kesempatan untuk tumbuh bukan sebagai suatu ancaman terhadap dirinya. Individu yang memiliki hardiness dianggap dapat menjadi tetap sehat meskipun mengalami kejadian – kejadian yang penuh dengan stress. Hardiness merupakan karakteristik kepribadian yang bermanfaat sebagai sumber perlawanan saat individu menemui suatu kejadian yang mengancam sehingga dapat menghadapi tekana–tekanan dalam hidupnya, dapat menyesuaikan dirinya terhadap tuntutan secara tepat dan efektif. Dapat disimpulkan individu yang mempunyai hardiness tidak akan mudah melarikan diri dan menarik diri dari kondisi–kondisi yang mengancam dirinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli menunjukan bahwa Hardiness dapat membantu mengurangi respon cardiovascular terhadap stress sehingga individu dengan hardiness akan lebih sehat secara fisik dan mental. Dengan menggunakan problem fokus (focus coping) dalam penyelesaian masalah, sehingga individu tersebut mengatasi stress yang dialami. Dapat disimpulkan bahwa hardiness memiliki manfaat sebagai tiang penyangga stress, mencegah individu mengalami gangguan kesehatan yang terjadi dalam hidupnya, dan juga membentuk individu yang tahan banting dalam menghadapi setiap tantangan hidup yang dialami.
Sumber: Kobasa, S.C. 1982. Commitment and Coping in Stress Resistance Among Lawyers. Journal of Personality and Social Psychology. Kobasa, S.C., Maddi, S.R., Kahn, S. 1982. Hardiness and Health : A Prospective Study. Journal of Personality and Social Psychology. Maddi, S.R. 2006. Hardiness : The Courage to Grow from Stresses. The Journal of Positive Psychology. Maddi, S.R., Khoshaba, D.M. 1994. Hardiness and Mental Health. Journal of Personality Assessment. Sheard, M. 2009. Hardiness Commitment, Gender, and Age Differentiatie University Academic Performance. British Journal of Educational Psychology.