Kamu mungkin tidak asing lagi dengan istilah Narsis. Biasanya istilah tersebut digunakan untuk seseorang yang suka selfie ( mengambil foto dirinya sendiri).
Semakin berkembangnya informasi, masyarakat juga mulai paham bahwa Narsis yang dimaksud masih dalam tahap wajar. Namun lebih lanjut masyarakat mulai mengnal istilah baru yakni NPD (Narcissistic Personality Disorder).
Narcissistic Personality Disorder atau yang biasa disebut dengan NPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan kepercayaan diri yang tinggi, namun memiliki empati yang rendah.
Disisi lain, orang dengan NPD juga memiliki kerentanan psikologis seperti tidak suka dikritik. Yuk cari tahu pengertian, ciri-ciri, penyebab serta cara menghadapi gangguan kepribadian narsistik dibawah.
Pengertian Gangguan Kepribadian Narsistik
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) V, NPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan harga diri yang sangat tinggi, kebutuhan untuk dikagumi, dan kurangnya empati.
Orang dengan NPD secara berlebihan merasa dirinya penting dan sering membanggakan kemampuannya. Gejala-gejala gangguan ini biasanya muncul sejak usia dewasa awal.
NPD memiliki potensi merugikan diri sendiri secara psikologis dan kualitas interaksi sosial dengan orang lain. Oleh karena itu, kesadaran tentang ciri-ciri NPD perlu dipahami bersama untuk kesehatan mental yang lebih baik.
Jenis-Jenis Narsistik
Narsistik adalah jenis gangguan kepribadian yang bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih rentan dialami oleh pria daripada wanita. Kondisi ini sering kali juga dimulai saat usia remaja atau dewasa muda, kemudian dapat berlanjut hingga masa dewasa akhir.
Gangguan kepribadian narsistik terbagi menjadi beberapa jenis, berikut masing-masing penjelasannya.
1. Narsistik Tampak
Narsistik tampak (grandiose narcissism) menunjukkan sikap arogan, kompetitif, percaya diri berlebihan, tidak mempunyai empati, dan senang mengintimidasi orang lain untuk kepentingan pribadinya. Pengidap narsistik juga sering kali menceritakan kemampuannya secara berlebihan dan merendahkan orang lain.
2. Narsistik Terselubung
Pengidap narsistik terselubung (covert narcissism) memiliki sikap yang berkebalikan dengan narsistik tampak. Orang dengan narsistik terselubung meyakini bahwa ia lebih unggul dari orang lain, namun tidak menunjukkannya secara terbuka dan hanya disimpan dalam hati.
Meski begitu, pengidap jenis narsistik ini cenderung mementingkan diri sendiri, tidak memiliki empati, dan menginginkan perhatian lebih dari orang lain. Tak jarang pengidap juga memosisikan diri sebagai korban ketika menganggap dunia telah gagal dalam mengenali potensinya, sehingga rentan mengalami depresi.
3. Narsistik Antisosial
Narsistik antisosial (antagonistic narcissism) adalah jenis narsistik yang tanda-tandanya hampir sama dengan narsistik tampak. Hanya saja, pengidap jenis narsistik ini cenderung mengambil keuntungan dari orang lain tanpa rasa bersalah setelahnya.
Pengidap narsistik antisosial cenderung mendendam dan sulit memaafkan orang lain. Selain itu, mereka juga sering memulai perdebatan dengan orang lain dan selalu merasa tersaingi atau selalu ingin menang dalam berkompetisi.
4. Narsistik Prososial
Orang dengan narsistik prososial selalu melakukan perbuatan baik namun tujuannya tak jauh dari mendapatkan perhatian dan pengakuan sebanyak mungkin dari orang lain. Pengidap narsistik parasosial mengharapkan pujian atau validasi agar bisa merasa puas dan bangga pada diri sendiri.
Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Narsistik
Dengan memahami ciri-ciri NPD, Kamu diharapkan dapat membantu dalam mengidentifikasi dan memberikan dukungan kepada individu yang mungkin mengalami NPD, berikut ciri orang dengan NPD.
1. Merasa dirinya penting
Orang dengan NPD menilai dirinya sangat penting (self-importance) secara berlebihan. Misalnya, melebih-lebihkan kemampuan yang dimiliki dan berharap mendapat pengakuan atau pujian sebagai orang yang hebat tanpa pencapaian atau bakat yang sepadan.
2. Khayalan yang berlebihan pada pencapaian
NPD membuat penderitanya sering berkhayal secara berlebihan bahwa dirinya akan mendapatkan banyak kesuksesan, kekuasaan, ketampanan atau kecantikan, dan percintaan yang sangat ideal.
3. Meyakini dirinya lebih unggul
Orang dengan NPD meyakini dirinya spesial atau eksklusif dan merasa hanya pantas bergaul atau dihubungkan dengan kelompok, institusi, atau status sosial yang tinggi diantara orang pada umumnya.
4. Kebutuhan untuk dikagumi
Kebutuhan untuk terus dikagumi dirasakan oleh orang dengan NPD. Hal ini dikarenakan harga diri (self-esteem) yang rendah sehingga membutuhkan validasi dari orang lain.
5. Merasa memiliki hak yang spesial
Orang dengan NPD merasa dirinya memiliki hak spesial (privilege) untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda dibandingkan orang lain tanpa alasan yang masuk akal. Misalnya, mereka merasa tidak pantas untuk mengantri, diprioritaskan dalam pekerjaan, dan sebagainya.
6. Memanfaatkan orang lain
Dorongan untuk menjadi unggul seringkali membuat orang dengan NPD memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi. Bahkan tidak merasa bersalah jika harus merugikan atau mengorbankan orang lain.
7. Kurangnya empati
Orang dengan NPD enggan untuk memahami atau berempati dengan orang lain. Hal ini membuat mereka kesulitan memahami perasaan orang lain dan terkesan egois.
8. Rasa cemburu atau iri yang berlebihan
Pencapaian orang lain membuat orang dengan NPD merasa iri dan tidak nyaman. Disisi lain, orang dengan NPD juga meyakini bahwa banyak orang merasa iri dengan pencapaian dirinya.
9. Arogan dan sulit menghargai orang lain
Orang dengan NPD sering menunjukan sikap arogan, sulit menghargai, atau mengapresiasi. Hal ini yang membuat mereka sulit menerima kritik atau pendapat dari orang lain.
Penyebab Gangguan Kepribadian Narsistik
Penyebab NPD tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Gangguan kepribadian adalah sesuatu yang kompleks dimana banyak faktor yang mempengaruhi, misalnya hubungan antara kondisi genetik, pola asuh keluarga, pengalaman traumatis dimasa lalu, dan tuntutan sosial.
Kemampuan manajemen emosi atau kecerdasan emosi yang rendah dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian narsistik.
Komplikasi Narsistik
Apabila tidak segera ditangani dengan tepat, gangguan kepribadian narsistik dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti:
- Depresi.
- Gangguan kecemasan.
- Keinginan untuk bunuh diri.
- Kecanduan alkohol atau NAPZA.
- Masalah dalam hubungan sosial.
- Kesulitan dalam proses belajar di sekolah atau mengerjakan pekerjaan.
Cara Mengatasi Gangguan Kepribadian Narsistik
Beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan kepribadian narsistik adalah sebagai berikut:
Terapi wicara, membantu pasien membangun komunikasi yang baik dengan orang lain dan memberi pemahaman pada pasien mengenai dampak perilaku narsistik.
Terapi perilaku kognitif, membantu merubah perilaku pasien yang merusak agar bisa menjadi lebih realistis.
Pemberian obat-obatan, seperti antidepresan, antimania, dan antipsikotik.
Cara Mencegah Gangguan Kepribadian Narsistik
Meski tidak ada cara khusus untuk mencegah gangguan kepribadian narsistik, terdapat sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk membantu meminimalkan risiko timbulnya narsistik, antara lain:
Mempelajari pola asuh anak yang benar dengan berkonsultasi dengan terapis atau menjalani kelas parenting.
Melakukan terapi keluarga untuk mengatasi tekanan atau konflik emosional yang dialami dan mengetahui cara komunikasi yang sehat.
Segera menjalani pengobatan apabila mengalami gangguan mental, terutama bila muncul saat masa kanak-kanak.
Perlu diketahui, informasi di atas tidak dapat menggantikan diagnosis maupun saran pengobatan dari tenaga medis profesional. Jika memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mental, sangat penting untuk mencari bantuan dari seorang Psikiatri untuk memperoleh penanganan yang tepat dan akurat.
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-gangguan-kepribadian-narsistik