MENGENAL CHEROPHOBIA, KEBAHAGIAAN YANG SALAH

Kebahagiaan merupakan salah satu doa yang sering dipanjatkan banyak orang. Menurut KBBI bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan).Bahkan  saking pentingnya kebahagiaan terdapat ukuran baku suatu kebahgiaan dengan adanya indeks kebagiaan. Negara Findlania merupakan negara dengan indeks kebahagiaan tertinngi di dunia. Indeks kebahagiaan diukur dengan kebahagiaan subjektif dengan mengukur seberapa bahagia sesesorang merasakannya dan mengapa.

Namun, kenyataannya ada orang yang merasakan ketakutan akan rasa bahagia dan menganggapnya sebagai suatu kesalahan. Penderita Cherophobia tidak selalu merasakan kesedihan tetapi cenderung menghindari aktivitas yang membuat mereka bahagia dan takut akan terlena pada kebahagiaan itu. Mereka mempertanyakan seberapa penting kebahagiaan itu? Mereka juga merasa menjadi orang yang tidak baik ketika mereka bahagia sementara ada orang lain yang sedang kesusahan. Perasaan seperti ini bisa menjadi ancaman kesehatan mental psikologis yang dikenal dengan Cherophobia. Kata Cherophobia berasal dari bahasa Yunani yakni Chairo yang memiliki arti aku bahagia dan phobia yang berarti keatakutan, jadi Cherophobia adalah ketakutan merasa bahagia.

Cherophobia termasuk dalam Axienti Disorder atau gangguan kecemasan. Cherophobia merupakan salah satu jenis phobia yang langka. Phobia ini perlu dikaji lebih dalam, sebab hasil penelitian yang masih sangat minim. Namun, beberapa peneliti setuju bahwa penyebab utama Cherophobia adalah salah persepsi akan kebahagiaan dan trauma. Trauma ini bisa secara fisik maupun mental sehingga membuat mereka merasa ketakutan akan rasa bahagia yang mereka rasakan. Mereka berpikir bahwa kebahagian yang mereka rasakan hanya sementara dan selanjutnya akan ada hal buruk yang terjadi. Adanya mitos seperti orang yang banyak tertawa akan menangis kemudian. Cherophobia biasanya menyerang orang yang introvert dan perfeksionis. Orang introvert akan menghindari kegiatan sosial dan berkumpul untuk menghindari masalah dan cenderung menghabiskan waktu dengan menyendiri. Pada orang perfeksionis mereka berangggapan bahwa bersenang-senang bukan hal yang baik untuk dilakukan karena dianggap tidak produktif.

Gejala Cherophobia

Cherophobia belum terlalu menghawatirkan tetapi tidak bisa juga dianggap sepele karena Cherophobia bisa mengganggu kesehatan mental. Untuk itu kita perlu mengetahui gejala awal nya, diantaranya:

•          Cemas Berada di Kerumunan

Pengidap Cherophobia menghindari acara yang melibatkan orang banyak berkerumun seperti pesta dan reuni sehingga dia merasakan kecemasan dan rasa bersalah karena terlena akan kebahagiaan yang dirasakan. Sehingga dia akan berusaha untuk mengindari kegiatan seperti itu . Saat kecemasan ini datang biasanya dimulai dengan keringat berlebih, pusing hingga kesulitan bernafas.

  • Menolak Perubahan

Kesempatan untuk berubah untuk menjadi lebih baik ditanggapi lain oleh mereka. Mereka berpikir bahwa setiap perubahan kearah yang lebih baik maka akan ada hal buruk yang mengikutinya. Hanya dengan memikirkannya saja mereka bisa mengalami nervous bahkan keram perut.

  • Menolak Acara yang Berbau Kesenangan

Kegiatan menyenangkan seperti berlibur, menonton atau bermain di taman akan ditolak penderita Cherophobia karena ada rasa bertolak belakang akan rasa senang yang mereka rasakan dengan orang lain. Mereka akan merasakan tubuh bergetar dan jantung yang berdetak lebih cepat jika dipaksa mengikutinya.

  • Tidak Ingin Berbagi Kebahagiaan

Menunjukkan kebahagian pada orang lain merupakan kesalahan bagi mereka, karena mereka merasa tidak berempati akan kemalangan orang lain. Ketika rasa bersalah datang mereka akan menyalahkan diri sendiri dan berusaha untuk tidak memberikan ruang pada kebahagiaan. Mereka akan berpikir kebahagiaan yang dirasakan akan menimbulkan kecemburuan orang lain yang berakibat sesuatu yang buruk bagi mereka.

  • Berpikir Bahwa Kebahagiaan Bersifat Sementara

Pikiran yang berlebihan akan kebahagiaan yang bersifat sementara dan pasti akan disusul dengan hal yang buruk dalam waktu yang berkepanjangan merupakan gejala pasti seseorang terkena Cherophobia. Mereka tidak akan menikmati kebahagiaan karena pikirannya disibukkan akan masalah apa yang akan muncul setelah ini.

Pengobatan Cherophobia

Cherophobia dapat menjadi sebuah masalah yang serius ketika gejalanya mulai memengaruhi kegiatan sehari-hari. Chirophobia disebabkan oleh kecemasan berlebihan  dan memerlukan bantuan tenaga profesional untuk menyembuhkannya. Pengobatan Cherophobia pada prinsipnya hampir sama  dengan gangguan kecemasan lainnya dan dapat diminimalisir denganbeberapa metode seperti Cognitive Behavioral Theraphy (CBT), Hipnotherapy, Systematic Desensitization Therapy dan berbagai Relaxation Therapy.

  • Cognitive-Behaviorial Therapy (CBT)

Terapi ini dilakukan untuk mengubah pola pikir penderita dalam mempersepsikan  kebahagiaan  secara benar.  Terapi  ini juga dapat dilakukan dalam mengidentifikasi apa saja yang bisa dilakukan oleh penderita untuk menghilangkan salah persepsi pada kebahagiaan. Sehingga cara kondisi mental penderitanya  bisa terus membaik selama terapi dilakukan. 

  • Hypnotherapy

Hypnotherapy adalah terapi menggunakan teknik hipnotis untuk menanamkan sugesti positif pada pikiran penderita. Persepsi positif yang tertanam dalam pikiran penderita sehingga penderit tahu bagaimana menghadapi situasi bahagia dan  kecemasan tidak terusmenerus menyerang dalam berbagai situasi bahagia.

  • Relaxation Therapy

Teknik relaksasi dapat menjadikan penderita lebih tenang dan sangat membantu untuk mengatasinya ketakutan. Beberapa teknik relaksasi seperti dengan teknik pernafasan seperti meditasi, berolahraga, merajut, mewarnai dan mendekatkan diri pada Tuhan diketahui ampuh untuk membantu penderita Cherophobia.

  • Systematic Desensitization Therapy

Systematic desensitization therapy adalah terapi perilaku yang satu ini dilakukan dengan  mengikuti kegiatan yang selama ini dihindari, penderita  akan dibawa untuk menghadapi hal-hal yang menakutkan baginya sehingga meninjadi terbiasa, tidak takut lagi dan bisa menghadapinya. Pengobatan ini merupakan pengobatan paling efektif karena dilakukan secara langsung dengan melawan keatkutan tersebut.

 

Penulis: Nunusssss Nugraha, Amd.Kep

Penulis: 
Nunu Nugraha, Amd.Kep
Sumber: 
Perawat RSJD dr Samsi Jacobalis