MENGENAL APA ITU MEKANISME PERTAHANAN DIRI

 

 

Mekanisme pertahanan diri merupakan suatu proses mental yang disadari ataupun tidak disadari yang dilakukan individu untuk meredakan atau menghindari kecemasan yang dialaminya. Adapun gagasan tentang mekanisme pertahanan diri ini pertama kali diperkenalkan oleh Sigmund Freud seorang tokoh psikoanalisis.

Menurut Freud, mekanisme pertahanan diri ini sering kali tampak dalam bentuk pikiran atau perilaku bawah sadar sebagai upaya melindungi individu dari perasaan-perasaan tidak nyaman yang dirasakan. Secara umum mekanisme pertahanan diri ini dapat memberikan manfaat namun juga dapat membahayakan individu tersebut tergantung dari keadaan dan intensitas saat menggunakannya. 

 

Terdapat beberapa bentuk mekanisme pertahanan saat menghadapi situasi kritis atau kondisi terancam tersebut antara lain:

 

1. Penyangkalan (Denial)

Penyangkalan adalah penolakan untuk menerima kenyataan. Misalnya, seseorang yang memiliki masalah penyalahgunaan zat menolak bahwa perilakunya menyebabkan masalah serius. Mereka mungkin berbicara tentang seberapa baik mereka berfungsi di tempat kerja atau di rumah setelah menggunakan zat adiktif tersebut sambil mengabaikan konsekuensi dari penggunaan zat tersebut.

 

2. Proyeksi (Projection)

Proyeksi adalah tindakan seseorang yang menyalahkan orang lain atas perasaan yang tidak diinginkannya untuk menghilangkan kecemasan dalam diri. Misalnya, Orang tua yang merasa gagal menyadari sifat ataupun negatifnya yang dilakukan terhadap anaknya, namun menuduh bahwa perilaku anak-anaklah yang membuat mereka demikian.

 

3. Regresi (Regresion)

Regresi adalah perilaku yang kembali ke fase awal perkembangan psikologis sebelumnya. Misalnya, orang dewasa yang saat merasa gelisah atau tidak tenang mulai menggigit kuku-kuku jarinya untuk mengatasi rasa ketidaknyamanannya.

 

4. Disosiasi (Disassociation)

Disosiasi adalah tindakan melupakan kajadian yang dialami untuk mengatasi melepaskan diri secara tidak sadar dari pengalaman saat ini, yang memisahkan diri dari kenyataan untuk sementara waktu. Disosiasi ini memungkinkan ego untuk mengabaikan kecemasan yang dipicu oleh kenyataan tersebut. Disosiasi sering kali memengaruhi orang-orang yang pernah mengalami trauma, seperti kekerasan atau pelecehan di masa kecil. 

Contoh disosiasi ekstrem adalah seseorang yang melepaskan diri dari masa kini saat menjadi penumpang setelah mengalami kecelakaan tragis. Mereka tampak jauh karena secara mental menghindari rasa takut dan teror trauma mereka. Keterlepasan tersebut dapat berlangsung selama beberapa menit, jam, hari, atau lebih lama.

 

5. Formasi reaksi (Reaction Formation)

Reaksi formasi adalah tindakan yang berlawanan dengan apa yang dirasakan individu untuk menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya. Orang-orang yang tidak menyadari perasaan atau dorongan mereka sendiri sering kali menggunakan metode ini.

Misalnya, seseorang yang bertepuk tangan saat pesaingnya memenangkan penghargaan mungkin mengalami reaksi formasi. Mereka mungkin tidak dapat mengakui kekecewaan mereka sendiri saat itu. Dengan bersikap antusias terhadap pemenang, mereka terhindar dari kecemasan yang terkait dengan ancaman terhadap harga diri mereka.

 

6. Represi (Repression)

Represi merupakan suatu tindakan tidak disadari untuk melupakan pikiran, ingatan, ataupun perasaan yang tidak nyaman dihadapi sebagai upaya melindungi diri dari ketakutan atau kecemasan. Misalnya, orang dewasa yang pernah mengalami pengalaman traumatis di waktu kecil namun tidak dapat mengingat lagi peristiwa tersebut. 

 

7. Pengalihan (Displacement)

Pengalihan berarti mengalihkan perasaan atau dorongan tentang satu orang ke orang lain. Misalnya, seseorang yang merasa marah kepada atasannya tetapi melampiaskan kemarahan itu kepada pasangannya. 

 

8. Supresi (Suprression)

Supresi adalah tindakan yang dilakukan secara sadar untuk menekan atau mengendalikan reaksi perilaku menghadapi situasi tertentu yang terjadi mendadak. Misalnya, seseorang yang menghindari situasi yang dia ketahui akan membuat dirinya tidak nyaman nantinya.

 

9. Rasionalisasi (Ratinalization)

Rasionalisasi adalah penggunaan logika atau penalaran untuk membenarkan sesuatu yang menjengkelkan. Misalnya, seseorang yang ditolak saat berkencan mungkin mencari alasan dengan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa orang tersebut tidak menarik. 

 

10. Sublimasi (Sublimation)

Sublimasi adalah menyalurkan pikiran atau dorongan yang tidak dapat diterima ke dalam perilaku yang lebih dapat diterima secara sosial untuk menghindari timbulnya lebih banyak masalah. Misalnya, seseorang yang sedang marah mungkin melampiaskannya dengan berolahraga berat atau menggunakan karung tinju.

 

Mekanisme Pertahanan diri ini dapat membantu individu untuk mengatasi emosinya yang tidak nyaman dan menyelesaikan tugas yang dimilikinya. Dalam jumlah yang cukup, mekanisme pertahanan ini memiliki tujuan adaptif dan mungkin penting untuk bertahan hidup akan tetapi penggunaan yang berlebih dapat menimbulkan ketergantungan yang nantinya menjadi masalah bagi individu. Oleh karena, diperlukan sikap yang bijak untuk menggunakannya sambil tetap mengatasi sumber permasalahan dari situasi yang krisis dialami.

 

Penulis : 

Astry Evana PYH S.Psi., M.Psi (Psikolog Klinis)

 

Referensi :  

Dianne Grande. (2023). Defense Mechanisms: Definition, Types, & Examples. Retrieved from: https://www.choosingtherapy.com/defense-mechanisms/

 

Cherry Kendra. (2024). 20 Defense Mechanisms We Use to Protect Ourselves. Retrieved from : https://www.verywellmind.com/defense-mechanisms-2795960

 

https://www.frontiersin.org/journals/psychology/articles/10.3389/fpsyg.2...

Penulis: 
Astry Evana PYH S.Psi., M.Psi
Sumber: 
Psikolog Klinis

Artikel

31/12/2024 | Yuliandi, A.md. Kep
31/12/2024 | Nurhayati, S.Kep, Ners.
31/12/2024 | Nurhayati, S.Kep, Ners.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori