Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa, yaitu pasien atau seseorang mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi yang tidak nyata dan mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penciuman.
Beberapa faktor yang mempengaruhi halusinasi yaitu :
- Faktor predisposisi adalah risiko yang menjadi sumber terjadinya stres yang mengakibatkan seseorang merespons terhadap sesuatu yang membuat individu merasa tidak nyaman, faktor predisposisi meliputi aspek biologi seperti keturunan, kepekaan merespons suatu hal,kesehatan atau terpapar zat berbahaya
- Faktor Presipitasi adalah adanya rangsangan dianggap sebagai ancaman yang direspon oleh tubuh sehingga koping memerlukan energi lebih, faktor presipitasi juga meliputi faktor biologis,psikososial dan sosiokultural.
- Penilaian terhadap stressor adalah penilaian atau pemahaman terhadap situasi yang penuh dengan stres bagi seseorang
- Sumber koping yaitu kemampuan, ketrampilan, faktor ekonomi, motivasi dan dukungan sosial
- Mekanisme koping yaitu strategi dalam manajemen stres atau menyelesaikan masalah
Macam-macam halusinasi adalah halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan dan perabaan. Gejala halusinasi berupa adanya suara palsu atau tidak berwujud, bicara dan tertawa tanpa sebab, marah tanpa sebab, menutup telinga, adanya perintah dari suara palsu atau tidak berwujud. Semakin berat fase halusinasi, semakin berat mengalami kecemasan dan sulit mengendalikannya.
Beberapa kegiatan yang dapat digunakan untuk mengendalikan atau mengontrol halusinasi adalah dengan distraksi, melakukan aktivitas yang telah terjadwal , minum obat teratur, terapi aktivitas kelompok dan kegiatan lainnya.
Teknik distraksi adalah dengan mengalihkan perhatian individu ke hal yang lain sehingga kewaspadan terhadap rasa yang tidak nyaman menurun dan toleransi bertambah sehingga rangsangan sensori yang menyenangkan dapat menstimulasi hormon endorphin.
Perawat dapat mendampingi dan mengarahkan klien kepada kegiatan yang yang disukai klien sehingga dapat membantu mengalihkan halusinasi atau mengabaikan suara palsu (ignore voice). Tujuan dari teknik distraksi adalah pengalihan minat atau atensi terhadap hal yang dihadapi klien atau hal yang kurang menyenangkan bagi klien, manfaat yang didapatkan dari teknik distraksi yaitu perasaan aman dan nyaman, adanya perasaan menyenangkan dan klien merasa santai.
Ada beberapa jenis teknik distraksi untuk mengabaikan suara yaitu :
- Distraksi Visual yaitu dengan cara melihat pemandangan, membaca, menonton televisi dan juga menggambar
- Distraksi Pendengaran yaitu mendengarkan musik, suara kicauan burung, gemercik air, hingga bergoyang mengikuti alunan musik
- Distraksi Nafas Ritmik adalah dengan cara fokus atau memejamkan mata menarik nafas melalui hidung secara perlahan dan menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan
- Distraksi Intelektual adalah dengan membuat tulisan atau cerita di kertas, bermain puzzle,tebak kata atau gambar dan bermain kartu.
Teknik distraksi ini dapat membantu pasien dengan halusinasi untuk mengalihkan atau mengabaikan suara (ignore voice), hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Evi Arum Isnaini dengan judul penelitian Aplikasi Terapi Distraksi Mengabaikan Suara (Ignore Voice) untuk Mengatasi Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia didapatkan bahwa adanya penurunan intensitas halusinasi. Dengan terapi distraksi mengabaikan suara ini diharapkan dapat sering dilakukan oleh perawat jiwa dalam membantu dan mendampingi pasien dengan halusinasi pendengaran.
Daftar Pustaka
- Arum Isnaini, Evi. (2019). “Aplikasi Terapi Distraksi Mengabaikan Suara (Ignore Voice) untuk Mengatasi Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia”. Karya Tulis Ilmiah. Magelang : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang.
- Dermawan D & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa (Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa). Yogyakarta:Gosyen Publishing
- Kusumawati F & Hartono Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:Salemba Medika
- Marpaung, F. D. (2015). Pengaruh Distraksi Terhadap Frekuensi dan Durasi Halusinasi Pendengaran Klien Skizofrenia di RSJD Provsu Medan.
- Setyo Wicaksono, Marzuki. (2017). “Teknik Distraksi Sebagai Strategi Menurunkan Kekambuhan Halusinasi”. Karya Tulid Ilmiah. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
- Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (2009). Principles And Practice Of Psychiatric Nursing. (10th ed). Jakarta: EGC.
- Wicaksono, M. S. (2017). Teknik distraksi sebagai strategi menurunkan kekambuhan halusinasi.
- Young & Koopsen. (2007). Spritualitas, kesehatan dan penyembuhan. Medan: Bina Media Perintis.
- Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: salemba medika.