MEMPERSIAPKAN PERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA MELALUI MAKANAN

Menjadi pemberi perawatan (caregiver) pada pasien memiliki tantangan yang sangat besar. Caregiver  dituntut membantu pasien dalam semua aspek kehidupan pasien dengan gangguan jiwa, tergantung di aspek keterampilan hidup bagian mana pasien mengalami ketidakmampuan. Salah satunya adalah dalam menyiapkan makanan pasien sehari-hari. Sebagai caregiver, hal tersebut merupakan celah untuk membantu pasien dengan gangguan jiwa untuk mendapatkan status kesehatan yang lebih baik.

Pengobatan konvensional masih terbiasa dengan medikasi menjadi pilihan pertama dan satu-satunya untuk memperbaiki kesehatan mental. Akan tetapi, semakin banyak penelitian yang menggali manfaat intervensi nutrisi dalam perawatan penyakit gangguan jiwa, untuk menunjang proses pengobatan penyakit jiwa.

Berikut adalah beberapa makanan yang dapat membantu proses perawatan kondisi kesehatan jiwa berdasarkan diagnosa medis :

  1. Depresi: Asam amino triptofan, tirosin, fenilalanin, dan metionin sering membantu dalam mengobati banyak gangguan mood, termasuk depresi. Triptofan adalah prekursor serotonin dan biasanya diubah menjadi serotonin saat diminum sendiri saat perut kosong. Oleh karena itu, triptofan dapat menginduksi tidur dan ketenangan dan dalam kasus defisiensi serotonin, mengembalikan kadar serotonin yang menyebabkan berkurangnya depresi. Makan makanan yang disarankan adalah susu, oat, keju, roti, cokelat, dan buah.
  2. Gangguan Bipolar: Abnormalitas biokimia pada orang dengan gangguan bipolar meliputi sensitivitas berlebihan terhadap asetilkolin, kelebihan vanadium, defisiensi vitamin B, defisiensi taurin, anemia, defisiensi asam lemak omega-3, dan defisiensi vitamin C. Untuk itu perlu lebih banyak makan ikan, ikan teri, dan kacang-kacangan, serta buah-buahan yang banyam mengandung vitamin C seperti jeruk.
  3. Skizofrenia: Korelasi paling konsisten yang ditemukan dalam satu penelitian yang melibatkan analisis ekologi skizofrenia dan pola makan menyimpulkan bahwa peningkatan konsumsi gula rafinasi, atau gula mentah yang telah mengalami proses pemurnian untuk menghilangkan molase, menghasilkan penurunan keadaan pikiran secara keseluruhan untuk pasien skizofrenia, yang diukur dengan jumlah hari yang dihabiskan di rumah sakit dan fungsi sosial yang buruk. Pasien skizofrenia perlu makan lebih banyak roti, pasta, yogurt, dan selai kacang.
  4.  Obsessive Compulsive Disorder (OCD): Nutrisi yang meningkatkan kadar serotonin akan mengurangi gejala OCD. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, asam amino triptofan adalah prekursor serotonin, dan suplemen triptofan akan meningkatkan kadar serotonin dan mengobati OCD. Pasien OCD memerlukan asupan  makanan seperti susu, oat, keju, roti, cokelat, dan buah.

Pola makan sehat diperlukan, sesuai dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh kondisi pasien. Asupan nutrisi yang sesuai diperlukan sebagai suporter dalam terapi medikasi dan terapi suportif lainnya. Akan tetapi, kondisi tersebut harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi, sosial dan budaya dari pasien itu sendiri. Perlu sarana penelitian lebih lanjut berkaitan dengan menu yang sesuai dengan kearifan lokal di masing-masing daerah. Di Bangka misalnya, yang kaya akan ikan dan makanan turunannya, akan sangat mudah menyusun menu untuk kebutuhan pasien dengan bipolar, akan tetapi perlu memikirkan produk lain yang ada untuk pasien dengan skizofrenia. Oleh sebab itu, untuk mencapai hasil optimal dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa, diperlukan kerja sama tim yang solid antara dokter, perawat, nutrisionist, caregiver, dan pasien itu sendiri.

 

Sandi, S.Kep.,Ners

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Joseph Firth, dkk.2020. Food and Mood: How do Diet and Nutrition Affect Mental Wellbeing? BMJ. 2020; 369: m2382. Published online 2020 Jun 29. Diakses pada hari Kamis, 15 Juni 2023 jam 20.00 di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7322666/
  2. Lachance,Laura, MD. 2015. Food, Mood, and Brain Health: Implications for the Modern Clinician. Mo Med. 2015 Mar-Apr; 112(2): 111–115.Diakses pada hari Kamis, 15 Juni 2023 jam 20.00 di https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnut.2022.943998/full
  3. Mateusz,Grajek,dkk. 2022. Nutrition and Mental Health: A Review of Current Knowledge About The Impact of Diet on Mental Health. Front Nutr. 2022; 9: 943998. Published online 2022 Aug 22. doi: 10.3389/fnut.2022.943998. Diakses pada hari Kamis, 15 Juni 2023 jam 20.00 di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9441951/
  4. Muhammad Hafizurrachman dan Risky Kusuma Hartono.2021.Junk Food Consumption and Symptoms of Mental Health Problems: A Meta-Analysis for Public Health Awareness.National Public Health Journal Vol. 16, No. 01. Diakses pada hari Kamis, 15 Juni 2023 jam 20.00 di https://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/4541

 

Penulis: 
Sandi, S. Kep, Ners
Sumber: 
Perawat RSJD dr. Samsi Jacobalis Provinsi Kep. Bangka Belitung

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori