MARAKNYA KEJADIAN BUNUH DIRI, KENALI RESIKO DAN CARA PENCEGAHANNYA

Sepanjang tahun 2023 setidaknya ada 971 kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia, hal ini mengalami kenaikan dari tahun 2022 yaitu 900 kasus, kasus bunuh diri baru-baru ini dilakukan oleh mahasiswa di Jawa Tengah dengan cara melompat dari gedung pusat perbelanjaan yang ada di Jawa Tengah. Hal ini disikapi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar menciptakan lingkungan yang sehat dan aman. Selain itu bunuh diri juga dilakukan oleh orang tua yang membunuh anaknya terlebih dahulu, hingga akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri dengan alasan rumah tangga dan ekonomi, Miris memang, bunuh diri bisa dilakukan oleh siapapun, dimanapun bahkan dilingkungan terdekat kita.

Bunuh diri termasuk kegawatdarutatan psikiatri yang merupakan tindakan untuk mengakhiri kehidupannya. Tindakan  ini disebabkan oleh stres yang bekepanjangan dan orang tersebut tidak dapat mengelola mekanisme koping ketika menyelesaikan masalah. Bunuh diri diartikan sebagai usaha individu untuk mengakhiri hidupnya dengan sengaja.

Ada 4 Jenis bunuh diri, yaitu :

  1. Bunuh Diri Egoistik adalah bunuh diri yang dilakukan oleh orang-orang yang merasa kepentingan pribadi lebih penting dari pada kepentingan kesatuan sosialnya
  2. Bunuh Diri ltruistik, yaitu bunuh diri karena adanya perasaan integrasi antar sesama individu yang satu dengan yang lainnya sehingga menciptakan masyarakat yang memiliki integritas yang kuat, misalnya bunuh diri harakiri di Jepang
  3. Bunuh Diri anomi, yaitu tipe bunuh diri yang lebih berpusat pada keadaan moral dimana seseorang kehilangan cita-citanya, tujuan hidup dan norma dalam kehidupannya
  4. Bunuh Diri Fatalistik berbanding terbalik dengan bunuh diri anomi terjadi ketika nilai dan norma di masyarakat meningkat dan berlebihan.

Sedangkan faktor resiko bunuh diri seperti:

  1. Perkawinan, seseorang yang belum menikah memiliki 2 kali lipat resiko dibanding dengan seseorang yang sudah menikah, sedangkan perceraian dapat meningkatkan resiko menjadi 4 kali lipat
  2. Jenis Kelamin, pria memiliki tingkat  keberhasilan lebih tinggi melakukan bunuh diri dibanding perempuan
  3. Usia, faktor resiko tinggi adalah remaja dan lansia
  4. Sosial ekonomi dan faktor lainnya

Adapun faktor penyebab bunuh diri berdasarkan beberapa teori, yaitu

  1. Teori Psikologis adanya penderitaan yang tidak dapat lagi ditahan seperti kesepian, tindakan untuk menebus dosa akan kesalahan yang telah dilakukan, episode lanjutan dari depresi yang berkepanjangan, dan kecemasan
  2. Teori Interpersonal adalah ide bunuh diri yang terjadi pada seseorang disebabkan problem dalam rasa memiliki dan perasaan menjadi beban untuk orang lain, dalam kata lain ide bunuh diri yang berhubungan dengan interpersonal dan lingkungannya.
  3. Teori Kognitif yaitu adanya sikap yang kaku dan tidak luwes dalam proses pikir seseorang yang menyebabkan sulit dalam mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah
  4. Teori Sosiologi, faktor sosial memiliki peran penting dan mempengaruhi individu dengan mengambil tindakan bunuh diri

Perilaku yang mengindikasikan bunuh diri seperti : adanya isyarat bunuh diri seperti mengatakan “lebih baik saya tidak ada di dunia ini, dunia ini lebih baik tidak ada saya”, selanjutnya dengan ancaman atau dalam hal ini telah memiliki rencana untuk mengakhiri hidupnya, setelah adanya ancaman dapat berkembang menjadi percobaan bunuh diri dengan melukai diri sendiri seperti menyayat pergelangan tangan, minum racun atau hal lainnya. Halusinasi juga dapat mengakibatkan adanya tindakan bunuh diri yaitu halusinasi perintah yang memerintahkan untuk mengakhiri hidupnya.

Agar tidak terjadinya perilaku tersebut dilakukan suatu pencegahan upaya bunuh diri, beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah bunuh diri yaitu :

  1. Keterlibatan dalam lingkungan sosial, keluarga, teman, rekan kerja dan hal lain yang mendukung, memiliki arti dalam kehidupan, dan orang-orang disekitar dapat mengenali tindakan atau indikasi adanya bunuh diri
  2. Memiliki tujuan dalam jangka panjang
  3. Memiliki hewan peliharaan sehingga adanya perasaan untuk merawat dan menyayangi hewan yang membutuhkan kehadiran manusia untuk memeliharanya
  4. Memiliki terapis jika dibutuhkan ketika individu mengalami kesulitan dalam membicarakan dan berbagi perasaan serta pikiran

Adapun kiat dan pendekatan yang sesuai sebagai berikut : dukungan ekonomi dan finansial yang baik, adanya lingkungan yang protektif dan meminimalisir akses resiko bunuh diri, promosi hubungan yang sehat dengan orang lain dan lingkungan, mengajarkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan skrinning.

Menurut Lisa Firestone seorang psikolog asal Amerika ada beberapa upaya dalam pencegahan bunuh  diri, dengan stop stigma, kenali tanda peringatan bunuh diri seperti : isolasi diri, menganggap dirinya beban, pola tidur terganggu, cemas, putus asa, gampang marah, kehilangan minat, atau ungkapan-ungkapan yang mengindikasikan bunuh diri seperti mengatakan dirinya tidak berguna, menyerah dalam kehidupan, selain itu juga upaya pencegahan dengan selalu mendampingi seseorang yang memiliki resiko bunuh diri sehingga dia merasa bahwa kita hadir dan peduli, selain itu juga diharapkan untuk selalu menyimpan kontak darurat apabila ada hal yang tidak diinginkan dan membinta bantuan profesional rumah sakit.

Selalu menjaga kesehatan jiwa diri sendiri adalah pencegahan utama yang bisa kita lakukan, bersosialisasi dengan orang disekitar dan menyelesaikan masalah dengan baik agar tidak ada perasaan bersalah, mendekatkan diri kepada Allah SWT dan juga pasien dengan halusinasi untuk selalu meminum obat rutin dan kontrol teratur.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Al-Husain. Sulaiman. (2005). Mengapa Harus Bunuh Diri. Jakarta : Qisthi Press.

Azizah, Lilik Ma’rifatul, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Budi Anna Keliat. (2014). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakata: buku kedokteran EGC.

Muhammad, Nabila. (2023). Ada 971 Kasus Bunuh Diri sampai Oktober 2023, Terbanyak di Jawa Tengah. Diakses pada tanggal 14 Desember 2023 dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/18/ada-971-kasus-bunuh-diri-sampai-oktober-2023-terbanyak-di-jawa-tengah

PKRS RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat. (2023). Menciptakan Harapan Melalui Tindakan Dalam Pencegahan Bunuh Diri . diakses pada tanggal 14 Desember 2023 dari https://rsjrw.id/artikel/menciptakan-harapan-melalui-tindakan-dalam-penc...

Sadock, Benjamin J. & Sadock, Virginia A. (2014). Kaplan & Sadock’s Concise Textbook of Clinical Psychiatry (2nd Ed.). USA : Lippincott Williams & Wilkins Inc.

Stuart, G. W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 9th ed. Missouri : Mosby, inc.

Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa: Ganguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

Upe, A. (2010). Tradisi Aliran Dalam Sosiologi dari Filosofi Posivistik ke Post Posivistik. Jakarta: Rajawali Pers.

 

 

 

 

Penulis: 
Ulfa Undari, S.Kep., Ners.
Sumber: 
Perawat RSJD dr. Samsi Jacobalis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori