MAGER

Apa arti mager? Mager adalah? Pertanyaan tersebut sering dilontarkan bagi sebagian orang yang belum tahu arti mager. Jika sering berkirim pesan atah hanya sekadar melihat status teman, saudara atau orang yang nggak dikenal sekalipun baik di facebook, instagram, WA, twitter atau lain sebagainya. Pasti tiba-tiba ada kata mager yang melingkupi postingannya. pasti sudah pada kenal istilah mager dong di era millenial sekarang ini ?!?! mager adalah istilah anak muda untuk mendefinisikan suatu kebiasaan yaitu Males Gerak. Males Gerak dari apapun aktifitasnya. Males Gerak ketika nonton TV, males gerak ketika belajar, males gerak untuk makan, males gerak saat kuliah online, pokoknya males gerak yang bikin semuanya jadi nyaman hanya dilakukan di atas kasur. So, bisa dibilang “udah pewe rebahan aja” apalagi di era pandemi sekarang ini, apa-apa serba online. Males keluar beli makan tinggal arahin tombol keypad HP dari kasur makanan sudah dateng, kuliah online bisa off camera off mic sambil rebahan di kasur fine-fine aja, jadi adanya pandemi justru membuat generasi Z semakin “terfasilitasi” untuk membudidayakan kebiasaan magernya.

Sebenarnya Mager itu boleh gak sih ? dan ada bahayanya gak sih buat kesehatan ? sebelum kita bahas lebih lanjut soal bahayanya, perlu tahu dulu yaah penyebab dan klasifikasi tingkat kemageran seseorang. Mager atau kalau diistilahkan dengan bahasa ilmiah bisa menggunakan kosakata sedentary lifestyle merupakan perilaku gaya hidup kurang gerak. Seseorang yang memiliki gaya hidup ini memilki kebiasaan tidak banyak melakukan aktivitas  fisik atau tidak banyak bergerak ketika beraktifitas. Sedentary lifestyle merupakan gaya hidup yang santai, seperti duduk, berbaring, membaca, menonton televisi, bermain mobile phone, dan lain-lain.

Perlu ketahui, Kementerian  Kesehatan  RI  di tahun  2013 menyatakan  kalau sedentary lifestyle atau yang kita kenal dengan mager adalah perilaku duduk atau berbaring dalam rutinitas sehari-hari baik di tempat kerja (kerja di depan  komputer, membaca, dan lain-lain), di rumah (menonton televisi, bermain game, dan  lain-lain),  di perjalanan/ transportasi    (bus, kereta, motor), tetapi  tidak  termasuk  waktu  tidur. Perlu ketahui kalau mager juga ada klasifikasinya lho! Ya, mager diklasifikasikan menjadi 3, yaitu mager tingkat rendah kalau durasi perilaku kurang gerak berlangsung selama kurang dari 2 jam, mager tingkat sedang kalau durasi perilaku kurang geraknya berlangsung selama 2-5 jam, dan mager tingkat tinggi kalau durasi perilaku kurang gerak berlangsung selama lebih dari 5 jam.

Penyebab dari mager ini dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal dan eksternal. Jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan hobi menjadi faktor internal dari perilaku mager ini. Sedangkan faktor eksternal dari perilaku mager dipengaruhi oleh adanya fasilitas baik di rumah maupun di tempat kerja, adanya sarana transportasi, pola jam kerja yang panjang, sektor pekerjaan dan tingkat pendapatan keluarga. Nah selanjutnya kita bahas yuk apa aja bahaya dari perilaku mager ini. Dilansir dari sebuah artikel dari jurnal ilmu keperawatan yang meneliti hubungan antara perilaku kurang gerak (sedentary lifestyle) pada anak usia 9-11 tahun, didapatkan hasil bahwa anak obesitas lebih sering melakukan sedentary behaviour dibandingkan dengan anak yang memiliki berat badan normal. Jadi intinya perilaku kurang gerak (mager) alias sedentary lifestyle itu termasuk bahaya karena berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku ini menjadi faktor risiko adanya penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, jantung dan berbagai gangguan sindrom metabolik dalam tubuh.

Nah, bisa melakukan beberapa tips berikut sebagai pencegahan dari adanya kebiasaan kurang gerak, diantaranya mengurangi kebiasaan begadang, menjadwalkan olahraga setiap minggunya, jangan membiasakan overthinking, selalu menetapkan jangka waktu dan deadline terhadap diri sendiri, mencari teman yang produktif, membiasakan untuk meluapkan semua ke”stress”an agar tidak selalu meratapi kestressan dengan mager di atas kasur dan yang terpenting memberikan “reward” kepada diri sendiri ketika sudah berhasil tidak mager.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

True Mager, True Life ??? | Informasi Kesehatan (dinus.ac.id). Di Akses pada tanggal 28 juni 2022

Apa Itu Mager dan Bagaimana Mengatasinya? | Cashbac.com. Di Akses pada tanggal 28 juni 2022

 

Penulis: 
Sari Anggun Feby Royanti, S.Kep,Ners
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori