LATIHAN PEMECAHAN MASALAH PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA BERAT

Pasien dengan gangguan jiwa berat, mengalami keterbatasan dalam bersosialisasi dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari seperti kemampuan mengatur finansial, mandi, mencuci, dll. Sedangkan gejala yang tampak dalam kondisi sosial pasien antara lain; ketakutan bertemu dengan orang, ketakutan tentang masalah dan kondisi yang tidak terprediksi. Hal tersebut erat kaitannya dengan kemampuan pasien dengan gangguan jiwa berat dalam memproses pemecahan masalah yang dihadapi. Untuk itu, perlu dilakukan latihan pemecahan masalah secara bertahap, agar pasien dengan gangguan jiwa berat dapat bersosialisasi dan memberi keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah.

Pemecahan masalah merupakan kemampuan untuk menemukan solusi dengan tepat pada permasalahan yang sebelumnya tidak diketahui atau dengan kata lain masalah tersebut tidak terprediksi. Pendapat lain menyebutkan, pemecahan masalah merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pengambil keputusan(dalam hal ini pasien), dalam menganalisis pengalaman di masa lalu, untuk memberikan solusi pada permasalahan yang saat ini harus dihadapi.

Tantangan yang sering dihadapi oleh pasien dengan gangguan jiwa berat adalah kemampuan pasien dalam berpikir logis dan menemukan solusi yang positif. Hal tersebut tidak lepas dari kemampuan kognitif pasien yang juga mengalami kemunduran pasca mengalami kondisi krisis. Untuk itu, perlu dilakukan proses yang bertahap dalam memberikan latihan kepada pasien.

Latihan pemecahan masalah, salah satu cara, dengan menggunakan cerita dan dongeng. Hal tersebut memiliki beberapa keunggulan:

1. Masalah apa yang disajikan dalam dongeng;

Masalah tersebut merepresentasikan masalah yang mungkin dihadapi secara nyata oleh pasien. Mulai dari masalah keseharian yang lazim dialami dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup, relasi dengan orang lain hingga permasalahan birokrasi sederhana.

2. Dengan cara apa, apa maksud para tokoh dongeng mencoba memecahkan masalah;

Dengan menceritakan cara mengatasi masalah yang dialami oleh tokoh pada kisah dongeng, memberikan contoh secara nyata kepada pasien bagaimana caramengatasi permasalahan yang dihadapi di dunia nyata.

3. Cara pemecahan masalah apa yang dapat digunakan dalam kasus tersebut;

Dengan menjabarkan alternatif-alternatif pilihan pemecahan masalah dengan segala sebab akibat yang akan dihadapi.

4. Di mana karakter dongeng mencari cara untuk memecahkan masalah;

Bantuan-bantuan yang dibutuhkan dapat ditemukan dimana, kapan saat mencari bantuan, perlu disampaikan dalam cerita dongeng tersebut. Dengan adanya bantuan dari sumber yang tepat, dapat membantu pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat dari pasien.

5. Kesalahan apa yang telah dibuat dan cara pemecahan masalah apa yang berhasil digunakan karakter dongeng;

Dalam proses penceritaan perlu disisipkan kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul. Dapat berupa tokoh antagonis dan protogonis, dapat juga dengan tokoh utama yang melakukan kesalahan.

6. Apa yang menyebabkan asal mula masalah;

Penyebab dari permasalahan, disampaikan dengan cara yang tepat sesuai dengan kondisi pasien, agar pasien memahami permasalahan yang umum terjadi dalam hubungan interpersonal atau hubungan sosial.

7. Bagaimana masalah dapat dihindari;

Metode yang dapat dilakukan agar masalah tersebut tidak timbul atau meminimalisir permasalahan yang dapat ditimbulkan.

8. Apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah;

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam memecahkan masalahkan perlu dijabarkan secara mendetail agar pasien mendapatkan gambaran yang riil dan nyata.

Manfaat utama dari pendekatan ini:

  1. Sebenarnya semua bentuk pemikiran disajikan dalam dongeng;
  2. Dongeng mencerminkan banyak situasi masalah yang beragam dan cara penyelesaiannya;
  3. Plot dongeng memberi kesempatan untuk mengidentifikasi faktor-faktor konkret yang mempengaruhi pemecahan masalah;
  4. Kelengkapan cerita yang disajikan dalam dongeng memberikan kesempatan untuk mempertimbangkan proses pemecahan masalah dalam konteks yang konkrit dan dinamis;
  5. Dongeng memprovokasi keadaan mental tertentu yang menciptakan landasan yang baik untuk belajar dan melatih keterampilan pemecahan masalah;
  6. Dengan bantuan dongeng, lebih mudah memasuki dunia batin kepribadian daripada melalui skema, gagasan, dan konsep ilmiah abstrak;
  7. Dongeng adalah alat yang baik untuk memberikan bantuan psikologis dan psikoterapi kepada pasien gangguan jiwa kronis; dll.

Kelemahan dari sistem ini adalah kriteria pasien yang dapat dilakukan terapi. Domain kognitif meliputi: perhatian, memori, dan fungsi eksekutif berpengaruh besar dalam keberhasilan trapi. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian awal yang menyeluruh meliputi data demografi, kondisi kognitif dan juga kemampuan pemenuhan kebutuhan hidup.

Keterampilan pemecahan masalah diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat tercapai kemandirian. Metode yang dapat dilakukan dapat melalui terapi dengan dongeng. Terapi ini dapat memberikan gambaran dan perumpamaan nyata dalam proses menganalisa masalah, cara mengatasi masalah dan cara menghindari masalah. Kelemahan terapi ini adalah standar kemampuan pasien harus dalam level tertentu agar dapat mengikuti terapi.

 

Daftar Pustaka

 

  1. Shereen M. Abo-Elyzeed. 2019.Effect of an Interpersonal Problem Solving Intervention on Problem Solving Skills and Self-esteem in Patients with Schizophrenia. Egyptian Nursing Journal, Vol. 16 No. 2, May-August 2019. Diakses pada tanggal 11 Juni 2023 jam 20.00 di https://www.researchgate.net/publication/339045404_Effect_of_an_interpersonal_problem_solving_intervention_on_problem_solving_skills_and_self-esteem_in_patients_with_schizophrenia

2.Regaletha, Tadeus A.L.2020.Coping Strategies in Patients with Schizophrenia at Naimata Mental Hospital. Timorese Public Health Jurnal. VOL 2 NO 2 (2020): JUNE 2020. Diakses pada tanggal 11 Juni 2023 jam 20.00 di https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/TJPH/article/view/3017

  1. T. Iosebadze . 2020.P-1181 – Problem Solving Skills Training With the Help of Fairy-tale in Schizophrenia. Published online by Cambridge University Press:  15 April 2020. Diakses pada tanggal 11 Juni 2023 jam 20.00 di https://www.cambridge.org/core/journals/european-psychiatry/article/p1181-problem-solving-skills-training-with-the-help-of-fairytale-inschizophrenia/43FED6E4337F595C23ABAAB082009A96

 

 

Penulis: 
Ns. Monalisa, AMK, S.Kep
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori