Akhir-akhir ini kita sering mendengar bahkan membaca berita tentang pergaulan anak-anak yang cenderung menjerumuskan mereka kedalam pergaluan yang negatif. Baik bagi akal mereka maupun bagi mental mereka. Seringkali pergaulan yang tidak terkontrol menyebabkan anank-anak menjadi pribadi yang susah diatur dan menurukan motivasi dan prestasi dalam belajar. Kebiasaan yang kurang baik ini yang membuat anak-anak jaman sekarang memiliki keinginan untuk mencoba bukan hanya penasaran saja. Kata ingin coba-coba sering mereka ucapkan sebagai alasan karena sudah dewasa, bahkan pengaruh lingkungan dan memilih teman bergaul yang salah adalah beberapa faktor penyebab mengapa pergaulan anak-anak sekarang cenderung lebih banyak negatif dan membuat emosi serta mental mereka menjadi labil. Perilaku negatif cenderung anarkis adalah salah satu bentuk nilai negatif yang ditimbukan oleh pengaruh zat seperti narokba dan alcohol serta aibon yang di konsumsi terus menerus sehingga menyebakna gangguan pada kesehatan mental anak.
Memilih menggunakan alkohol, menghisap aibon dan bahkan mencoba memakai narkoba adalah penyebab utama rusaknnya generasi milnenial sekarang yang disebabkan pergaulan yang terlalu lua dan terbuka tanpa menyaring dan memilah hal positif yang bisa dijadikan prioritas dalam bergaul dan berlingkungan.
Konfusi akut adalah gangguan kesadaran, perhatian, kognitif dan persepsi yang reversible, berlangsung tiba-tiba dan singkat menurut standart diagnosis keperawatan Indonesia kode D.0064. Dimana penyebabnya antara lain adalah penyahgunaan zat. Biasanya gejala yang muncul adalah gejala mayor subjektif yakni kurangnya motivasi untuk memulai atau menyelesaikan perilaku berorientasi tujuan di ikuti dengan gejala objektif halusinansi dan gelisah. Serta di dukung oleh kondisi klinis terkait penyalahgunaan zat,penyakit alzeimer bahkan demensia.
Gejala konfusi akut ditandai dengan agitasi atau meningkatnya keinginan marah yang tidak terkontrol yang biasanya mudah tersinggung atau tidak satu pendapat sehingga menyulut amarah dan menyebabkan emosi. Salah persepsi juga menjadi salah satu alasan munculnya gejala konfusi akut. Serta hal yang sangat jelas adalah terjadinya disorietasi waktu, tempat dan juga gangguan tidur yang biasanya menyebakan penderita konfusi akut mengalami halusinasi yang kuat di mana muncul gejala seperti mulut komat-kamit, berbicara sendiri, aktifitas motorik tampak modar-madir dan gelisah. Dengan standart luaran keperawatan Indonesia konfusi akut di dukung oleh luaran tingkat konfusi (kesadaran, perhatian, kognitif dan persepsi yang terganggu) dengan ekspektasi menurun didukung oleh kriteria hasil antara lain fungsi kognitif, aktifitas psikomotorik, motivasi, dan memulai atau meyelesaikan perilaku terarah meningkat serta peilaku halusinasi dan gelisah menurun. Adapun intervensi uutama utama bisa dilakukan antara lain manajemen halusinansi dan manajemen penyalah gunaan zat di ikuti dengan intervensi pendukung dukungan kepatuhan program pengobatan, orientasu realita, pengontrolan penyalah gunaan zat, stimulasi kognitif, dan terapi penyalah gunaan zat (detoksikasi zat).
Adapun peran orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting dan menjadi figur utama dalam membantu mengontrol pegaulan anak sekarang. Terbukanya sistem informasi yang luas baik lewat media sosial dan buku adalah salah satu cara yang sangat baik untuk memulai mengenalkan bahaya tentang penyalah gunaan zat. Mengedukasi dan memberi informasi terakit dengan bahaya penyalah gunaan zat adalah kunci utama dalam membentuk mental dan proses berfikir bagi kesehatan mental anak. Memberi ruang dengan bekal edukasi tentang bahaya narkoba dan alkohol adalah jembatan bagi anak untuk dapat memilah hal yang positif yang nantinya bisa menjadi intervensi utama dalam bergaul dan melangkah serta membuat pilihan bagi masa depan anak itu sendiri.
Daftar Pustaka
Diakses pada 12 juni 2023 pukul : 22.23 WIB. https://perawat.org/konfusi-akut/
Diakses pada 12 juni 2023 pukul : 22.25 wib https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/dampak-narkoba