KETERAMPILAN HIDUP PADA PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA

Pasien dengan skizofrenia memiliki keterbatasan dan ketidakmampuan yang membuat pasien mengalami kesulitan dalam kemampuan hidup sehari-hari. Di sisi lain, ketergantungan tersebut tertumpu pada pemberi perawatan, sehingga berakibat pada kehidupan pribadi pemberi perawatan, dalam hal ini keluarga. Dampak jangka panjang yang dihadapi, keluarga pasien akan mengalami beberapa masalah seperti rasa frustasi pada kondisi pasien, keluarga pasien mengalami gangguan aktifitas sehari-hari, hingga gangguan hubungan perkawinan. Untuk itu, dalam proses pemulihan pasien dengan skizofrenia, diperlukan proses pelatihan keterampilan hidup yang dapat membantu dalam proses kemandirian pasien dan mengurangi ketergantungan dengan pemberi perawatan.

Keterampilan hidup apa saja yang harus dibekali ke pasien dengan skizofrenia? Hal tersebut tidak lepas dari gejala-gejala yang timbul akibat dari serangan dari skizofrenia, yaitu:

  1. Berdasarkan LIADL (Lawton Instrumental Activities of Daily Living) yaitu kemampuan menyiapkan makanan, menjaga kerapian rumah, mencuci pakaian sendiri secara mandiri, tingkat bantuan yang diperlukan untuk bepergian ke berbagai tempat dan jenis transportasi yang diperlukan (bus umum, mobil/kendaraan pribadi, dll.), tanggung jawab untuk meminum obatnya, dan kemampuan untuk menangani keuangan.
  2. Berdasarkan PANSS (Positive and Negative Symptom Scale), meliputi kemampuan tiga skala yang mengukur gejala positif, sindrom negatif, dan psikopatologi umum.
  3. Berdasarkan kondisi sosiodemokrasi dan klinis, yaitu: rincian demografis meliputi usia, jenis kelamin, status sosial-pekerjaan, kualifikasi pendidikan, status perkawinan, jenis keluarga, dan status pekerjaan. Kondisi klinis mengenai sub tipe skizofrenia, dan durasi penyakit.

Ketiga komponen di atas berpengaruh terhadap kondisi dari kemampuan pasien dengan skizofrenia. Berdasarkan jurnal Instrumental Activities of Daily Living Dysfunction among People with Schizophrenia, total beberapa sub domain dari LIADL menunjukkan hubungan positif yang signifikan dengan berbagai variabel demografis. Variabel demografi jenis kelamin dan tingkat pendidikan berhubungan secara signifikan dengan total skor LIADL. Komponen LIADL “menggunakan telepon” secara signifikan berhubungan dengan tingkat pendidikan. Komponen LIADL dari "penyiapan makanan" secara signifikan terkait dengan usia, durasi, dan jenis kelamin. Komponen LIADL dari “rumah tangga” secara signifikan terkait dengan jenis kelamin dan status perkawinan. Komponen LIADL dari “melakukan laundry” secara signifikan terkait dengan jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan status pekerjaan. Komponen LIADL “menggunakan transportasi” berhubungan secara signifikan dengan tingkat pendidikan. Komponen "berbelanja", "mengonsumsi obat", dan "menangani keuangan" gagal mengungkapkan hubungan yang signifikan dengan data demografis.

Dengan kondisi tersebut, perlu pengkajian menyeluruh dari individu pasien dengan skizofrenia yang dilakukan oleh psikolog, psikiater dan perawat untuk mengkaji kemampuan dan kapasitas masing- masing individu, sehingga mendapatkan hasil yang sesuai.

Berdasarkan hasil tersebut, akan dirancang kebutuhan terapi rehabilitasi yang melibatkan pasien, keluarga, perawat, psikolog, terapis okupasional, dokter spesialis jiwa dan dokter rehabilitasi medik dengan melakukan pengkajian kondisi, kemampuan, terapi dan bantuan yang diperlukan oleh pasien.

Kesadaran tentang kondisi dan keterbatasan yang dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa akan membantu dalam proses pemulihan, proses terapi, proses pemaksimalan kemandirian dan proses pemaksimalan potensi. Harapan yang ingin di capai tentu saja adalah kemandirian, proses aktualisasi diri pasien, dan juga peningkatan kualitas hidup, sehingga tingkat ketergantungan akan berkurang dan dapat membantu mengurangi beban keluarga dalam skala kecil dan beban negara dalam skala besar.

Daftar Pustaka

  1. Evelyn Aprilia Ariska Panjaitan dan Diana Rahmasari. 2020. Resiliensi pada Caregiver Penderita Skizofrenia. 2020. Volume 07. Nomor 03.(2020). Character:Jurnal Psikologi Unesa. Diakses pada hari Sabtu 10 Juni 2023 jam 14.00 di https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/36327/32297
  2. Hatice Abaoğlu, dkk.2020.The Effect of Life Skills Training on Functioning in Schizophrenia: A Randomized Controlled Trial. Turk Psikiyatri Derg. 2020 Spring;31(1):48-56.doi: 10.5080/u23723. Diakses pada hari Sabtu 10 Juni 2023 jam 14.00 di https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32594479/
  3. Ni Made Meilani dan Ni Ketut Sri Diniari.2019. Beban Perawatan pada Caregiver Penderita Skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. e-jurnal medika. Vol.8 No.2, Februari 2019. Diakses pada hari Sabtu 10 Juni 2023 jam 14.00 di https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/48438/28872
  4. Reema SamuelElizabeth Thomas, and K. S. Jacob. 2018. Instrumental Activities of Daily Living Dysfunction among People with Schizophrenia. Indian J Psychol Med. 2018 Mar-Apr; 40(2): 134–138.doi: 10.4103/IJPSYM.IJPSYM_308_17. Diakses pada hari Sabtu 10 Juni 2023 jam 14.00 di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6008996/
Penulis: 
Destinawati, AMK
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori