KESEHATAN MENTAL REMAJA

Remaja dimengerti sebagai individu yang berada pada masa peralihan dari masa kanak ke masa dewasa. Peralihan ini disebut sebagai fase pematangan (pubertas), yang ditandai dengan perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa pubertas, hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan aktif diproduksi, dan menjadikan remaja memiliki kemampuan reproduksi. Perkembangan psikologis ditunjukkan dengan kemampuan berpikir secara logis dan abstrak sehingga mampu berpikir secara multi-dimensi. Emosi pada masa remaja cenderung tidak stabil, sering berubah, dan tak menentu. Remaja berupaya melepaskan ketergantungan sosial-ekonomi, menjadi relatif lebih mandiri. Masa remaja merupakan periode krisis dalam upaya mencari identitas dirinya.

Masa remaja kerap dianggap sebagai masa-masa untuk mencari jati dirinya seorang anak. Berangkat dari alasan ini, anak-anak yang memasuki usia remaja cenderung labil dan rentan stres. Banyak yang tidak menyadari jika stres yang berkelanjutan mampu mendatangkan berbagai penyakit. Orang tua seringkali kesulitan untuk mengarahkan anak untuk menerapkan pola hidup sehat. Ini karena, remaja seringkali merasa sudah mandiri dalam membuat pilihan tentang kesehatan mereka.  Namun, bukan berarti orangtua hanya tinggal diam. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengetahui jenis penyakit yang rentan menimpa remaja.

Masa remaja adalah masa yang penting dalam pembentukan generasi akan datang yang sehat, tangguh, dan produktif. Untuk mewujudkannya, menjaga kesehatan fisik saja tidak cukup. Kesehatan mental remaja juga memainkan peranan penting dalam menentukan kualitas hidup dan kesejahteraan mereka. Namun, akhir-akhir ini masalah kesehatan mental di kalangan remaja semakin meningkat. Sebuah survei yang dilakukan oleh I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022 menunjukkan sebanyak 15.5 juta atau sekitar 34.9% remaja mengalami masalah kesehatan mental. Kemudian, data dari WHO juga menunjukkan 1 di antara 7 anak berusia 10-19 tahun mengalami masalah kesehatan mental.

Tanda-tanda Masalah Kesehatan Mental pada Remaja

Gejala gangguan kesehatan mental seringkali diabaikan, karena dianggap sebagai perubahan yang normal terjadi di masa pubertas. Padahal, jika tidak ditangani dengan baik sejak dini, gejala-gejala umum ini bisa bertambah parah dan menjadi gejala gangguan kejiwaan yang berat, yang bahkan bisa berujung pada perilaku menyakiti diri atau bunuh diri.

Berikut adalah tanda-tanda masalah kesehatan mental pada remaja, yang harus diwaspadai oleh orang tua dan orang lain di sekitarnya:

1. Kesulitan Mengendalikan Emosi

Remaja yang kesehatan mentalnya terganggu mengalami kesulitan mengelola emosinya. Ia menjadi lebih sensitif, bisa marah meledak-ledak atau merasa sedih berlebihan tanpa alasan yang jelas. 

2. Mengalami Perubahan Perilaku

Jika anak remaja tiba-tiba mudah tersinggung, mengamuk, memberontak atau berperilaku seperti anak kecil, bisa saja ini merupakan tanda-tanda masalah kesehatan mental. Ia mungkin juga kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa ia lakukan, seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.

3. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial

Tanda gangguan kesehatan mental lainnya adalah anak akan merasa cemas berlebihan saat berada di antara orang lain, dan takut terhadap penolakan, sehingga cenderung menarik diri dan menghindar dari keramaian.

4. Kehilangan Rasa Percaya Diri

Masalah kesehatan mental juga dapat membuat anak remaja merasa tidak berharga dan menyalahkan dirinya sendiri. Untuk mengembalikan rasa percaya dirinya, anak kadang melampiaskannya dengan melakukan hal-hal buruk, seperti merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang.

5. Prestasi Menurun

Hilangnya minat terhadap sekolah dan aktivitas lainnya dapat mengganggu kemampuannya belajar. Kondisi ini juga akan melemahkan kemampuan kognitifnya, seperti berpikir, mengingat, dan memecahkan masalah, sehingga prestasinya di sekolah akan menurun.

6. Gangguan Makan dan Tidur

Anak remaja yang terganggu kesehatan mentalnya dapat mengalami perubahan pola tidur, seperti susah tidur atau sebaliknya tidur berlebihan. Kebiasaan makan pun bisa berubah, seperti kehilangan nafsu makan, atau justru makan berlebihan (stress eating), sehingga membuatnya berpotensi mengalami obesitas.

7. Gangguan Fisik

Beberapa keluhan fisik yang bisa ditimbulkan oleh masalah kesehatan mental, antara lain sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, sakit punggung, tidak bersemangat dan bertenaga.

Meski demikian, kesadaran terhadap pentingnya kesehatan mental bagi remaja ini, seharusnya tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua dan keluarga semata, tapi juga masyarakat dan pemerintah. Dibutuhkan peran aktif semua pihak dan berbagai institusi untuk mendukung kesejahteraan dan kesehatan mental remaja.

Peran Kesehatan Mental dalam Perkembangan Remaja

Kesehatan mental yang baik dapat membantu remaja tumbuh kembang secara optimal, secara emosional, fisik dan sosial. Beberapa alasan pentingnya kesehatan mental yang baik bagi remaja adalah sebagai berikut:

 

1.  Membantu Membangun Hubungan yang Sehat 

Kesehatan mental yang baik membuat remaja mampu membangun hubungan yang kuat dengan keluarga, teman dan orang-orang di sekitarnya, serta menjadi bagian dari komunitas.

2. Membantu Beradaptasi

Mereka akan mampu beradaptasi dengan perubahan dan berbagai tantangan hidup. Mereka bisa bangkit kembali dari rasa kecewa dan kesal. 

3. Memiliki Rasa Percaya Diri Tinggi

Mereka lebih menikmati hidup, merasa bahagia dengan dirinya sendiri, serta memiliki sikap positif dan rasa pencapaian.

4. Mendukung Kesehatan Fisik

Mereka akan menjadi lebih aktif dan sehat serta cukup beristirahat, sehingga mampu berkonsentrasi saat belajar, yang akan mendukung keberhasilannya dalam menyelesaikan pendidikan.

Mekanisme Koping Remaja dalam Menghadapi Stres

Setiap orang memiliki strategi atau mekanisme koping (coping mechanism) saat mengalami stress, keadaan tertekan atau emosi yang negatif. Mekanisme koping ini membantu remaja mengatasi ketidaknyamanan dari berbagai perasaan negatif yang dialaminya, agar keseimbangan emosional tetap terjaga dan remaja dapat belajar beradaptasi dengan setiap perubahan yang dihadapinya. Mekanisme koping ini ada yang bersifat negatif, seperti makan berlebihan (stress eating), merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang atau belanja secara impulsif (impulsive buying). Bagaimana mekanisme koping yang efektif agar remaja dapat mengelola stress dan emosi negatifnya dengan sehat? Berikut cara-caranya:

1. Mengenali Penyebab Masalah

Dengan mengetahui penyebab stres atau emosi yang dirasakannya, remaja dapat membuat keputusan dan tindakan yang tepat, seperti mencari bantuan atau konseling, mengakhiri hubungan dengan orang yang menjadi sumber perasaan negatif, atau menetapkan batasan bagi diri sendiri.

2. Berolahraga 

Olahraga seperti bersepeda, jogging, berenang, atau yoga dapat membantu membuat perasaan lebih rileks dan nyaman. 

3. Melakukan Hobi  

Menekuni hobi seperti melukis, menari atau bermain musik juga dapat membantu remaja mengekspresikan diri dan perasaannya. 

4. Journaling

Membuat jurnal tentang pikiran dan perasaan yang dialami, serta mencatat hal-hal yang perlu dilakukan dapat membantu remaja lebih fokus terhadap tindakan yang harus dilakukannya.  

5. Self Care

Merawat diri, beristirahat cukup dan melakukan relaksasi seperti yoga dan menditasi dapat membantu remaja membangun pikiran positif dan kepercayaan diri, serta memaafkan orang atau hal-hal yang menyakitinya.

6. Melakukan Aktivitas yang Disukai

Bermain dengan hewan peliharaan, traveling ke tempat-tempat baru, masak makanan yang disukai, atau berkebun dapat mengalihkan pikiran dari hal-hal negatif, serta membantu remaja lebih mencintai diri dan hal-hal di sekitarnya. 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

https://rsprespira.jogjaprov.go.id/remaja-dan-masalah-kesehatan/

https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-kesehatan-mental-bagi-remaja

https://ayosehat.kemkes.go.id/kategori-usia/remaja 

Penulis: 
Sari Anggun Feby Royanti, S.Kep. Ners
Sumber: 
Perawat RSJD dr Samsi Jacobalis

Artikel

14/04/2025 | Ns. Rosita, Am.Kep.,S.Kep
10/04/2025 | Enser Rovindo, S.Kep.Ners
19/03/2025 | Angga Kusuma,AMK
19/03/2025 | Veka Padila,S.Kep.,Ns
19/03/2025 | Sari Anggun Feby Royanti, S.Kep. Ners
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori