Tubuh yang sehat tidak terlepas dari memiliki rongga mulut yang sehat. Banyak ahli mengatakan bahwa rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum. Walaupun demikian, masih banyak orang yang tidak tahu bahwa rongga mulut adalah organ yang berperan penting dalam tubuh. Rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif, menikmati jenis makanan, meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai kehidupan sosial yang baik.
Masalah kesehatan mulut yang sering dihadapi adalah keluhan sakit gigi yang disebabkan karies gigi dan penyakit jaringan pendukung gigi. Penyakit ini akan menimbulkan plak pada permukaan gigi sehingga gigi berlubang. Pada dasarnya, gigi manusia terdiri dari lapisan email yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat. Lapisan email berfungsi untuk melindungi bagian dalam gigi yang sebagian besar terdiri dari saraf-saraf yang sangat sensitif. Dalam kehidupan sehari-hari lapisan email gigi manusia mengalami pengikisan. Pengikisan ini disebabkan oleh banyak hal seperti mengkonsumsi makanan yang manis, aktifitas mikroba dalam mulut, dan juga aktifitas salifa. Pengikisan inilah yang menyebabkan gigi berlubang.
Gigi berlubang merupakan suatu kondisi gigi yang rusak akibat terkikisnya lapisan terluar gigi (enamel). Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan bakteri di mulut akibat sering mengonsumsi makanan manis dan kurang menjaga kebersihan mulut. Gigi berlubang merupakan keluhan yang umum terjadi pada gigi, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Kondisi ini sulit terdeteksi karena umumnya tidak menimbulkan nyeri pada tahap awal. Oleh sebab itu, pemeriksaan gigi perlu dilakukan secara berkala.
Awal timbulnya gigi berlubang yaitu adanya plak yang menempel di gigi. Plak gigi berasal dari sisa makanan yang mengandung gula dan pati. Jika tidak dibersihkan, plak ini akan diubah menjadi asam oleh bakteri alami di dalam mulut. Asam yang dihasilkan dari plak kemudian secara perlahan mengikis lapisan terluar gigi. Lama-kelamaan, lubang pun terbentuk di gigi. Jika dibiarkan, bakteri dan asam akan masuk lebih dalam sampai ke pulpa gigi, yaitu bagian gigi yang terdiri dari saraf dan pembuluh darah.
Penecegahan kares gigi (gigi berlubang) dapat dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pencegahan primer. Sekunder dan tersier. Pencegahan primer bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan mempertahankan keseimbangan fisiologis. Pencegahan sekunder bertujuan untuk mendeteksi karies secara dini dan intervensi untuk mencegah berlanjutnya penyakit. Pencegahan tersier ditujukan untuk mencegah meluasnya penyakit yang akan menyebabkan hilangna fungsi pengunyahan dan gigi.
Dalam hal pencegahan vitamin dan mineral berpengaruh penting pada proses terjadinya karies gigi, terutama pada pembentukan gigi, vitamin-vitamin yang berpengaruh adalah vitamin A, B, C, dan D sedangkan mineral yaitu kalsium, fosfor dan flour dan zinc. Kekurangan vitamin A akan merusak pembentukan email dan dentin, kekurangan vitamin B, menyebabkan karies meninggi, kekurangan vitamin C menyebabkan degenerasi odontoblast, dan kekurangan vitamin D akan mengakibatkan hypoplasia enamel dan dentim. Kekurangan mineral kalsium dan fasfor dapat berakibat terjadinya hypoplasia enamel, kekurangan flour dan zinc meningkatkan resiko karies.
Daftar Pustaka
Prasetya, F. (2012). Formulasi pasta gigi berbahan aktif ekstrak daun sirih hitam sebagai antimikroba penyebab radang gusi (gingivitis) dan gigi berlubang (caries). Journal Of Tropical Pharmacy And Chemistry, 2(1).
Wadu, I., Rohaini, I. K., Gintu, A. R., & Hartini, S. (2018, July). Pasta gigi pencegah gigi berlubang berbahan aktif mikro hidroksiapatit (Hap) dari limbah kerabang telur pasar raya kota Salatiga. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL.
Ramayanti, S., & Purnakarya, I. (2013). Peran makanan terhadap kejadian karies gigi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 7(2).