Rehabilitasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) paska pasung merupakan langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ODGJ paska pasung. Tujuannya yaitu mengidentifikasi kebutuhan rehabilitasi pada ODGJ paska pasung yang terdiri dari kebutuhan internal yaitu kemampuan mengendalikan gejala, kemampuan hidup sehari-hari, sosialisasi dan kerjasama. Kebutuhan eksternal yaitu kebutuhan peningkatan jangkauan akses perawatan ODGJ, kebutuhan pemantauan perkembangan ODGJ, masyarakat, stigma dan kebutuhan adaptasi.
Pendekatan rehabilitasi menekankan pada perkembangan ketrampilan dan dukungan yang dibutuhkan untuk keberhasilan hidup, belajar dan bekerja dalam masyarakat (Fontaine, 2009). Pendekatan ini menciptakan collaborative partnership antara penderita pasung, keluarga, teman, dan pemberi pelayanan keperawatan. Model rehabilitasi akan mengandung keyakinan dan nilai-nilai tertentu. Keyakinan yang terkandung dalam model rehabilitasi adalah sebagian besar klien dengan skizoprenia berpotensi untuk produktif, kesempatan untuk bisa bekerja adalah kekuatan generatif pada manusia, bekerja dapat meningkatkan harga diri dan menurunkan gejala serta setiap orang memerlukan kesempatan untuk hidup bersama dalam lingkungan social.
Pendekatan rehabilitasi mengandung nilai-nilai penting dalam hidup diantaranya harapan dan optimisme individu untuk tumbuh, belajar dan membuat perubahan dalam kehidupannya, promosi pilihan, penentuan nasib sendiri, tanggung jawab individu dan rasa kasih sayang. Elemen utama self help dalam model rehabilitasi adalah kekuatan.
Kebutuhan ODGJ paska pasung adalah kebutuhan tentang bagaiman membuat ODS pulih kembali. Program rehabilitasi terdiri atas tiga bagian. Program pertama Tree Rs Psychiatric Rehabilitation Program bagi pasien dan keluarga dengan gangguan jiwa kronis dengan tujuan memberikan pendidikan kepada ODS untuk menggunakan model wellness dalam mengelola gangguan mereka dan mengintegrasikan kembali dengan masyarakat. Program kedua adalah Liberman’s Skill Training Program, yaitu melakukan rehabilitasi kepada ODS dengan memberikan pendidikan ketrampilan hidup. Program ketiga adalah McFarlane’s Familiy Education Program yaitu memberikan pendidikan kepada keluarga tentang skizofernia dan membantu mereka untuk mengatasi gangguannya. Program keempat adalah Family to Family yaitu program swabantu yang dikembangkan pada keluarga. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai ODS pulih kembali.
Rehabilitasi merupakan suatu upaya untuk mengantarkan pasien ke proses pemulihan. Pasien dilatih hidup mandiri dan berpartisipasi dimasyarakat meskipun memiliki kecacatan akibat penyakit kronik yang dimilikinya. Rehabilitasi psikososial dapat dilaksanakan dengan menggunakan tiga level strategi rehabitasi psikososial (WHO, 2015), yaitu:
1. Level Individu
Pelaksanaan rehabilitasi psikososial dimasyarakat pada level ini berfokus pada pasien dan keluarga, yaitu dengan mengajarkan ketrampilan hidup seperti kebesihan diri, memecahkan masalah (Problem Solving), mematuhi program pengobatan, membina hubungan dengan orang lain, mengajarkan ketrampilan bekerja, dan melaksanakan rekreasi.
2. Level Institusi dan Pemberi Terapi
Kegiatan rehabilitasi berfokus pada perbaikan kebijakan dan sumber dana, perbaikan tempat dimana pelayanan rehabilitasi psikososial diberikan, pelatihan untuk pemberi terapi, dan jaminan kualitas. Kegiatan rehabilitasi psikososial pada tahap ini dilaksanakan melalui pemberian pelatihan untuk terapis, yang didalam pelatihan tersebut terdapat juga latihan membuat proposal untuk mendapatkan tempat rehabilitasi psikososial didaerahnya masing-masing.
3. Level Pemberi Kebijakan
Kegiatan yang berfokus pada peningkatan legislasi dan perbaikan opini public terkait dengan gangguan jiwa. Rehabilitasi psikososial pada tahap ini dapat dilakukan dengan cara memberikan opini public yang positif terkait ODS untuk mengurangi stigma gangguan jiwa yang berkembang di masyarakat.
Daftar Pustaka
Fontaine, K. L. (2009). Mental health nursing. United States of America: Pearson Prentice Hall.