KEBUTUHAN EDUKASI BAGI PASIEN ODGJ & KELUARGA

Gangguan jiwa biasanya disertai dengan gangguan pada sistem syaraf, sehingga membutuhkan terapi obat khusus bagi klien yang mengalami gangguan jiwa. Pasien yang mengalami gangguan jiwa membutuhkan peran dari berbagai pihak untuk proses penyembuhannya, diantaranya yaitu psikiater yang dapat memberikan terapi obat jiwa. Pada pasien yang mengalami gangguan jiwa, terutama yang diperbolehkan dirawat di rumah ataupun yang diperbolehkan pulang ke rumah setelah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, peran keluarga  paling penting karena pasien mampu memperoleh kesembuhan yang  cepat serta mampu mempertahankan pemulihan gangguan jiwa atau mencegah kekambuhan yang dialami apabila keluarga mampu memberikan dukungan yang optimal. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam memberikan perawatan pada ODGJ. Salah satu peran penting dalam penyembuhan dan pencegahan kekambuhan kembali adalah adanya pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga yang merawat klien gangguan jiwa. Dengan pendidikan kesehatan terhadap keluarga diharapkan ada dukungan keluarga terhadap tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga dengan gangguan jiwa.

A.      Bentuk dukungan yang dapat dilakukan oleh keluarga klien yaitu :

  1. Sering dilakukanya komunikasi tentang hobi, hal-hal yang disukai, atau pengalaman-pengalaman yang menyenangkan pasien
  2. Mendengarkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien.
  3. Bisa menjaga privasi dengan permasalahan yang diceritakan oleh klien.
  4. Bersikap empati/memahami perasaan dan pikiran klien.
  5. Memberikan apresiasi atas usaha klien dalam penyembuhannya (pujian, pelukan, hadiah)
  6. Mengajak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya atau berkunjung ke keluarga besarnya
  7. Memberikan bantuan dalam beberapa aktivitas klien, misalnya mengingatkan jadwal meminum obat, memberitahu cara-cara melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, minat, serta bakat pasien
  8. Memberikan aktivitas/kegiatan yang positif dan mampu dilakukan pasien, misalnya membuat kerajinan tangan, berolahraga, membantu pekerjaan rumah, dan sebagainya.

B.      Tugas Kesehatan Keluarga

1.      Mengenal masalah kesehatan keluarga

2.      Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat

3.      Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

4.      Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan .

C.      Tujuan Edukasi kesehatan

1.      Edukasi kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi edukasi kesehatan bertujuan untuk mengunggah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan penigkatan kesehatan bagi dirinya sendiri maupun ODGJ.

2.      Edukasi kesehatan dalam faktor-faktor enabling (penguat) Bentuk edukasi kesehatan ini dilakukan agar masyarakat dapat memberdayakan masyarakat agar mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan dengan cara memberikan kemampuan dengan cara bantuan teknik, memberikan arahan, dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana pada ODGJ.

3.      Edukasi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin) edukasi kesehatan pada faktor ini bermaksud untuk mengadakan pelatihan bagi keluarga dengan tujuan agar sikap dan perilaku keluarga baik dalam merawat ODGJ.

D.        Model Edukasi Keluarga Untuk Klien Gangguan Jiwa

1.      Pengkajian Masalah Keluarga, meliputi penyampaian tujuan dan kontrak program edukasi dengan keluarga.

2.      Perawatan Klien Gangguan Jiwa, meliputi penyampaian materi tentang gangguan jiwa yang dialami oleh klien yaitu materi tentang pengertian, gejala, etiologi, prognosis, intervensi dan terapi yang dapat diberikan kepada klien gangguan jiwa yang disertai dengan informasi dan demonstrasi serta role play tentang cara merawat klien dengan gangguan jiwa di rumah.

3.      Manajemen Stres Keluarga, meliputi materi tentang manajemen stres yang dialami oleh keluarga klien gangguan jiwa, hambatan dan cara mengatasinya disertai dengan diskusi .

4.      Manajemen Beban Keluarga, meliputi tanda-tanda beban dan cara mengatasi beban yang dialami akibat adanya anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa, cara berkomunikasi serta latihan asertif bagi keluarga untuk mengungkapkan perasaan masing-masing disertai dengan diskusi .

5.      Pemberdayaan Komunitas meliputi hambatan dalam merawat klien gangguan jiwa di rumah.

 

 

Daftar Pustaka

Diakses pada 25 November 2022 http://eprintslib.ummgl.ac.id/2782/1/15.0601.0108_BAB%20I_BAB%20II_BAB%2...

Diakses Pada 25 November 2022 https://rsud.bontangkota.go.id/2021/04/09/peran-keluarga-pada-penderita-gangguan-jiwa-odgj/

Diakses Pada 25 November 2022 https://rp2u.unsyiah.ac.id/uploads/Hasmila_laporan1.pdf

DiaksesPada 25 november 2022 http://eprintslib.ummgl.ac.id/2782/1/15.0601.0108_BAB%20I_BAB%20II_BAB%2...

 

 

 

Penulis: 
Ns. Monalisa, AMK, S.Kep
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

02/12/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
29/11/2024 | Gita Riskika,S.Farm.
28/11/2024 | Rakhmawati Tri Lestari, S.Psi., M.Psi.
28/11/2024 | Zurniaty, , S. Farm., Apt
26/11/2024 | Ns..Sri Rahmawat,AMK,S.Kep.
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori