Seringkali masyarakat awam sulit membedakan antara bipolar dan masalah kepribadian ganda.Padahal keduanya berberda.Mungkin kamu sering merasa perubahan mood atau suasana hati yang drastis dan cepat.Sebentar tertawa kemudian tiba-tiba sangat sedih sampai mengeluarkan air mata.Nah, mungkin ini adalah gejala awal kamu mengidap bipolar.
Bipolar merupakan sebuah istilah yang belakangan ini populer di masyarakat. Sesuai dengan namanya, bi artinya dua dan polar artinya kutub, orang dengan bipolar akan mengalami situasi emosi yang sangat ekstrem, pada kutub yakni mania dan depresi.
Lebih jelasnya,Bipolar disorder atau gangguan bipolaradalah masalah mental yang menyebabkan perubahan suasana hati secara drastis. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya pada suatu saat merasa sangat bahagia (mania atau hipomania), lalu kemudian di waktu lain berubah menjadi sangat sedih dan putus asa (depresi).
Sebetulnya, apa penyebab bipolar dan bagaimana cara menanganinya? Mari simak ulasan berikut ini untuk mengetahui penjelasan lengkap dari gangguan bipolar.
Apa itu Bipolar?
Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah gangguan mental yang dapat memengaruhi perubahan suasana hati, konsentrasi, dan tingkat aktivitas seseorang secara tiba-tiba.Gangguan mental ini perlu segera ditangani dengan tepat karena dapat memengaruhi produktivitas hingga meningkatkan risiko keinginan bunuh diri pada penderitanya.
Bipolar adalah masalah mental yang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:
Bipolar I disorder (bipolar tipe I): Jenis bipolar yang tergolong paling parah. Kondisi ini ditandai dengan satu atau lebih fase mania (perasaan bahagia dan bersemangat ekstrem) yang dapat diikuti dengan hipomania (bentuk mania yang lebih ringan) ataupun depresi.
Bipolar II disorder (bipolar tipe II): Penderita bipolar tipe II setidaknya mengalami satu fase hipomania dan satu fase depresi, namun tidak pernah terjadi fase mania. Pada beberapa kasus, bipolar tipe II dapat berkembang menjadi bipolar tipe I.
Cyclothymic disorder (gangguan siklotimia): Jenis bipolar yang tergolong langka. Kondisi ini ditandai dengan banyak fase hipomania dan depresi yang terjadi secara berulang selama 2 tahun atau selama 1 tahun pada masa kanak-kanak atau remaja.Gejala gangguan siklotimia cenderung lebih ringan daripada bipolar tipe I atau tipe II.Namun, gangguan siklotimia juga dapat berkembang menjadi bipolar tipe I dan II.
Jenis bipolar lainnya: Bipolar ini biasanya ditandai dengan perubahan suasana hati secara drastis, namun tidak sesuai dengan kriteria bipolar tipe I, tipe II, ataupun gangguan siklotimia. Kondisi ini biasanya dipicu oleh konsumsi obat-obatan, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, ataupun kondisi medis tertentu.
Penyebab Gangguan Bipolar
Belum diketahui secara pasti apa penyebab dari bipolar disorder. Namun, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
Pernah mengalami kejadian traumatis, seperti kekerasan fisik, bencana alam, ataupun kecelakaan lalu lintas.
Stres berat yang bisa dipicu oleh kehilangan orang yang dicintai atau karena masalah keuangan.
Gangguan tidur.
Ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak (neurotransmitter) yang terkait dengan suasana hati, seperti serotonin, noradrenalin, dan dopamin.
Menderita kondisi medis tertentu yang tidak kunjung sembuh.
Terdapat riwayat keluarga dengan gangguan bipolar.
Penyalahgunaan NAPZA.
Kecanduan minuman beralkohol.
Gejala Gangguan Bipolar
Gejala utama gangguan bipolar adalah perubahan suasana hati secara drastis.Perubahan suasana hati tersebut dapat dibedakan menjadi dua fase, yaitu fase mania/hipomania serta fase mayor depresi (major depressive episode).Berikut masing-masing penjelasannya.
Fase Mania dan Hipomania
Mania dan hipomania merupakan dua fase yang berbeda, namun memiliki gejala yang serupa.Umumnya, fase mania cenderung lebih parah daripada fase hipomania dan dapat menimbulkan perubahan suasana hati yang lebih ekstrem hingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.Mania juga dapat memicu seseorang tidak bisa membedakan imajinasi dari realita (psikosis) sehingga memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
Adapun sejumlah gejala umum dari fase mania dan hipomania adalah sebagai berikut:
Sangat bahagia.
Terlalu bersemangat.
Berbicara sangat cepat.
Memiliki rasa percaya diri yang berlebihan.
Harga diri yang melambung.
Kebutuhan tidur berkurang.
Dorongan untuk terus berbicara atau menjadi lebih banyak bicara dari biasanya.
Perhatian mudah teralihkan.
Membeli barang-barang yang tidak diperlukan dan menghambur-hamburkan uang secara tidak terkendali.
Melakukan perilaku seksual yang berisiko tinggi seperti bergonta ganti pasangan tanpa menggunakan pengaman (kondom).
Fase Depresi Mayor (Major Depressive Episode)
Beberapa gejala umum yang kerap terjadi saat penderita bipolar mengalami fase depresi mayor adalah sebagai berikut:
Merasa sangat sedih dan putus asa.
Mudah lelah.
Kesulitan untuk menjaga fokus dan konsentrasi.
Tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas apapun.
Gangguan tidur, seperti insomnia atau bangun terlalu dini.
Pesimis.
Muncul keinginan untuk melakukan self harm ataupun bunuh diri.
Merasa diri sendiri tidak berharga atau merasa bersalah yang berlebihan.
Penurunan berat badan yang terkait dengan depresi.
Komplikasi Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar yang tidak ditangani dengan tepat dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya hingga memicu terjadinya sejumlah komplikasi, seperti:
Halusinasi.
Berdampak pada hubungan sosial.
Tindakan kriminal.
Percobaan bunuh diri.
Prestasi kerja atau akademik yang buruk.
Diagnosis Gangguan Bipolar
Diagnosis bipolar disorder biasanya akan melibatkan sejumlah prosedur pemeriksaan, seperti anamnesis atau wawancara medis, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, hingga tes psikologis.
Wawancara medis dengan pasien untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien dan keluarga, jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi, serta keluhan yang dialami oleh pasien.
Pemeriksaan fisik untuk memeriksa kondisi fisik pasien secara menyeluruh.
Tes laboratorium, seperti tes darah dan lain-lain, untuk mengetahui apakah gejala gangguan bipolar yang timbul disebabkan oleh kondisi medis tertentu.
Tes psikologis. Melalui pemeriksaan ini, dokter akan mengarahkan pasien untuk mengisi kuesioner untuk mengetahui kondisi kejiwaan pasien.
Setelah itu, seluruh hasil pemeriksaan tersebut akan dibandingkan dengan kriteria gangguan bipolar berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Hal ini dapat dilihat dari frekuensi fase mania, hipomania, dan depresi mayor yang dialami oleh pasien.
Pasien dapat didiagnosis mengidap gangguan bipolar apabila merasakan setidaknya tiga gejala fase mania dalam kurun waktu satu minggu, tiga gejala fase hipomania selama 4 hari berturut-turut, dan/atau lima gejala fase depresif dalam kurun waktu 2 minggu.
Cara Mengatasi Gangguan Bipolar
Bipolar adalah kondisi yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya.Namun, pengobatan gangguan bipolar tetap perlu dilakukan untuk mengendalikan gejala yang dialami oleh pasien serta mencegah perburukan kondisi. Adapun sejumlah penanganan medis yang umum dilakukan untuk menangani gangguan bipolar adalah:
1. Pemberian Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang dapat diresepkan oleh dokter untuk menangani gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
Mood stabilizers, seperti lithium dan lamotrigine untuk membantu mengendalikan perubahan suasana hati.
Obat antikejang, seperti asam valproat, untuk membantu mengurangi aktivitas zat kimia pada otak yang dapat memicu gejala gangguan bipolar.
Antipsikotik, seperti quetiapine, risperidone, dan aripiprazole, untuk mengurangi gejala halusinasi dan delusi.
Antidepresan, seperti sertraline, fluoxetine, dan escitalopram.
2. Psikoterapi
Psikoterapi adalah terapi yang dilakukan untuk membantu pasien agar dapat mengenali emosi, perilaku, dan pikirannya.Berikut adalah beberapa jenis psikoterapi yang umum dilakukan untuk menangani bipolar.
Cognitive behavioral therapy (CBT): Terapi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi perilaku pasien yang dapat memicu gejala gangguan bipolar. Interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT): Jenis psikoterapi untuk membantu pasien dalam mengatur aktivitas sehari-hari seperti bangun tidur dan makan. Aktivitas yang dijalani secara konsisten diketahui mampu membantu mengendalikan gejala gangguan bipolar.
Psikoedukasi untuk mengedukasi penderita gangguan bipolar agar dapat mengidentifikasi masalah serta merencanakan langkah pencegahan kekambuhan.Selain itu, psikoedukasi juga dapat dilakukan pada keluarga atau orang di sekitar pasien agar dapat memberikan dukungan penuh pada pasien dengan gangguan bipolar.
3. Rehabilitasi
Jika bipolar disorder disebabkan oleh ketergantungan terhadap zat-zat tertentu, seperti narkoba atau alkohol, maka dokter akan menganjurkan pasien untuk menjalani rehabilitasi guna mengendalikan ketergantungan tersebut.
4. Perawatan di Rumah Sakit
Pada kasus yang parah, terutama jika menimbulkan gejala yang dapat melukai diri sendiri dan orang lain, maka pasien bipolar perlu menjalani rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan dan pengobatan secara berkala.