FACTITIOUS DISORDER

Pernahkah kamu mendengar istilah factitious disorder? Factitious disorder atau gangguan buatan merupakan sebuah penyakit mental serius di mana seseorang bertindak seolah-olah mereka memiliki penyakit fisik atau psikologis. Seseorang yang mengidap factitious disorder sengaja menghasilkan gejala penyakit untuk tujuan menerima perawatan dan perhatian dalam pengaturan medis. Penderita gangguan mental ini bahkan rela menjalani tes yang menyakitkan atau berisiko untuk mendapatkan simpati dari orang lain. Selain itu, factitious disorder terkait dengan kesulitan emosional yang parah dan kemungkinan pasien melukai diri mereka sendiri dengan terus menghasilkan lebih banyak gejala. Akibatnya, mereka menjalani prosedur dan operasi yang tidak perlu.

Jenis-jenis factitious disorder :

  1. Gangguan buatan yang dipaksakan pada diri sendiri Jenis ini mencakup pemalsuan tanda dan gejala psikologis atau fisik. Contoh gangguan buatan psikologis meniru perilaku yang khas dari penyakit mental, seperti skizofrenia. Orang tersebut mungkin tampak bingung, membuat pernyataan yang tidak masuk akal, dan melaporkan halusinasi (pengalaman merasakan hal-hal yang tidak ada).
  2. Gangguan buatan yang dikenakan pada orang lain Orang dengan gangguan ini menghasilkan atau mengarang gejala penyakit pada orang lain di bawah perawatan mereka. Sasaran mereka termasuk anak-anak, orang dewasa lanjut usia, difabel, atau hewan peliharaan.

Penyebab

Belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti dari factitious disorder. Namun, gangguan tersebut bisa dipicu oleh kombinasi dari faktor psikologis seseorang dan pengalaman hidupnya.

Adapun faktor pemicu yang meningkatkan risiko gangguan mental ini, antara lain:

  • Trauma masa kecil, seperti pelecehan emosional, fisik atau seksual.
  • Penyakit serius selama masa kanak-kanak.
  • Kehilangan orang yang dicintai.
  • Merasa diabaikan oleh orang terdekat,
  • Merasa rendah diri.
  • Memiliki gangguan kepribadian.
  • Depresi.

Gejala

Gejala yang menyertai pengidap factitious disorder, meliputi:

  • Berbohong tentang gejala
  • Meniru gejala penyakit tertentu
  • Menyakiti diri sendiri untuk gejala
  • Mengubah tes diagnostik (seperti mencemari sampel urin atau merusak luka untuk mencegah penyembuhan)
  • Bersedia menjalani tes dan operasi yang menyakitkan atau berisiko untuk mendapatkan perhatian khusus
  • Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidak percaya bahwa mereka memiliki gangguan buatan.
  • Bahkan, mereka mungkin tidak sepenuhnya menyadari mengapa mereka menyebabkan penyakitnya sendiri.
  • Banyak orang dengan factitious disorder mungkin juga menderita gangguan mental lainnya, terutama gangguan kepribadian atau identitas.

Pengobatan yang dilakukan

Pengidap sebenarnya tidak sakit, tapi sering mencari cara agar mendapatkan pengobatan terkait gangguan yang mereka perankan. Salah satu langkah pengobatan efektif adalah melakukan pendekatan.

Pengidap tidak menerima tuduhan langsung terkait dengan gangguan mental yang mereka alami. Ini justru membuat mereka marah dan mengakhiri sesi konsultasi dengan tim medis serta mencari tempat pengobatan lain.

Karena itu, langkah pengobatan dilakukan dengan proses pendekatan. Ini berfokus pada pengelolaan kondisi sehingga intensitas gejala yang dialami berkurang. Adapun prosedur perawatannya, antara lain:

  • Memiliki satu dokter perawatan. Satu dokter ini bertugas untuk mengawasi, memantau dan membantu mengelola gejala. Cara ini juga bertujuan untuk mencegah pengidap mengunjungi dokter di banyak rumah sakit.
  • Psikoterapi. Terapi bicara yang dikombinasikan dengan terapi perilaku dapat membantu mengendalikan stres. Ini juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dalam mengatasi gejala.
  • Obat-obatan. Prosedur ini bertujuan untuk mengobati gangguan kesehatan mental tambahan, seperti depresi atau kecemasan.
  • Rawat inap. Dalam kasus yang parah, pengidap disarankan untuk tinggal sementara di rumah sakit jiwa. Ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perawatan yang diberikan.

Tanda peringatan :

Ada tanda-tanda peringatan khas yang ada pada pengidap factitious disorder, antara lain:

- Riwayat medis yang dramatis tetapi tidak konsisten

- Gejala tidak jelas yang tidak dapat dikendalikan, menjadi lebih parah atau berubah

- Kekambuhan yang tidak dapat diprediksi setelah perbaikan kondisi

- Kehadiran banyak bekas luka bedah

- Munculnya gejala baru atau tambahan setelah hasil tes negatif

- Kehadiran gejala hanya ketika pasien sendirian atau tidak diamati

- Kesediaan atau keinginan untuk menjalani tes kesehatan, operasi, atau prosedur lainnya

- Keengganan pasien untuk mengizinkan profesional kesehatan bertemu atau berbicara dengan anggota keluarga, teman, dan penyedia layanan kesehatan sebelumnya

- Pasien tiba-tiba menjadi lebih sakit saat mereka akan keluar dari rumah sakit.

Perawatan utama untuk factitious disorder adalah psikoterapi (sejenis konseling). Perawatan kemungkinan akan fokus pada perubahan pemikiran dan perilaku individu dengan gangguan, seperti terapi kognitif-perilaku. Terapi keluarga juga dapat membantu dalam mengajar anggota keluarga untuk tidak menghargai atau memperkuat perilaku orang dengan gangguan tersebut.

 

 

Daftar Pustaka

Di Akses pada 12 Desember 2022 , pukul 18.30 wib https://www.kompas.com/parapuan/read/532926021/mengenal-factitious-disorder-gejala-pura-pura-memiliki-gangguan-mental
Di Akses pada 12 Desember 2022, pukul 19.10 wib https://www.halodoc.com/artikel/ini-penyebab-dan-cara-mengatasi-factitious-disorder

Penulis: 
Pamela K.Dewi., S.Kep
Sumber: 
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Artikel

25/03/2024 | Dwi Nopri Sakti,S.Kep.,Ns
25/03/2024 | SARI ANGGUN F.R, S.Kep, Ners
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt
30/06/2016 | Wieke Erina Ariestya, S.Kep.Ners
30/11/2022 | Zurniaty, S. Farm., Apt
18/06/2022 | Gita Riskika,S.Farm.,Apt

ArtikelPer Kategori