Penyakit gangguan kejiwaan tidak memandang usia. Penyakit ini bisa menyerang berbagai kalangan baik usia muda maupun usia lansia. Untuk tahap awal, konsultasi rutin dengan profesional adalah jawaban utama untuk menangani penyakit tersebut. Pendampingan dan pengawasan lebih oleh keluarga juga turut membantu menenangkan pasien. Hal ini terbukti efektif pada beberapa pasien dengan gejala awal.
Namun, pada beberapa pasien khususnya gejala lanjut, kedua hal tersebut tidak cukup mengatasi. Maka dibuatlah obat untuk menangani penyakit gangguan kejiwaan. Sejauh ini, obat yang sering digunakan adalah fluoksetin. Lantas, apakah benar fluoksetin efektif mengobati berbagai macam penyakit kejiwaan? Melalui artikel ini, pertanyaan tersebut diharap bisa terjawab dengan mengetahui apa itu fluoksetin, cara kerja fluoksetin dalam tubuh, apa saja penyakit-penyakit yang bisa ditangani dengan fluoksetin, dan efek samping dari penggunaan fluoksetin.
Definisi Umum Fluoksetin
Fluoksetin merupakan salah satu obat antidepresan. Sesuai namanya, obat ini dibuat untuk mengatasi gejala pada penyakit depresi. Obat ini memiliki nama senyawa n-metil-3-fenil-3-[4-(trifluorometil)fenoxy]propan-1-amina dan sinonim Fluoxetine. Fluoksetin termasuk ke dalam obat golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat pada golongan tersebut paling sering digunakan untuk penanganan penyakit-penyakit depresi. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi depresi, serangan panik, gangguan obsesif kompulsif (obsessive-compulsive disorder), gangguan makan tertentu (bulimia), dan kondisi parah pada sindrom pramenstruasi (premenstrual dysphoric disorder). Tidak hanya itu, obat ini dapat meningkatkan mood atau suasana hati, tidur, nafsu makan, dan tingkat energi Anda. Selain itu, fluoxetine juga dapat membantu meningkatkan semangat dan gairah hidup Anda. Obat ini dapat menurunkan rasa takut, kecemasan, pikiran yang tidak diinginkan, dan serangan panik. Fluoxetine juga dapat mengurangi gejala PMS seperti mudah marah, nafsu makan meningkat, dan depresi. Obat ini dapat menurunkan perilaku memilih-milih makanan pada kondisi bulimia. Jika Anda hendak membeli obat ini, Anda harus menyertakan resep dokter. Jadi, Anda tidak bisa mendapatkannya secara bebas di apotek.
Cara Kerja Fluoksetin dalam Tubuh
Obat golongan SSRI bisa bekerja melalui pencegahan terjadinya reuptake serotonin. Proses kerja obat ini dilakukan melalui inhibisi atau penghambatan pada serotonin transporter (SERT). Sama seperti obat golongan SSRI lainnya, fluoksetin beroperasi melalui penghambatan serotonin transporter (SERT). SERT yang dimaksud merupakan serangkaian protein berikatan kovalen yang mengikat karbohidrat, glikan, dan beberapa protein lainnya atau biasa disebut glikoprotein. Glikoprotein SERT ini terletak pada syaraf-syaraf otak, lebih tepatnya pada terminal akson dan badan sel neuron serotonergik. Apabila SERT bertemu serotonin, bisa muncul suatu pergantian yang menyebabkan serotonin berpindah pada inti sel. Setelahnya, SERT akan membuat serotonin dilepaskan dalam cairan intraseluler.
Penyakit-Penyakit yang Bisa Ditangani dengan Fluoksetin
Fluoksetin merupakan obat antidepresan yang paling sering digunakan untuk penyakit-penyakit depresi. Selain untuk depresi, fluoksetin dan obat golongan SSRI lainnya juga diindikasikan untuk gangguan obsesif kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD), gangguan panik, premenstrual dysphoric disorder, dan bulimia nervosa (Katzung, Masters, Trevor, 2012: 12). Hal ini sejalan dengan yang disebutkan pada laman PIONAS (Pusat Informasi Obat Nasional) dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), Mereka menyatakan fluoksetin bisa digunakan untuk indikasi penyakit depresi berat, OCD, premenstrual dysphoric disorder, bulimia nervosa, gangguan panik, dan depresi pada gangguan bipolar (2015).
Dosis Fluoxetine
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Bagaimana dosis fluoxetine untuk orang dewasa?
Dosis dewasa untuk bulimia
Immediate-release oral formulations
- Rekomendasi dosis: 60 mg secara oral sekali sehari.
Dosis dewasa untuk depresi
Immediate-release oral formulations
- Dosis awal: 20 mg secara oral sekali sehari, tetapi dapat ditingkatkan setelah beberapa minggu jika tidak terjadi perubahan berarti.
- Dosis perawatan: 20-60 mg secara oral per hari.
- Dosis maksimum: 80 mg secara oral per hari.
Delayed release oral capsules
- Dosis awal: 90 mg secara oral sekali seminggu, dimulai tujuh hari setelah dosis penggunaan dosis fluoxetine 20 mg sebelumnya.
Dosis dewasa untuk obsesif kompulsif disorder
Immediate-release oral formulations
- Dosis awal: 20 mg per oral sekali sehari, meningkat setelah beberapa minggu jika tidak terlihat perbaikan klinis.
- Dosis pemeliharaan: 20-60 mg per oral per hari
- Dosis maksimum: 80 mg secara oral per hari
Dosis dewasa untuk gangguan panik
Immediate-release oral formulations
- Dosis awal: 10 mg per oral sekali sehari, meningkat setelah satu minggu sampai 20 mg oral sekali sehari
- Dosis pemeliharaan: 20-60 mg per oral per hari
- Dosis maksimum: 60 mg secara oral per hari
Dosis dewasa untuk premenstrual dysphoric disorder
Immediate-release oral formulations
- Dosis awal: 20 mg secara oral sekali sehari pada setiap hari dari siklus menstruasi atau sekali sehari mulai 14 hari sebelum dimulainya menstruasi hingga hari pertama menstruasi, dan diulang setiap siklus baru.
- Dosis pemeliharaan: 20-60 mg per hari baik untuk penggunaan terus menerus atau berselang.
- Dosis maksimum: 80 mg secara oral per hari
- Durasi: 20 mg dosis harian telah terbukti efektif hingga 6 bulan pengobatan
Bagaimana dosis fluoxetine untuk anak-anak?
Dosis anak-anak untuk depresi
Untuk usia 8-18 tahun:
- Dosis awal: 10 sampai 20 mg secara oral sekali sehari; 10 mg dosis harian dapat ditingkatkan setelah satu minggu sampai 20 mg oral sekali sehari.
- Dosis awal: 10 mg secara oral sekali sehari, meningkat menjadi 20 mg secara oral sekali sehari setelah beberapa minggu jika tidak terlihat perbaikan klinis.
- Dosis pemeliharaan: 10-20 mg per oral sekali sehari.
Dosis anak-anak untuk obsesif kompulsif disorder
Untuk usia 7 sampai 18 tahun:
- Remaja dan anak-anak dengan berat badan yang lebih tinggi:
- Dosis awal: 10 mg secara oral sekali sehari, meningkat menjadi 20 mg secara oral sekali sehari setelah 2 minggu
- Dosis pemeliharaan: 20-60 mg secara oral per hari
- Dosis maksimum: 60 mg secara secara per hari
- Anak dengan berat badan lebih rendah:
- Dosis awal: 10 mg secara oral sekali sehari, meningkat setelah beberapa minggu jika tidak terlihat perbaikan klinis
- Dosis pemeliharaan: 20-30 mg secara oral sekali sehari
- Dosis maksimum: 60 mg secara oral per hari.
Dalam dosis apakah fluoxetine tersedia?
- Kapsul, Oral: 10 mg, 20 mg, 40 mg
- Kapsul pemberian ditunda, Oral: 90 mg
- Larutan, Oral: 20 mg/5 mL (5 mL, 120 mL)
- Tablet, Oral: 10 mg, 20 mg, 60 mg
Efek Samping Penggunaan Fluoksetin
Sindrom serotonin adalah salah satu efek samping penggunaan fluoksetin dengan tingkat bahaya tertinggi. Sedangkan efek samping fluoksetin dengan kemunculan paling sering adalah yang berhubungan dengan gastrointestinal dan sistem saraf pusat. Apabila dibandingkan obat antidepresan golongan trisiklik seperti amitriptyline, obat SSRI mempunyai efek samping yang lebih ringan sehingga kepatuhan obatnya lebih baik dibandingkan golongan trisiklik (Supriyanto, 2019). Sejauh ini, masih belum ditemukan penelitian terbukti klinis yang spesifik menunjukkan fluoksetin efektif dan lebih baik dibandingkan antidepresan golongan trisiklik. Namun fluoksetin terbukti secara klinis memiliki kemampuan toleransi lebih baik dan tingkat kematian pasien overdosis obat rendah. Fluoksetin juga dinilai lebih aman digunakan pasien pengidap penyakit jenis kardiovaskular. Selain itu, banyaknya berat badan yang meningkat pada pasien konsumen fluoksetin juga terbukti relatif lebih rendah
Kesimpulannya, fluoksetin cukup efektif untuk bekerja sebagai obat penyakit-penyakit gangguan kejiwaan. Penyakit yang dimaksud adalah penyakit gangguan panik, OCD, bulimia nervosa, premenstrual dysphoric disorder, depresi pada gangguan bipolar, dan depresi berat. Fluoksetin disebut sebagai obat antidepresan yang efektif karena apabila dibandingkan dengan obat SSRI lainnya, fluoksetin mempunyai profil efek samping yang lebih ringan. Hal ini menyebabkan fluoksetin memiliki efktivitas obat lebih bagus daripada obat golongan sama lainnya. Melalui berbagai penelitian yang telah dilakukan, Fluoksetin juga telah terbukti secara klinis memiliki kemampuan toleransi yang lebih baik, tingkat kematian overdosis obat lebih rendah, lebih aman digunakan pada pasien dengan penyakit sistem kardiovaskular, dan berat badan pasien meningkat lebih rendah.