Kesehatan jiwa adalah kondisi seorang individu dapat berkembang secara fisik, spiritual, mental dan sosial sehingga dapat menyadari kemampuannya sendiri, mengatasi tekanan maupun masalah, dapat bekerja secara produktif serta mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya. Selain itu, kesehatan jiwa merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat penting dan harus mendapatkan perhatian khusus dari kita semua.
Seseorang yang mengalami gangguan dalam pikiran, tingkah laku dan perasaan membentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan prilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia disebut Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Gangguan jiwa berat ditandai dengan terganggunya kemampuan menilai realita atau pasien mengalami insight yang buruk disertai gejala seperti halusinasi, ilusi, waham, gangguan proses pikir dan kemampuan berpikir serta tingkah laku yang aneh. Sekumpulan gejala dari gangguan jiwa berat ini dikenal dengan Skizofrenia.
Selain itu, skizofrenia memiliki suatu siklus yaitu kekambuhan dan remisi. Hal inilah yang menjadi beban berat bagi penderita dan meningkatkan resiko resitensi terhadap pengobatan, memperberat stigma, serta bagi keluarga pasien dapat meningkatkan stress emosional dan ekonomi.
Dukungan sosial sendiri merupakan suatu bentuk perhatian, bantuan maupun dorongan yang diberikan oleh orang terdekat seperti keluarga, teman, tetangga, tenaga Kesehatan maupun pekerja sosial agar pasien atau klien merasa berharga, dicintai, diterima lingkungan dan berkeinginan kuat untuk pulih. Gambaran dukungan sosial yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Dukungan emosional
Dukungan ini meliputi ungkapan rasa empati, kepedulian dan perhatian terhadap klien. Terutama perhatian terhadap kondisi klien. Hal ini dikarenakan mood klien yang sering berubah, tidak menentu dan sulit ditebak. Sehingga, ketika klien mendapatkan pengertian atas masalah yang dialami atau didengarkan keluhannya, klien akan merasa lebih tenang dan nyaman.
2. Dukungan apresiasi
Dukungan ini dapat diberikan melalui ungkapan positif atau pujian ataupun penghargaan positif dan dorongan untuk maju atas hal postif yang telah ia lakukan. Dukungan jenis ini, akan membangun perasaan berharga, kompeten dan bernilai. Sehingga klien merasa diakui dan diapresiasi kerjakeras nya.
3. Dukungan indstrumental atau konkrit
Contoh dukungan konkrit yang diberikan ketika klien sedang di rawat di Rumah Sakit yaitu klien mendapatkan makan 3 kali sehari, pengobatan yang teratur sebagai upaya untuk pemulihan, pakaian yang bersih dan diganti minimal 2 kali sehari, serta kamar atau bangsal yang nyaman dan bersih. Ketika klien menderita penyakit fisik (saat klien di rawat, klien mengalami masalah Kesehatan fisik), Rumah Sakit akan memfasilitasi klien untuk di rujuk ke Rumah sakit untuk mengatasi penyakit fisiknya. Selain itu, untuk memfungsikan kembali klien agar mampu melakukan berbagai hal sendiri, Rumah Sakit mengadakan bimbingan psikologis, kesehatan, dan agama. Terakhir, rumah sakit memulangkan klien ke keluarga ketika kondisinya sudah pulih.
4. Dukungan informatif
Dukungan jenis ini meliputi pemberian nasihat serta saran atau umpan balik kepada individu. Adanya dukungan informatif ini, akan membantu individu memahami situasi dan mencari solusi atau alternatif tinndakan atau solusi dari permasalahan. Bisa juga terkait kepatuhan minum obat ketika klien sudah pulang kerumah serta cara penegmbangan diri.
5. Dukungan jaringan sosial
Dukungan yang diberikan adalah dengan membawa pasien kedalam lingkungan masyarakat dan menganjurkan klien untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Hal ini, dapat membantu klien untuk mengalihkan perhatiannya dari permasalahan yang sedang dialami dengan meningkatkan suasana hati yang positif.
Dukungan-dukungan sosial yang diberikan kepada klien dengan Skizofrenia sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan (pulih) klien. Selain itu, keluarga, teman dan petugas medis memiliki peran penting yang tidak bisa diabaikan. Klien mendapatkan mendapatkan penanganan yang tepat di fasilitas Kesehatan sehingga gangguan yang diderita dapat menjadi lebih baik dan kekambuhan klien dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningrum, Pratiwi & Syafiq, Muhammad. (2022). Gambaran Dukungan Sosial Terhadap Gangguan Jiwa Terlantar. Diakses 15 November 2022 https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49271/1/SINTA%20SARASWATI-FDK.pdf
Eni, Kadek Yah & Herdianto, Yohanes Kartika. (2018). Dukungan Sosial Keluarga Terhadapa Pemulihan Orang dengan Skizofrenia (ODS) di Bali. Diakses 15 November 2022 https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/download/43248/26274/
Herliansyah, Dedeh. (2019). Dukungan Sosial Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Jiwa Soerapto Bengkulu. Diakses tanggal 16 November 2022 http://repository.iainbengkulu.ac.id/3811/1/DEDEH%20HERLYANSYAH.pdf
Zaman, Badrul & Miniharianti. (2022). Peningkatan Dukungan Sosial dan Stigma Terhadap Kualitas Hidup Penderita Skizofrenia. Diakses 16 November 2022. https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/996/654