Ns,Sapri Rahman, AMK, S.Kep
Menurut undang – undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa merupakan sebuah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual maupun sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan andil untuk komunitasnya. Hal itu juga berarti kesehatan mental mempunyai pengaruh terhadap fisik seseorang dan juga akan mengganggu dapat mempengaruhi produktivitas. Sebuah survei yang dilakukan oleh I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022 menunjukkan sebanyak 15.5 juta atau sekitar 34.9% remaja mengalami masalah kesehatan mental. Kemudian, data dari WHO juga menunjukkan 1 di antara 7 anak berusia 10-19 tahun mengalami masalah kesehatan mental. Kesehatan mental ini sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Ganguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapapun, dang yang paling berpengaruh pada remaja yaitu terkait Kesehatan mental yang disebabkan oleh adanya depresi.
Depresi merupakan gejala yang ditandai dengan adanya stres dan kecemasan yang berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunya kualitas fisik. Pencegahan depresi dapat dilakukan dengan cara pengelolaan stres. Pengelolaan tingkat stres masing – masing individu berbeda, ada yang mengelola tingkat stres dengan melakukan kegiatan yang disukai seperti hobi, melakukan kegiatan refreshing, mendekatkan diri dalam konteks spiritual keagamaan, hingga bercerita kepada orang lain untuk mengurangi beban stres. Akan tetapi pemahaman akan kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah. Masyarakat cenderung memberi stigma negatif terhadap orang dengan gangguan mental atau jiwa yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib, anggapan akan orang gila. Selain itu masyarakat yang kurang dengan pemahaman terkait tanda – tanda gangguan mental seperti depresi, yang mana depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering ditemukan dan paling sering terjadi. Hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan mental yang terganggu cenderung susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih tertekan akan stigma yang masyarakat berikan .
Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh siswi SMP di kawasan Jakarta Timur, SN (14) beberapa waktu lalu ramai di media sosial. Sebelumnya, SN sempat dirawat intensif pada salah satu rumah sakit di kawasan Jakarta. Namun, setelah menjalani perawatan selama 2 hari, SN meninggal dunia pada Kamis (16/1) sekitar pukul 16.15 WIB. Kasus ini ramai dibicarakan sebab SN diduga tidak tahan terhadap perundungan atau bullying yang dilakukan oleh teman-temannya secara verbal di sekolah.
A. Faktor Mereka Mengalami Darurat Kesehatan Mental
1. Kondisi keuangan
2. Minder dengan pencapaian teman atau orang terdekat
3. Karier yang tidak berkembang
4. Hubungan personal dengan keluarga
5. Hubungan asmara yang berantakan
B. Peran Kesehatan Mental dalam Perkembangan Remaja
1. Membantu Membangun Hubungan yang Sehat
2. Membantu Beradaptasi
3. Memiliki Rasa Percaya Diri Tinggi
4. Mendukung Kesehatan Fisik
C. Tanda-tanda Masalah Kesehatan Mental pada Remaja
1. Kesulitan Mengendalikan Emosi
2. Mengalami Perubahan Perilaku
3. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial
4. Kehilangan Rasa Percaya Diri
5. Prestasi Menurun
6. Gangguan Makan dan Tidur
7. Gangguan Fisik
D. Cara mengatasi darurat kesehatan mental
1. Tidur yang cukup
Tak dapat dipungkiri tidur menjadi salah satu cara paling mudah yang bisa dilakukan untuk mengatasi stress, durasi atau waktu tidur disarankan setidaknya memiliki waktu tidur yang cukup selama 6-8 jam setiap harinya.
2. Merawat diri
Meluangkan waktu untuk self care atau merawat diri sendiri dapat membuat perbedaan besar dalam mengatasi stress, dimana perawatan diri merupakan kebiasaan yang berguna saat tingkat stres meningkat secara drastis.
3. Berbagi cerita dengan orang terdekat
Menghubungi teman, keluarga, atau orang terpercaya adalah salah satu cara untuk meringankan beban stres Bunda. Hal ini juga dianjurkan oleh psikolog.
4. Olahraga
Aktivitas fisik adalah pereda stres yang sangat besar. Olahraga melepaskan endorfin yang membuat seseorang merasa lebih baik, dan juga dapat berfungsi sebagai pengalihan perhatian dari kekhawatiran sehari-hari.
5. Teknik relaksasi
Indah menyarankan Bunda untuk melakukan teknik relaksasi 3-4-3, yakni tiga hitungan untuk tarik napas, empat hitungan untuk tahan napas, dan tiga hitungan untuk buang napas. Disertai juga dengan menghirup aromaterapi karena bisa membantu pikiran dan tubuh tetap rileks.
Daftar Pustaka
1. https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-kesehatan-mental-bagi-remaja
2. https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/11/27/darurat-kesehatan-mental-bagi-remaja/
3. https://www.haibunda.com/moms-life/20240123105947-76-326985/gen-z-dan-mi...

